Achmad Sujudi, Tidak Berhenti Melawan Tuberkulosis
Menteri Kesehatan periode 1999-2004 meninggal dunia, Selasa (2/5/2023). Jasa almarhum dalam pengendalian tuberkulosis di Indonesia akan terus dikenang.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Achmad Sujudi (82), Menteri Kesehatan periode 1999-2004, meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Tangerang Selatan, sekitar pukul 07.57. Almarhum dikenal sebagai sosok yang gigih dalam pengembangan manajemen rumah sakit serta pengendalian tuberkulosis di Indonesia.
Achmad Sujudi merupakan menteri kesehatan di era Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Permukiman Departemen Kesehatan.
Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Tjandra Yoga Aditama mengenang almarhum sebagai pribadi yang amat menguasai tentang manajemen rumah sakit. Pengalaman almarhum di bidang manajemen rumah sakit tidak perlu diragukan.
Sujudi sangat berpengalaman di lapangan serta pernah mengikuti pendidikan khusus manajemen rumah sakit di University of New South Wales, Sydney, Australia. Atas pengalaman itu pula, karier Sujudi di bidang perumahsakitan terus berkembang hingga akhirnya diangkat menjadi Direktur RS Umum Pusat Dr Sardjito di Yogyakarta pada 1994-1998.
Selain itu, Tjandra mengatakan, Sujudi juga dikenang sebagai seseorang yang memiliki perhatian tinggi terhadap penanggulangan tuberkulosis di Indonesia. ”Puncaknya adalah ketika Dr Sujudi diangkat sebagai Menteri Kesehatan. Beliau membentuk Gerakan Terpadu Nasional TB pada 24 Mei 1999. Ini menjadi cikal bakal kemitraan TB di Indonesia,” katanya di Jakarta, Selasa (2/5/2023). Saat pembentukan Gerakan Terpadu Nasional (Gerdunas) TB, Tjandra diangkat oleh Sujudi sebagai Ketua Tim Pakar Gerdunas.
Ia menambahkan, lewat gerakan yang diprakarsai Sujudi, pendekatan DOTS (pengamatan langsung untuk pengobatan singkat TB) mulai dilaksanakan di semua puskesmas dan rumah sakit di Indonesia. Perhatian almarhum dalam pengendalian tuberkulosis pun masih berlanjut dalam beberapa tahun terakhir.
Ketua Umum Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Raisis Panigoro menyampaikan, sejak 2017-2022, Sujudi dipilih menjadi Ketua Badan Pengawas PPTI Pusat. Sujudi dikenal sebagai sosok yang sangat aktif memberikan saran dan petunjuk mengenai rencana dan kebijakan PPTI sehingga bisa secara optimal berkontribusi dalam pengendalian tuberkulosis di Indonesia. ”Beliau sangat gigih dan mempunyai kepedulian tinggi dalam pemberantasan tuberkulosis,” ucapnya.
Pada saat menjadi menteri kesehatan, selain melalui program Gerdunas dan DOTS, Sujudi juga menghasilkan terobosan melalui pengembangan kerja sama dalam pelayanan TB dengan layanan kesehatan swasta melalui PPM (public private mix). Sujudi juga berjasa dalam memobilisasi sumber-sumber dana hibah, seperti melalui Global Fund, USAID, dan Bank Dunia.
”Jasa almarhum Dr Achmad Sujudi tentu tak bisa dilupakan apabila Indonesia bisa mencapai target global dalam eliminasi TB,” tutur Raisis. Selamat jalan, dokter Sujudi.