Lebih dari 800.000 Peserta Ikut Ujian Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri
Tahun 2023, pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer atau UTBK untuk masuk perguruan tinggi negeri menyesuaikan dengan perubahan baru. Peserta menjalani tes yang sama, tidak ada pengelompokan keilmuan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer atau UTBK untuk masuk perguruan tinggi negeri dengan sistem baru dilaksanakan dalam dua gelombang mulai 8 Mei hingga 28 Mei 2023. Jumlah peserta seleksi nasional berdasarkan tes sesuai pendaftaran sebanyak 803.853 orang.
Pelaksanaan UTBK gelombang pertama pada 8-14 Mei, sedangkan gelombang kedua pada 22-28 Mei 2023. Ujian hanya dilaksanakan satu hari untuk tiap peserta karena tidak ada lagi kelompok peminatan sains dan teknologi serta sosial humaniora atau campuran. Ujian meliputi tes potensi skolastik (TPS), literasi dalam bahasa Indonesia, literasi dalam bahasa Inggris, dan penalaran matematika.
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPM) Mochamad Ashari, Jumat (5/5/2023), mengatakan, tiap hari ada dua sesi, ujian yakni sesi pagi dan sesi siang. Peserta diberikan kesempatan latihan sekitar lima menit untuk memastikan komputer yang digunakan berfungsi baik. Peserta harus sudah masuk ruang ujian pukul 06.45 waktu Indonesia barat, sedangkan waktu Indonesa tengah dan timur menyesuaikan.
”Seperti sudah disampaikan pada awal sosialisasi, akan ada penyesuaian jadwal pelaksanaan UTBK-SNBT 2023 untuk beberapa wilayah terkait dengan waktu ibadah, terutama di daerah yang termasuk WIB,” kata Ashari.
Kesiapan kampus
Universitas Indonesia sebagai salah satu pusat pelaksana UTBK mempersiapkan 31 lokasi ujian dengan 1.927 komputer yang dapat dipergunakan oleh peserta UTBK dan 263 komputer cadangan untuk mengantisipasi jika saat pelaksanaan terjadi kendala. UTBK di UI berlokasi di dua tempat, yaitu di kampus UI Depok dan Salemba. Khusus pelaksanaan UTBK bagi peserta difabel akan dilaksanakan di Fasilkom Gedung Lama, Kampus Depok, dengan total 77 peserta difabel.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Publik UI Amelita Lusia menjelaskan, sebelum ujian dimulai, beberapa aturan yang perlu diperhatikan, di antaranya para peserta diwajibkan membawa kartu tanda peserta ujian dan fotokopi ijazah SMA/SMK/MA atau sederajat yang sudah dilegalisasi. Peserta juga harus datang ke lokasi ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai.
Setelah dilakukan pemeriksaan identitas dan dokumen, para peserta diberikan kesempatan untuk melakukan latihan UTBK sesuai dengan waktu yang disediakan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa aplikasi sudah bisa digunakan dan berjalan dengan baik.
”Tata tertib lainnya yang harus diikuti oleh para peserta adalah tidak diperbolehkan membawa daftar logaritma, segala jenis kalkulator, kertas, buku dan catatan lain, alat komunikasi seperti telepon seluler, jam tangan (arloji), kamera, modem, dan sebagainya. Setiap pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku, maka peserta akan dibatalkan ujiannya,” jelas Amelita.
Selain dokumen yang disyaratkan, sebenarnya peserta tidak perlu membawa apa-apa, hanya membawa kesiapan diri.
Secara terpisah, Kepala Subdirektorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Sukarmin mengatakan, tahun ini, peserta yang memilih tes UTBK di Unesa sebanyak 23.252 orang. ”Ada kenaikan jumlah tes tahun ini. Hal ini tak lepas dari kepercayaan masyarakat ya juga bisa karena faktor kedekatan atau kemudahan akses lokasi, kenyamanan, dan sebagainya,” kata Sukarmin.
Sebagai perangkat utama, ada 9.010 komputer yang disiapkan Unesa. Jumlah itu belum termasuk komputer cadangan yang sudah disiapkan. Pihaknya juga memastikan fasilitas lainnya, seperti kelistrikan dan jaringan internet yang tersambung di laboratorium atau gedung yang digunakan sebagai lokasi tes.
Peserta dilarang membawa perangkat digital apa pun bentuknya ke dalam ruang ujian. Peserta wajib melewati pendeteksi logam yang ada di tiap ruangan tes. Setiap pintu masuk ruangan disiapkan dua pendeteksi logam dan semua peserta akan diperiksa panitia.
”Selain dokumen yang disyaratkan, sebenarnya peserta tidak perlu membawa apa-apa, hanya membawa kesiapan diri. Perlengkapan seperti pensil dan kertas buram untuk coret-coret nanti disiapkan panitia,” kata Sukarmin.
Sukarmin mengatakan, ada perbedaan mendasar skema UTBK tahun ini dengan seleksi tahun 2022. Istilah sosial dan humaniora serta sains dan teknologi yang digunakan tahun lalu sudah tidak digunakan tahun ini. Sebab, semua peserta punya kesempatan yang sama dan peluang sama dengan tes yang sama untuk masuk di program studi dan perguruan tinggi impiannya.
Materi tes tahun ini yaitu TPS untuk menguji kemampuan berpikir peserta, yaitu kemampuan memahami dan bernalar yang diperlukan untuk seseorang dapat berhasil dalam pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi. Kemampuan ini berkembang melalui proses belajar dan pengalaman-pengalaman di sekolah dan di luar sekolah.