logo Kompas.id
HumanioraWaspadai "Stunting" di...
Iklan

Waspadai "Stunting" di Perkotaan

Meski memiliki akses ekonomi dan kesehatan lebih baik, prevalensi stunting di kawasan urban dan suburban masih tinggi. Intervensi spesifik sensitif perlu lebih terarah karena pemicu stunting di tiap wilayah berbeda.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI, AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, AGNES SWETTA PANDIA, ZULKARNAINI, JUMARTO YULIANUS, DEONISIA ARLINTA, AHMAD ARIF, Agustinus Yoga Primantoro
· 7 menit baca
Seorang anak berusia 3,5 tahun dengan "stunting" atau tengkes bermain di kawasan rumahnya di Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (8/4/2023). "Stunting" adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak karena kurang gizi sehingga mengganggu perkembangan otak, fisik, dan metabolisme tubuh anak. Dalam jangka panjang, tengkes menurunkan kemampuan kognitif dan kekebalan tubuh. Anak pun berisiko terhadap berbagai penyakit, seperti diabetes saat dewasa.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Seorang anak berusia 3,5 tahun dengan "stunting" atau tengkes bermain di kawasan rumahnya di Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Sabtu (8/4/2023). "Stunting" adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak karena kurang gizi sehingga mengganggu perkembangan otak, fisik, dan metabolisme tubuh anak. Dalam jangka panjang, tengkes menurunkan kemampuan kognitif dan kekebalan tubuh. Anak pun berisiko terhadap berbagai penyakit, seperti diabetes saat dewasa.

JAKARTA, KOMPAS—Meski prevalensinya lebih rendah dibanding perdesaan, jumlah anak stunting di perkotaan masih relatif besar. Padahal, akses warga kota terhadap pengetahuan, sumber ekonomi, dan layanan kesehatan jauh lebih tinggi. Kemiskinan, terbatasnya cakupan imunisasi, kurangnya pengetahuan, hingga lingkungan yang tercemar jadi pemicu stunting di perkotaan.

Luis asyik menunggangi mobil-mobilan di depan rumah petaknya di Kelurahan Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (8/4/2023). Matanya berbinar dan bibirnya tersenyum lebar saat Kader Surabaya Hebat memberinya bingkisan dan susu cair kaleng. Tidak ada yang aneh dalam aktivitas harian sulung dari dua bersaudara yang dua bulan lagi genap berumur 5 tahun itu.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000