Umumnya orangtua cemas ketika anak-anaknya bermain gim. Anak yang hobi bermain gim dapat diarahkan untuk berkecimpung mendalami gim sebagai industri.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak hampir tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan bermain gim di gawai atau komputer. Kesukaan anak-anak bermain gim memicu rasa khawatir para orangtua karena sering kali berdampak buruk pada perkembangan anak, terutama terkait prestasi belajar. Padahal, bermain gim bisa membuka jalan pada pilihan karir di masa depan.
Dalam webinar ”Anak Hobi Main Game! Udah Gede Mau Jadi Apa?” kerja sama Clevio dan Asosiasi Game Indonesia (AGI), Minggu (14/5/2023), Deputi Relasi Industri AGI M Ardhan Fadllurahman mengatakan, penikmat gim di dunia terus bertambah setiap tahun. Berdasarkan data Global Player Forecast 2020-2025, tahun 2020 sebanyak 2,894 miliar orang bermain gim, naik menjadi 3,28 miliar orang tahun 2022, dan diperkirakan mencapai 3,57 miliar orang pada 2025. Mereka kebanyakan secara bermain gim secara mobile.
”Di Asia Pasifik termasuk banyak yang main game, sekitar 54 persen, lalu di Timur Tengah dan Afrika sekitar 16 persen, dan terendah di Amerika Utara sekitar 7 persen. Rata-rata usia game di seluruh dunia 35 tahun ke atas,” ujar Ardhan.
Pertumbuhan industri gim menjanjikan karena peningkatannya pesat jika dibandingkan dengan musik dan film. Bahkan, banyak gim buatan Indonesia yang justru lebih dikenal di luar negeri.
”Kebutuhan talenta untuk mendukung ekosistem industri gim ini besar, tetapi saat ini masih sulit dan terbatas. Karena itu, kesukaan anak-anak Indonesia main gim perlu diarahkan dari yang berawal konsumsi atau pemain kemudian bisa menjadi pencipta gim,” kata Ardhan.
Menurut Ardhan, ekosistem industri gim di Indonesia terus tumbuh dan pertumbuhannya stabil. Tahun 2021 tercatat ada 73 perusahaan. ”Jadi, sekarang kerjaan pembuat gim sudah tidak dipertanyakan lagi kerjanya ngapain,” ujarnya.
Ardhan mengatakan, dirinya penyuka gim dan sempat dipertanyakan mau jadi apa jika sering main gim. Kini, Ardhan berkecimpung dalam sisi bisnis gim. Industri gim terbuka untuk bidang ilmu yang beragam, tergantung bidang bisnis industri gim yang dituju, mulai dari di proses pengembangan, penerbitan dan distribusi, pasar, hingga pegembangan sumber daya.
CEO dan Co-Founder Clevio Fransiska Oetami mengatakan, sebagian orangtua memahami kesenangan anak bermain gim dan memberi dukungan yang tepat. Akan tetapi, masih banyak juga orangtua yang berpandangan negatif pada anak-anak yang suka bermain gim. ”Padahal, selain ada sisi kesenangan, ternyata hobi main gim ini punya potensi di masa depan,” ujarnya.
Butuh talenta
Menurut Ardhan, anak-anak yang gemar bermain gim bisa diarahkan untuk berkecimpung di industri gim Indonesia yang banyak dibutuhkan. Selama ini, gim buatan Indonesia lebih dikenal dan diminati di luar negeri sehingga ini menjadi peluang untuk dikembangkan.
Peluang kerja di industri gim juga tidak terbatas pada pemrograman atau teknologi informasi. Mereka yang menyukai seni dan desain juga bisa bergabung, termasuk mereka yang suka dengan sains dan matematika.
Ardhan mendorong orangtua untuk tidak melarang sama sekali anak-anak bermain gim. Apalagi, jika anak terlihat suka mengeksplorasi berbagai permainan gim, mudah bosan dengan gim yang ada, dan ingin membuat gim sendiri. Ini modal yang baik untuk mendukung mereka menjadi bagian dari industri gim Indonesia.
Ardhan memahami orangtua yang khawatir anak-anak mereka kecanduan gim. Karena itu, tetap perlu diperhatikan keseimbangan antara bermain gim dan belajar ataupun kegiatan lainnya.
”Terlalu banyak main video gim tentunya tidak baik, apalagi tidak belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Jangan sampai anak adiksi sehingga tetap perlu diatur waktunya. Termasuk memainkan gim yang sesuai dengan usia anak,” papar Ardhan.
Orangtua, ujar Ardhan, justru bisa menjadikan kegiatan main gim bersama anak sebagai cara untuk memperkuat hubungan/ikatan orangtua-anak. Jika anak tertarik mendalami gim, orangtua sebaiknya membimbing dengan memberikan banyak kesempatan untuk lebih mendalami gim. Dengan demikian, orangtua pun bisa tahu apakah anak sekadar hobi bermain atau memang tertarik mendalami profesi di bidang gim.
”Anak yang menikmati gim bisa diarahkan sampai ke bikin gim. Sekarang sudah banyak pelatihan dan pendidikan yang membuka peluang bagi anak kecil untuk membuat gim. Jadi, dari main gim ini nanti bisa diarahkan untuk masuk ke profesi,” tutur Ardhan. Meski demikian, orangtua sebaiknya tidak memaksa anak.