Minat baca dan menulis dapat ditumbuhkan sejak dini oleh keluarga. Salah satu caranya membuat perpustakaan di rumah dan mengajak anak membaca bersama.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keluarga berperan menumbuhkan minat baca hingga menulis pada anak, antara lain, dengan membuat perpustakaan di rumah dan membaca bersama. Agar sesuai dengan perkembangan zaman, keluarga dapat mengarahkan anak untuk mengalihwahanakan hasil bacaan dan tulisannya ke format digital.
Menurut Duta Baca Indonesia 2021-2025 Heri Hendryana, generasi muda mesti mempunyai keterampilan menulis. Ini karena berbagai produk kreatif masa kini bermula dari tulisan. Misalnya, film KKN di Desa Penari bermula dari narasi yang diunggah sebagai utas (thread) di Twitter. Film tersebut menjadi salah satu film horor terlaris di Indonesia dengan lebih dari 10 juta penonton per 2022.
Selain itu, keterampilan menulis penting agar gagasan seseorang dapat disampaikan ke publik. Adapun keterampilan menulis mesti selaras dengan minat baca. Keluarga berperan penting untuk menumbuhkan minat baca anak.
”Langkah kecil yang bisa mengubah dunia adalah membuat perpustakaan keluarga. Buat perpustakaan di rumah,” kata Heri saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Keluarga juga bisa mengajak anak membaca bersama dan mendiskusikan bahan bacaannya. Dengan demikian, anak terlatih berpikir secara sistematis. Anak juga sekaligus melatih kepercayaan diri saat mengemukakan pendapat.
Di sisi lain, Heri mengimbau agar orang dewasa tidak menyepelekan kemampuan membaca anak. Menurut dia, membaca tidak dapat dimaknai sebatas membaca buku. Membaca diartikan secara luas, seperti membaca situasi, membaca kondisi alam, dan membaca pola interaksi antarmanusia.
Membaca diartikan secara luas, seperti membaca situasi, membaca kondisi alam, dan membaca pola interaksi antarmanusia.
Ia juga mendorong agar orang dewasa tidak antiterhadap teknologi ketika mendidik anak. Sebaliknya, orang dewasa dapat mengarahkan anak untuk mengalihwahanakan hasil bacaan atau tulisannya ke format digital, misalnya video, foto, atau unggahan di media sosial.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta Wahyu Haryadi mengatakan, kegemaran membaca dapat ditumbuhkan sejak dini melalui keluarga. Untuk itu, Pemerintah DKI Jakarta menyelenggarakan Inisiatif Keluarga Ringkas Aksara (IKRA).
IKRA mempermudah akses bacaan ke masyarakat, yaitu dengan mengantarkan dan meminjamkan buku bacaan ke rumah-rumah. Ada ribuan jenis buku yang disiapkan, mulai dari buku cerita anak, buku keterampilan, hingga buku pengetahuan.
”Buku dapat dipinjam selama 14 hari dan bisa lebih, sesuai keinginan masyarakat. Untuk pelaksanaannya, kami melibatkan unsur kecamatan, kelurahan, dan tim penggerak PKK di seluruh wilayah kota/kabupaten DKI Jakarta. Kami harap kegiatan ini mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat di DKI Jakarta,” kata Wahyu.
Selain meningkatkan minat baca, IKRA diharapkan mendongkrak literasi publik. Ini sesuai dengan penetapan Jakarta sebagai Kota Sastra (City of Literature) pada November 2021 oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Ketua Harian Komite Jakarta Kota Buku Laura Bangun Prinsloo mengatakan, Jakarta memiliki 5.604 perpustakaan serta 5.428 penerbit komersial dan nonkomersial. Perpustakaan digital pun ada dan dikunjungi banyak orang. Jumlah pengunjung perpustakaan digital selama pandemi Covid-19 di tahun 2020 naik 415 persen dibanding periode sebelumnya (Kompas.id, 28/12/2021).
Heri menambahkan, minat baca orang Indonesia tidak buruk. Menurut penelusurannya ke berbagai daerah di Indonesia, masyarakat sangat antusias untuk membaca, tetapi akses bacaan terbatas. Hal ini umumnya dialami masyarakat Indonesia bagian timur.