Turunkan Risiko Demensia dengan Konsumsi Lebih Banyak Ikan dan Sayur
Mengonsumsi lebih banyak makanan laut, buah, sayur, dan kacang-kacangan sebagaimana diterapkan dalam diet Mediterania terbukti dapat membantu mengurangi risiko demensia atau kepikunan hingga 23 persen.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mengonsumsi lebih banyak makanan laut, buah, sayur, dan kacang-kacangan sebagaimana diterapkan dalam diet Mediterania terbukti dapat membantu mengurangi risiko demensia atau kepikunan hingga 23 persen. Pola makan ini bahkan bisa mengurangi risiko bagi mereka yang memiliki faktor genetik demensia lebih tinggi.
Temuan ini dilaporkan para ahli di Universitas Newcastle dan diterbitkan hari ini, Selasa (14/3/2023), di BMC Medicine. Oliver Shannon, dosen nutrisi dan penuaan manusia di Universitas Newcastle, memimpin penelitian dengan penulis senior, Profesor Emma Stevenson dan Profesor David Llewellyn. Penelitian tersebut juga melibatkan para ahli dari Universitas Edinburgh, Universitas Exeter.
Para ilmuwan menganalisis data dari 60.298 individu dari UK Biobank yang telah menyelesaikan penilaian pola makan. Mereka kemudian menilai individu berdasarkan seberapa dekat pola makan mereka dengan fitur utama diet Mediterania. Para peserta diikuti datanya selama hampir satu dekade dan selama itu sebanyak 882 orang mengalami demensia.
Dalam kajian ini, tim peneliti juga mempertimbangkan risiko demensia genetik setiap individu dengan memperkirakan apa yang dikenal sebagai risiko poligenik mereka, sebuah ukuran dari semua gen berbeda yang terkait dengan risiko demensia.
”Demensia berdampak pada kehidupan jutaan orang di seluruh dunia, dan saat ini hanya ada pilihan terbatas untuk mengobati kondisi ini. Oleh karena itu, menemukan cara untuk mengurangi risiko berkembangnya demensia merupakan prioritas utama bagi peneliti dan dokter,” kata Shannon, dalam rilis laporannya.
Temuan dari studi berbasis populasi besar ini menggarisbawahi manfaat kesehatan otak jangka panjang dari mengonsumsi makanan Mediterania, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat.
Dalam studi ini, menurut Shannin, timnya menemukan bahwa makan makanan yang menyerupai pola diet Mediterania bisa menjadi salah satu strategi untuk membantu individu menurunkan risiko demensia.
Para penulis menemukan, tidak ada interaksi yang signifikan antara risiko poligenik untuk demensia dan hubungan antara kepatuhan diet Mediterania. Mereka mengatakan, ini mungkin menunjukkan bahwa bahkan bagi mereka yang memiliki risiko genetik lebih tinggi, memiliki pola makan yang lebih baik dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya kondisi tersebut.
Temuan ini tidak konsisten di semua analisis dan penulis mengusulkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai interaksi antara diet dan genetika pada risiko demensia.
Profesor Nutrisi di Universitas Newcastle, John Mathers, mengatakan, kabar baik dari penelitian ini adalah bahwa bahkan bagi mereka yang memiliki risiko genetik lebih tinggi, pola makan yang lebih baik akan mengurangi kemungkinan berkembangnya demensia.
Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian di bidang ini, temuan ini dinilai memperkuat pesan kesehatan masyarakat bahwa kita semua dapat membantu mengurangi risiko demensia dengan makan makanan yang lebih mirip Mediterania, yaitu lebih banyak ikan laut, buah, sayur, dan kacang-kacangan.
Para penulis mengingatkan bahwa analisis mereka terbatas pada individu yang melaporkan sendiri latar belakang etnis mereka sebagai orang kulit putih, Inggris, atau Irlandia, karena data genetik hanya tersedia berdasarkan keturunan Eropa. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan dalam berbagai populasi untuk menentukan potensinya.
Meski demikian, dari data ini, tim peneliti menyimpulkan bahwa pola makan Mediterania yang memiliki asupan makanan nabati sehat yang tinggi dan ikan laut merupakan intervensi penting untuk dimasukkan ke dalam strategi masa depan guna mengurangi risiko demensia.
Janice Ranson, di University of Exeter, penulis utama bersama di makalah tersebut, mengatakan, temuan dari studi berbasis populasi besar ini menggarisbawahi manfaat kesehatan otak jangka panjang dari mengonsumsi makanan Mediterania yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan lemak sehat.
”Efek perlindungan dari diet ini terhadap demensia terbukti terlepas dari risiko genetik seseorang, jadi ini mungkin menjadi pilihan gaya hidup yang bermanfaat bagi orang yang ingin membuat pilihan diet sehat dan mengurangi risiko demensia. Upaya pencegahan demensia di masa depan bisa dilakukan di luar saran diet sehat umum dan fokus mendukung orang untuk meningkatkan konsumsi makanan dan nutrisi tertentu yang penting untuk kesehatan otak,” ujarnya.