Inovasi Pembelajaran Meningkatkan Kesiapan Lulusan Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi berperan menyiapkan sumber daya manusia yang andal. Untuk itu, inovasi pembelajaran dibutuhkan guna menyiapkan lulusan yang siap memasuki kehidupan nyata di masyarakat dan dunia kerja.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Perguruan tinggi terus ditantang untuk mengembangkan inovasi pembelajaran guna meningkatkan mutu lulusan yang adaptif dan relevan dengan perkembangan di masyarakat dan dunia kerja. Pembelajaran di perguruan tinggi yang makin terhubung dengan dunia nyata mampu meningkatkan kesiapan lulusan.
Dekan Sekolah Sains, Teknologi, Enginering, dan Matematika (STEM) Terapan Universitas Prasetiya Mulya Stevanus Wisnu Wijaya, di Tangerang Selatan, Banten, menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan pimpinan dan guru Bimbingan dan Konseling dari berbagai Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK), Kamis (2/2/2023).
Wisnu mengatakan, proses pembelajaran integratif dan berbasis kasus nyata yang dijalankan di kampus ini mampu menghasilkan lulusan siap kerja. Lebih dari 80 persen lulusan Sekolah STEM Terapan Universitas Prasetiya Mulya mendapatkan pekerjaan kurang dari enam bulan setelah lulus.
Kesiapan lulusan STEM Terapan Universitas Prasetiya Mulya untuk bekerja maupun berwirausaha dilakukan melalui pendekatan Collaborative Learning by Enterprising.Pendekatan ini menekankan pembelajaran inovatif dan bersifat kolaboratif serta meletakkan mahasiswa sebagai subyek pembelajar aktif melalui keterlibatan mahasiswa di berbagai Catalytic Project dan Co-operative (Coop) Education Program dengan industri, terintegrasi dengan mata kuliah.
Adapun Catalytic Project dapat berbentuk riset dan pengabdian masyarakat. Penerapannya berupa dukungan hibah kompetitif dari berbagai lembaga internasional serta lembaga-lembaga nasional yang melibatkan berbagai industri.
Wisnu menambahkan, lulusan STEM dibutuhkan untuk mendukung inovasi dalam industri, yang melahirkan wirausaha berbasis teknologi untuk membuat usaha rintisan. STEM terapan yang dinilai relevan mendukung industri antara lain program studi Matematika bisnis untuk menyiapkan sumber daya manusia akturia, data science, dan keuangan; teknologi dan bisnis energi (teknik energi terbarukan); teknologi bisnis digital; teknologi bisnis pangan; dan desain produk.
Dengan program Collaborative Learning by Enterprising, mahasiswa teknologi bisnis digital, misalnya terlibat mengembangkan aplikasi bank sampah, fintech dan smart farm. Hal ini menjadi bekal pengalaman untuk bekerja sebagai developer, UI/UX Designer, data analyst dan berbagai pekerjaan di bidang teknologi digital.
Adapun para mahasiswa bidang Energy Business and Technology(Renewable Energy Engineering) yang dilibatkan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dengan dukungan Program Kedaireka telah mampu memberikan pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan yang nyata dalam bidang energi terbarukan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kiki Yuliati dalam webinar bertema ”Sosialisasi Partisipasi Perguruan Tinggi Vokasi dalam Program Flagship Kampus Merdeka: Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 4”, beberapa waktu lalu, mengatakan, perguruan tinggi yang mampu berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) terbukti memberi dampak positif.
Melalui program magang dan kolaborasi lainnya, ada dampak positif bagi mahasiswa. Para mahasiswa yang mengikuti MSIB, misalnya, memiliki waktu tunggu lebih cepat mendapatkan pekerjaan dan gaji lebih tinggi.
Berdasarkan hasil evaluasi tim MSIB, mahasiswa yang baru lulus rata-rata memiliki waktu tunggu bekerja sekitar empat bulan. Sementara untuk besaran gaji, gaji yang diterima umumnya sekitar 0,72 kali upah minimum provinsi (UMP). ”Apalagi, bagi mahasiswa vokasi, magang merupakan hal wajib. Melalui program MSIB, mahasiswa akan mendapat kesempatan magang di industri dan mitra yang sudah dikurasi,” kata Kiki.
Kepemimpinan
Lulusan perguruan tinggi yang akan masuk dalam dunia profesional dan wirausaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa juga disiapkan jadi pemimpin di bidangnya. Tumbuhnya jiwa dan kompetensi sebagai pemimpin bagi mahasiswa ini didukung Tanoto Foundation lewat program Transformasi Edukasi untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan (Teladan).
Sebanyak 170 mahasiswa tahun pertama dari sembilan perguruan tinggi mitra (IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Riau, dan Universitas Sumatera Utara) dikukuhkan sebagai penerima beasiswa program TELADAN tahun 2023.
Bagi mahasiswa vokasi, magang merupakan hal wajib. Melalui program MSIB, mahasiswa akan mendapat kesempatan magang di industri dan mitra yang sudah dikurasi.
”Mereka dapat menggunakan kesempatan ini untuk membangun diri menjadi pemimpin masa depan yang berkontribusi secara positif bagi komunitasnya,” kata CEO Global Tanoto Foundation Satrijo Tanudjojo.
Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation Aryanti Savitri menjelaskan, para penerima beasiswa Teladan atau disebut Tanoto Scholars akan mengikuti program pengembangan kepemimpinan yang terstruktur mulai dari Lead Self di semester 2-4, Lead Others di semester 5-7, dan Professional Preparation di semester 8. Mereka juga dapat mengembangkan diri melalui beragam menu experiential learning yang dikemas dalam Leadership Development Sphere.
Selain menerima dukungan biaya kuliah 100 persen dan tunjangan bulanan yang dibayarkan sejak semester dua hingga delapan, peserta akan menerima program pengembangan kepemimpinan terstruktur, program pengalaman global termasuk belajar ke luar negeri, serta pengembangan karier dan kepemimpinan yang ekstensif.
Dukungan untuk munculnya kepemimpinan dari lulusan perguruan tinggi salah satunya dilakukan IPB University. Selain program penerimaan mahasiswa baru dari jalur pemimpin OSIS di SMA/SMK, juga dibuka penerimaan jalur prestasi dari anggota Pramuka.
Penandatanganan nota kesepahaman dengan Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Barat dilakukan untuk Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Pramuka IPB University. Penandatanganan itu disaksikan oleh Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil dan Ketua Dewan Racana Putra Pramuka IPB University Muhamad Haikal Arrasuli.
”Tentu sangat senang mendengar Jalur Prestasi Pramuka IPB University ada lagi di tahun ini. Karena melalui Jalur Prestasi Pramuka, banyak Pramuka Jawa Barat bisa menempuh pendidikan di IPB University. Hal ini menjadi bukti bahwa Pramuka dan pendidikan sangat mengapresiasi setiap prestasi akademik maupun non akademik,” kata Riana Jeany Nurhasanah, Ketua Dewan Racana Putri yang merupakan Mahasiswa IPB Jalur Prestasi Pramuka Angkatan 1.