Siklon Tropis Freddy di Selatan NTB, Meningkatkan Hujan dan Angin Kencang
Siklon tropis Freddy terbentuk di Samudra Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Barat. Hal ini berdampak terhadap peningkatan hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mendeteksi kemunculan siklon tropis Freddy di Samudra Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Barat. Siklon ini bergerak ke barat daya menjauhi wilayah Indonesia dan berdampak tidak langsung terhadap peningkatan kecepatan angin, hujan, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
Pergerakan siklon tropis Freddy ini disampaikan prakirawan BMKG, Rahmah Darul, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).
Pada Selasa pagi, siklon ini berada pada koordinat 13,8 derajat Lintang Selatan, 118,1 derajat Bujur Timur, sekitar 520 kilometer sebelah selatan barat daya Kota Waingapu, Pulau Sumba. Siklon ini bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 6 knots atau 12 km per jam menjauhi wilayah Indonesia.
”Diperkirakan intensitas siklon tropis Freddy meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia,” kata Rahmah.
Dengan pergerakan ini, dalam 24 jam ke depan siklon ini diprediksi akan berada di Samudra Hindia, sebelah selatan Bali, 15,2 derajat LS, 115,3 derajat BT atau sekitar 820 km sebelah barat daya Waingapu.
Diperkirakan intensitas siklon tropis Freddy meningkat dalam 24 jam kedepan dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
Siklon ini akan terus bergerak ke barat daya dengan kecepatan 8 knots atau 14 km per jam. Kecepatan pusaran angin di pusat siklon ini mencapai 65 knots atau 120 km per jam dengan tekanan 977 hPa.
Dampak tidak langsung
Menurut Rahmah, siklon tropis ini berdampak tak langsung dengan cuaca di Indonesia. Dampak tersebut berupa meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara potensi angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot bisa terjadi di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Tinggi gelombang laut 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Kupang-Pulau Rote, perairan Pulau Sabu, Laut Sawu bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian timur, Laut Sumbawa-Laut Flores, dan perairan utara Pulau Flores.
Adapun tinggi gelombang 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Bali-Lombok hingga Pulau Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan Pulau Sumba, Samudra Hindia Bali dan Nusa Tenggara Timur. Sementara tinggi gelombang 4-6 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat.
Sebelumnya, pada Minggu (5/2/2023), Kepala BMKG Dwikorita telah mengeluarkan peringatan dini cuaca menyusul kemunculan tiga bibit siklon tropis, yaitu 94S di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu, 95S di Samudra Hindia sebelah selatan Banten, dan 97S di Samudra Hindia selatan NTB. Siklon tropis Freddy ini berkembang dari bibit siklon 97S.
Selain bibit siklon, menurut Dwikorita, kondisi atmosfer saat ini mendukung pembentukan awan hujan lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan, di antaranya aktifnya Madden-Jullian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, Monsun Asia masih aktif.
Dengan berbagai latar belakang dinamika cuaca ini,prakiraan berbasis dampak BMKG menyebutkan beberapa wilayah perlu waspada dengan potensi hujan lebat pada periode 6-12 Februari 2023.
Sejumlah daerah yang perlu waspada tersebut di antaranya, Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.