Dewan Pers Minta Usut Tuntas Teror Bom terhadap Jurnalis di Papua
Bom rakitan meledak di samping rumah jurnalis senior Papua, Victor Mambor, di Jayapura, Papua, Senin (23/1/2023). Dewan Pers menyayangkan kejadian tersebut serta mendorong kepolisian mengusutnya dan menangkap pelakunya.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Benda diduga bom rakitan meledak di samping rumah jurnalis senior Papua, Victor Mambor, di Jayapura, Papua, Senin (23/1/2023). Dewan Pers menyayangkan kejadian tersebut serta mendorong kepolisian mengusut dan menangkap pelakunya.
”Kalau tidak ditemukan pelakunya, ini akan jadi teror yang menunjukkan kekalahan negara dalam melindungi wartawan dan menjaga kemerdekaan pers,” ujar Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers Arif Zulkifli saat dihubungi di Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Dalam konferensi pers Komite Keselamatan Jurnalis, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Sasmito Madrim mengecam keras teror bom rakitan tersebut. Serangan itu sangat serius karena mengancam keselamatan jiwa.
”Serangan ini bukan yang pertama kali terjadi pada Victor. Ini adalah kali ketiga dan eskalasinya meningkat. Kasus ini harus bisa diungkap agar menjadi kasus kekerasan terakhir yang menimpa pekerja media,” katanya.
Sasmito berharap Dewan Pers segera membentuk satuan tugas atau satgas anti-kekerasan jurnalis khusus terkait kasus ini. Sebab, ancaman ini sudah sangat membahayakan kerja-kerja jurnalis dan media di tanah Papua.
AJI Indonesia mencatat, sepanjang Januari 2000–2021 terdapat 114 kasus kekerasan menimpa jurnalis di sana. Hal ini membuat tanah Papua menjadi wilayah paling berbahaya bagi jurnalis di Indonesia.
Victor mengatakan, semula ia mengira bunyi tersebut bersumber dari gardu listrik yang meledak. Ledakan tersebut juga mengagetkan warga di sekitar rumahnya.
AJI Indonesia mencatat sepanjang Januari 2000–2021 terdapat 114 kasus kekerasan menimpa jurnalis di sana. Hal ini membuat tanah Papua menjadi wilayah paling berbahaya bagi jurnalis di Indonesia.
”Saat terjadi ledakan, dinding rumah bergetar seperti terjadi gempa bumi. Saya pun memeriksa sumber ledakan dan mencium bau belerang yang berasal dari samping rumah. Ternyata terdapat bekas ledakan di jalan yang jaraknya lebih kurang 3 meter dari dinding rumah,” katanya.
Nurina Savitri, yang mewakili Komite Keselamatan Jurnalis, mengatakan, pihaknya mengecam keras kejadian tersebut. Menurut dia, teror itu menunjukkan negara melakukan pembiaran terhadap kekerasan yang dialami oleh jurnalis.
”Ini bukan kejadian pertama yang dialami Victor Mambor. Selama selang waktu itu, belum ada upaya yang dilakukan untuk menemukan pelakunya. Saat ini sudah ada kejadian lagi,” katanya.
Kepala Polresta Jayapura Kota Komisaris Besar Victor Mackbon mengatakan, pihaknya berjanji mengungkap pelaku dan motif dalam kasus dugaan teror terhadap jurnalis Victor Mambor. Penyidik telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengumpulkan barang bukti di lokasi kejadian (Kompas.id,23/1/2023).
Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Herik Kurniawan mendesak kepolisian mengungkap motif dan pelaku serangan bom di dekat rumah Victor Mambor itu. Ia juga mengajak konstituen Dewan Pers dan lembaga yang memiliki kepedulian terhadap kebebasan pers untuk mengawal kasus ini hingga tuntas.
”Ini juga momentum yang baik dan harus dimanfaatkan agar bisa setidaknya ada pola baru untuk menangani teror-teror. Semoga dengan canggihnya penyidikan sekarang bisa mengungkap kasus ini,” ujarnya.