Pelatihan Kompetensi Teknologi Digital Semakin Diminati
Kebutuhan talenta digital untuk mendukung digitalisasi bisnis cukup besar. Karena itu, pelatihan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki komptensi digital perlu ditingkatkan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
IVAN DWI KURNIA PUTRA
(Dari kiri-kanan) General Manager Litbang Kompas Ignatius Kristanto, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, SVP Seller Operations & TPM Lazada Indonesia Haikal Bekti Anggoro, dan Asisten Deputi Ekonomi Digital Kementerian Perekonomian Edwin Manangsang berdiskusi di acara Indonesia Digital Economy Conference 2022 di Westin Jakarta, Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Kebutuhan talenta digital di Indonesia termasuk besar untuk meningkatkan daya saing bisnis. Karena itu, pelatihan untuk meningkatkan kompetensi digital makin diminati masyarakat. Hal ini sekaligus membuka peluang untuk meningkatkan kompetensi digital secara gratis di sejumlah daerah.
Salah satunya, penawaran beasiswa Startup Campus Bina Bangsa bersama dengan Google untuk 300 peserta dari seluruh Indonesia pada tahun 2023. Direktur PT Kampus Merdeka Belajar atau Startup Campus Maryati. Jumat (20/1/2023), mengatakan, ada kesenjangan yang besar antara jumlah talenta digital dan kebutuhan di perusahaan. Akibatnya, pelatihan kompetensi digital semakin diminati.
”Jumlah peserta pelatihan kompetensi digital bertumbuh signifikan. Di awal yang ikut hanya 60 peserta per angkatan, kini bisa sampai 750 per orang angkatan,” ujar Maryati.
Startup Campus sebagai perusahaan teknologi pendidikan berdiri pada tahun 2021. Lembaga ini menyedikan berbagai pelatihan digital yang berhasil menjadi salah satu program Studi Independen dari program Kampus Merdeka yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ada empat jurusan digital yang paling dibutuhkan oleh perusahaan, yaitu digital business (the founder), data science, artificial intelligence, dan UI/UX design.
Pada tahun 2023, Startup Campus berkolaborasi dengan Google untuk program baru, yakni Startup Campus Bina Bangsa bersama Google. Program ini akan menyediakan beasiswa Google Career Certificates kepada 300 peserta dari seluruh Indonesia. Seluruh peserta terpilih bisa mengakses pelatihan profesional online yang didesain Google melalui platform Coursera secara cuma-cuma, dan mendapatkan sertifikat karier yang diakui secara internasional.
”Peserta akan langsung mempraktikkan teori yang dipelajari secara intensif dan mengasah kemampuan kritikal dalam bekerja, seperti berpikir kritis, berkolaborasi, berpikir kreatif, dan kemampuan berkomunikasi,” tutur Maryati.
Sementara itu, Manajer Pemasaran Produk Google Indonesia Dora Songco mengatakan, peningkatan keterampilan digital sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan Indonesia secara berkelanjutan.
”Dengan hadirnya inisiatif ini kami berharap dapat terus membantu masyarakat Indonesia agar siap menghadapi era digitalisasi dan mendapatkan pekerjaan yang kini banyak dibutuhkan, seperti IT support, data analytics, project management, dan UX design,” ujar Dora.
Meskipun peserta nantinya akan mendapat Google Career Certificates (GCC) yang bermanfaat bagi para talenta digital mencari peluang kerja di perusahaan, yang dipelajari bukan hanya produk Google. Modul pelatihan juga mengajarkan kompetensi IT lainnya yang komprehensif yang dibutuhkan dunia kerja saat ini.
Program beasiswa Startup Campus Bina Bangsa bersama Google diharapkan mampu membuka akses pendidikan berkualitas ke jangkauan lebih luas lagi.
Masyarakat yang berminat mengikuti berbagai program Startup Campus dapat melakukan pendaftaran melalui https://startupcampus.id atau bit.ly/SC_BeasiswaGoogle sebelum 12 Februari 2023. Program beasiswa gratis ini akan menjadi jembatan bagi semua orang untuk menuju karier impian, bahkan bagi yang belum memiliki pengalaman.
Dora memaparkan, GCC diperkenalkan tahun 2021. Program ini bertujuan untuk membekali pelajar dengan pengetahuan teoritis dan praktis, serta keterampilan pemecahan masalah kehidupan nyata agar berhasil dalam pekerjaan tingkat awal.
