KLB Flu Burung, Menkes Budi Gunadi Minta Masyarakat Waspada
Masyarakat tidak perlu khawatir namun tetap waspada dengan menerapkan perilaku hidup bersih sehat agar tidak tertular Flu Burung. Jika mengalami gejala flu, segera periksa ke fasilitas kesehatan.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
KOMPAS/INGKI RINALDI
Sejumlah petugas dan pemilik peternakan, 6 Februari, memusnahkan ratusan itik di Korong Kampung Lintang, Nagari Sunur, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat. Ratusan itik itu positif terinfeksi virus subtipe H5N1 pencetus flu burung (Avian Influenza/AI) dengan clade baru tipe 2.3.2 yang juga menyebabkan kematian itik lain di kawasan tersebut sejak Jumat lalu.
JAKARTA, KOMPAS - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk mewaspadai penularan virus flu burung H5N1 yang bisa menular dari hewan ke manusia, meski potensinya masih rendah. Kemenkes bersama dengan Kementerian Pertanian akan memperkuat pengawasan kesehatan masyarakat dengan melakukan deteksi dini kepada unggas. Masyarakat yang mengalami gejala flu diminta cepat memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Virus ini dikhawatirkan berpotensi menjadi pandemi berikutnya jika terjadi mutasi yang memungkinkan terjadi penularan antar manusia atau zoonosis. Di Indonesia, virus flu burung dengan clade baru 2.3.4.4b itu sudah terdeteksi di peternakan komersial bebek peking yang tidak divaksin di Kalimantan Selatan pada Mei 2022. Peningkatan kematian unggas air, seperti bebek atau itik juga dilaporkan pada April-November 2022.
Menkes Budi meminta masyarakat tidak khawatir namun tetap menerapkan perilaku hidup bersih sehat agar terhindar dari penularan. Masyarakat khususnya peternak juga diminta untuk segera melaporkan jika terjadi kematian unggas dalam jumlah besar pada waktu yang sama.
"Flu burung ini 'loncatnya' itu dari hewan ke manusia, belum ditemukan yang dari manusia ke manusia. Katanya ada, tetapi harus dibuktikan. Jadi harus memperkuat surveilans di hewan unggasnya, kalau ada unggas yang mati banyak harus cepat diambil lalu darahnya dites, kami kerja sama dengan Kementerian Pertanian," kata Budi saat ditemui di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat (3/3/2023).
"Pencegahannya pakai masker, rajin cuci tangan, intinya terapkan perilaku gaya hidup bersih sehat," sambung Budi menegaskan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti, dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono berdiskusi dengan para dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta saat meninjau gedung baru, Gedung Kanigara atau Central Medical Unit (CMU) 3, Jumat (3/3/2023).
Budi juga meminta masyarakat untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala flu burung dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko. Gejala umum yang muncul akibat flu burung pada manusia, antara lain, demam, lemas, batuk, nyeri tenggorokan, nyeri perut, nyeri dada dan diare.
Pemerintah telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) melalui Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 sejak 24 Februari 2023. Kepada Dinas Kesehatan, kabupaten/Kota dan kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) harus melakukan upaya pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia.
Masyarakat khususnya peternak juga diminta untuk segera melaporkan jika terjadi kematian unggas dalam jumlah besar pada waktu yang sama.
Kementerian Pertanian (Kementan) juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 16183/PK.320/F/01/2023 sebagai upaya pencegahan. Dalam surat itu, Kementan menyebutkan adanya peningkatan kematian unggas air seperti bebek dan itik selama April-November 2022. Selain itu, wabah H5N1 clade 2.3.4.4b dan clade 2.3.2.1c juga terpantau meningkat dunia.
Seorang gadis di Kamboja berusia 11 tahun juga dilaporkan meninggal dunia karena H5N1 pekan lalu. Dari 12 kontak erat yang diperiksa, hanya ayahnya yang dinyatakan turut positif flu burung. Namun, belum ada bukti penularan antarmanusia dalam kasus ini.
Tim Gabungan dari Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kota Bandar Lampung menunjukkan sample darah dari seekor ayam di rumah warga di Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, Senin (23/1). Hal ini guna menindaklanjuti dugaan penyebaran flu burung di Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Kompas/Angger Putranto (GER) 23-01-2017
Peneliti kesehatan global dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengatakan, virus H5N1 ini berpotensi menjadi pandemi berikutnya bagi manusia karena manusia belum memiliki imunitas terhadap virus flu burung. Walaupun sejauh ini kasus infeksi dari hewan ke manusia masih sedikit.
"Potensi virus ini untuk menjadi pandemi ada dan besar karena dia tidak ada imunitasnya di manusia. Tetapi dalam kapan terjadinya itu masih menjadi pertanyaan, tidak ada yang tahu. Bahkan di Indonesia tahun 2009 lalu itu ada kasus penularan dalam kontak erat serumah. Ini mengindikasikan potensi penularannya ada dan besar," kata Budiman saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (3/3).
Oleh karena itu, mitigasi pencegahan mutasi virus harus segera dilakukan. Termasuk mempersiapkan diri untuk penanggulangan jika virus flu burung ini benar-benar menjadi pandemi berikutnya bagi manusia. Misalnya dengan mulai mempersiapkan riset pembuatan vaksin dan memperkuat fasilitas kesehatan.
"Agar nantinya tidak berdampak serius, tidak mengakibatkan banyak kematian, merusak atau mengganggu ekonomi dan sosial," ucapnya.
Meski begitu, masyarakat diminta agar tidak panik. Ayam dan unggas lainnya, termasuk telur tetap bisa dikonsumsi jika dimasak sampai matang untuk mematikan virus. Konsumsi bahan pangan ini tetap dibutuhkan karena mengandung protein hewani yang tinggi bagi manusia.