”Link and Match” Pendidikan dan Industri Jadi Solusi SDM Unggul
Pendidikan vokasi memiliki peran yang penting dalam menciptakan SDM unggul yang siap terjun ke dunia kerja. ”Link and match” antara pendidikan vokasi dan industri merupakan solusi untuk hal tersebut.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Membangun link and match antara pendidikan vokasi dan industri dengan dunia kerja sangat diperlukan. Sekolah dan kampus vokasi harus menciptakan lulusan dengan kompetensi yang mumpuni sehingga sesuai dengan kebutuhan industri.
Direktur Kampus ASTRAtech Tony Harley Silalahi mengatakan, link and match antara pendidikan vokasi dan industri merupakan solusi untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) siap kerja. Dengan begitu, terdapat relevansi antara penempuh pendidikan vokasi dan industri yang memerlukan tenaga kerja sesuai dengan keahlian.
”Kampus ASTRAtech menerapkan kurikulum yang berorientasi terhadap industri. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata 50 persen lulusan ASTRAtech telah diserap Grup Astra dan selebihnya diserap perusahaan di luar Grup Astra,” ujar Tony saat peresmian Kampus ASTRAtech di Delta Silicon, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/5/2023).
Tony mengatakan, ASTRAtech merupakan institusi pertama di Asia yang menerapkan program sertifikasi German Bachelor Professional (Meister) bidang otomotif sesuai standar sertifikasi Meister di Jerman. Selain itu, dengan pembangunan ASTRAtech di Cikarang, kegiatan belajar akan semakin dekat dengan pusat industri sehingga tercipta sinergi antara pendidikan dan industri.
Kerap terdapat ketidaksesuaian antara kualifikasi lulusan perguruan tinggi dan pendidikan vokasi dengan kualifikasi yang diharapkan industri.
Untuk mewujudkan konsep Society 5.0, ASTRAtech juga melahirkan inovasi unggulan yang merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan pihak industri. Di antaranya berkolaborasi dengan Grup Astra melalui WINTEQ dari PT Astra Otoparts Tbk untuk mengembangkan mesin Computer Numerical Control (CNC) Multifungsi ‘INNOSTRA’.
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan, ASTRAtech memiliki delapan program D-3 dan D-4 yang terdiri dari enam program studi D-3 dan dua program studi D-4. Semua program studi tersebut dikembangkan sesuai dengan teknologi yang dibutuhkan industri.
Menurut Djony, pendidikan vokasi memiliki peran yang penting dalam menciptakan SDM unggul yang siap terjun ke dunia kerja. Ia berharap ASTRAtech dapat terus meningkatkan prestasi untuk menjadi institusi pendidikan politeknik.
”Kami berharap ASTRAtech tidak hanya menghasilkan SDM yang kompeten, terampil, dan unggul sesuai kebutuhan industri dan tenaga kerja, tetapi juga memiliki etos kerja yang tinggi dan semangat untuk mewujudkan kemajuan Indonesia,” ujar Djony.
Berdasarkan olahan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2022, jumlah pengangguran terbuka lulusan vokasi tahun 2022 sebesar 1,8 juta orang atau 22 persen dari total pengangguran. Jumlah terbanyak disumbang lulusan SMK.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies, Nadia Fairuza Azzahra, mengatakan, kerap terdapat ketidaksesuaian antara kualifikasi lulusan perguruan tinggi dan pendidikan vokasi dengan kualifikasi yang diharapkan industri.
Menurut Nadia, pemerintah perlu memperkuat koordinasi antara kurikulum pendidikan dan dunia kerja. Sebab, persoalan vokasi tidak akan bisa selesai tanpa campur tangan pemerintah.
Beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain, mengoptimalkan program link and match antara pendidikan vokasi dan industri serta meningkatkan upaya kolaborasi dan transfer pengetahuan antara akademisi dan industri. Selanjutnya, meningkatkan pengembangan keterampilan dasar, komunikasi, kepemimpinan, dan lainnya sejak jenjang sekolah agar lulusan perguruan tinggi dapat bersaing di dunia kerja.
”Soft skills adalah kemampuan yang paling dibutuhkan di dunia kerja, seperti penyelesaian masalah, kemampuan berkomunikasi, kolaborasi, literasi digital, kepemimpinan, dan kemampuan bahasa asing. Kemampuan tersebut kerap tidak dikembangkan pada tingkat perguruan tinggi ataupun pendidikan vokasi,” ujar Nadia.