Kondisi Kesehatan dan Pendidikan Anak dari Keluarga Termiskin Lebih Buruk
Anak berusia 0-5 tahun dari keluarga termiskin berpeluang 4,5 kali mengalami situasi lebih buruk di sekolah saat remaja. Mereka juga 3,5 kali lebih mungkin untuk mulai merokok.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tingkat perekonomian keluarga memengaruhi kualitas kesehatan dan pendidikan anak. Penelitian terbaru di University College London atau UCL menyebutkan, anak-anak generasi Z dari seperlima keluarga termiskin di Inggris Raya 12 kali lebih mungkin mengalami kondisi kesehatan dan pendidikan yang buruk pada masa remaja dibandingkan anak-anak dari keluarga kaya.
Penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Public Health itu menggunakan data Millennium Cohort Study. Data ini merupakan studi terhadap lebih dari 15.000 anak yang lahir setelah milenium baru (September 2000-Januari 20002) atau saat ini berusia 20-an tahun.
Peneliti mengumpulkan data mengenai lima dampak kesehatan dan sosial yang merugikan pada remaja berusia 17 tahun serta berpotensi membatasi peluang hidup. Dampak tersebut meliputi prestasi pendidikan, merokok, kesehatan yang buruk, obesitas, dan tekanan psikologis.
Anak dari kelompok kuintil berpenghasilan terendah tersebut juga lebih cenderung memiliki kerentanan yang berbahaya. Kelompok ini 12 kali lebih mungkin mengalami semua atau lima masalah dampak kesehatan dan sosial.
Profesor Eric Brunner dari UCL Institute of Epidemiology and Health, salah satu penulis studi itu, mengatakan, hampir sepertiga anak-anak di Inggris hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2019-2020. Hal ini salah satunya disebabkan biaya perumahan yang terus meningkat.
”Konsekuensi dalam kaitannya dengan ketidaksetaraan kesehatan di masa depan (diabetes, serangan jantung, kanker, dan multimorbiditas) terbukti secara gamblang dalam studi Millennium Cohort. Fragmentasi sosial pada skala yang kita lihat hari ini bukanlah rencana yang baik,” ujarnya dilansir dari Eurekalert.org, Kamis (23/3/2023).
Anak berusia 0-5 tahun dari keluarga termiskin berpeluang 4,5 kali mengalami situasi lebih buruk di sekolah pada usia 17 tahun dibandingkan anak dari kelompok berpenghasilan tertinggi. Mereka juga 3,5 kali lebih mungkin untuk mulai merokok.
Anak dari kelompok kuintil berpenghasilan terendah tersebut juga lebih cenderung memiliki kerentanan yang berbahaya. Kelompok ini 12 kali lebih mungkin mengalami semua atau lima masalah dampak kesehatan dan sosial.
Para peneliti menyarankan agar pembuat kebijakan mencegah kemiskinan absolut di masa kanak-kanak. Situasi tersebut ditandai dengan kemiskinan pangan dan bahan bakar yang meluas. Langkah ini memerlukan upaya bersama untuk memberikan layanan publik terkoordinasi kepada masyarakat yang kurang beruntung.
Profesor Richard Cookson dari Centre for Health Economics University of York menuturkan, pemerintah perlu menemukan cara imajinatif untuk memberikan dukungan yang tepat kepada populasi prasekolah di semua bidang sosial. Hal ini berguna untuk meningkatkan peluang hidup dan mengurangi ketidaksetaraan.
”Tidak hanya melalui sistem pajak dan tunjangan, tetapi juga lewat penyampaian layanan publik yang terkoordinasi di semua organisasi bersama dengan reformasi ketenagakerjaan dan perumahan,” ujarnya.