Pada tahun berikutnya, Google meluncurkan sertifikasi IT support certificate dan data analytics, serta beberapa sertifikasi terbaru seperti UX design yang telah tersedia dan Project Management yang akan hadir tahun 2023 ini melalui platform Coursera. Lebih dari 20.000 peserta di Indonesia telah lulus program GCC.
Kumala Noor Anggraeni, lulusan S-1 pendidikan matematika yang tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku antusias mengikuti program GCC. Dia ingin mempelajari teknologi informasi meski kuliah di bidang matematika.
”Walaupun tidak memiliki background (latar belakang pendidikan) IT (teknologi informasi), modul pelajarannya ramah pemula. Pelatihan ini juga mendorong aku meningkatkan kemampuan softskill (keterampilan nonteknis) dengan berbagai tips yang dapat membantu saat terjun di dunia kerja,” tuturnya.
Mendukung bisnis
Meningkatnya permintaan talenta digital di Indonesia karena banyak perusahaan yang mulai mengoptimalkan teknologi digital untuk meningkatkan bisnis.
Dalam disertasinya, Pengaruh Kapabilitas Internet Of Things (IoT) dalam Integrasi Proses dan Kapabilitas Rantai Pasok terhadap Kinerja Perusahaan Ritel, Yana Ernawan pada sidang promosi doktor bidang Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu, memaparkan, penerapan IoT dalam rantai pasok jadi kunci integrasi proses rantai pasok atau supply chain process integration (SCPI) dari perusahaan industri ritel.
Implementasi IoT dalam SCPI akan berimplikasi pada pembangunan kapabilitas rantai pasok atau supply chain capability (SCC), yang selanjutnya berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. ”Teknologi informasi komunikasi, dalam hal ini IoT, merupakan faktor pendorong peningkatan keunggulan kompetitif bisnis ritel,” kata Yana.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
(Ilustrasi) Suasana pameran dalam Konferensi Asia IoT Business Platform di Jakarta, Selasa (28/8/2018). Konferensi selama dua hari tersebut diikuti pemangku kepentingan dalam industri internet of things (IoT), pemerintah, dan penyedia solusi IoT. Mereka akan menyoroti implementasi internet untuk segalanya di Indonesia.
Selain itu, penerapan IoT juga meningkatkan kinerja perusahaan ritel melalui peningkatan kapabilitas rantai pasoknya dalam memenuhi permintaan pelanggan akan produk dan layanan lebih inovatif. Di era industri 4.0, industri ritel memasuki ekosistem bisnis yang berubah dibandingkan masa sebelumnya.
TIK di era digital memiliki implikasi besar pada rantai nilai industri ritel karena dapat mengubah cara produk dirancang, dibuat, dan dikirim ke pelanggan.
Menurut Yana, industri ritel berperan penting dalam perekonomian masyarakat. Tidak ada perekonomian di dunia ini yang dapat bergerak tanpa aktivitas ritel. Namun, akibat pandemi Covid-19 yang mulai dilaporkan sejak akhir 2019 di China, pertumbuhan industri ritel global melambat dan anjlok hingga minus 2,8 persen pada tahun 2020.
Hal tersebut terjadi akibat keengganan konsumen berbelanja lebih banyak di masa pandemi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, pada tahun 2021 dilaporkan bahwa kinerja perusahaan industri ritel global kembali meningkat 12,1 persen meski pertumbuhan tersebut diperkirakan melambat kembali hingga 3,4 persen pada tahun 2026.
Terkait hal itu, Yana menyampaikan tiga rekomendasi. Pertama, implementasi IoT pada industri ritel di Indonesia untuk mendorong SCPI internal perusahaan dan SCC internal perusahaan demi meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini menciptakan peningkatan daya saing perusahaan industri ritel di Indonesia.
Rekomendasi kedua ditujukan kepada pengelola bisnis ritel, kususnya berskala kecil dan menengah. Jadi, pengelola bisnis ritel perlu diberikan pemahaman pentingnya implementasi teknologi digital (IoT dan e-commerce) terhadap pengelolaan integrasi proses dan pengembangan kapabilitas rantai pasoknya untuk memacu daya saing perusahaan berkelanjutan.
Ketiga, perlu dukungan dari regulator kepada para pelaku usaha ritel, khususnya berskala kecil dan menengah, dalam bentuk kebijakan ataupun pelatihan terkait teknologi informasi dan komunikasi dalam pemanfaatan platform IoT. Hal ini bertujuan agar para pelaku usaha ritel kecil dan menengah bisa memperkuat kinerja bisnisnya, berdaya saing, dan terlindungi dari ancaman disrupsi teknologi digital.