Asupan Cairan yang Cukup Menghindarkan Tubuh dari Penyakit
Asupan cairan harian yang direkomendasikan adalah 1,5-2 liter per hari. Dengan asupan yang cukup, tubuh bisa terhindar dari risiko penuaan yang tidak sehat di masa depan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kecukupan asupan cairan penting untuk menjaga kesehatan. Orang dengan asupan cairan harian yang cukup berpeluang untuk panjang umur serta terhindar dari risiko berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan paru-paru.
Dokter spesialis gizi RS Pusat Pertamina, Titi Sekarindah. mengatakan, kebutuhan cairan harian seseorang adalah 30-60 mililiter per kilogram berat badan. Artinya, seseorang dengan berat badan 50 kilogram butuh 1,5 liter air dan orang dengan berat 60 kilogram butuh 1,8 liter air.
Adapun kebutuhan cairan rata-rata seseorang adalah 1,5-2 liter per hari. Kementerian Kesehatan menyarankan publik minum delapan gelas air berukuran 230 mililiter atau 2 liter air per hari.
Selain haus, sinyal lain dari tubuh adalah bibir kering, kulit kering dan tidak kenyal, pikiran kurang fokus, serta frekuensi kencing berkurang. Warna urine pun cenderung pekat dan tidak jernih.
”Kita bisa minum lebih banyak ketika berkeringat. Namun, intinya asupan cairan itu tergantung kebutuhan setiap orang,” ujar Titi saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Asupan cairan juga mesti seimbang dengan jumlah cairan yang dikeluarkan tubuh sehari-hari. Selain melalui urine, tubuh juga mengeluarkan cairan, antara lain, saat bernapas, buang air besar, hingga saat berkeringat atau disebut juga insensible water loss. Jumlah cairan yang dikeluarkan dari ini sekitar 500 mililiter per hari.
Titi mendorong agar publik memperhatikan sinyal tubuh yang kekurangan cairan. Selain haus, sinyal lain dari tubuh adalah bibir kering, kulit kering, dan tidak kenyal, pikiran kurang fokus, serta frekuensi kencing berkurang. Warna urine pun cenderung pekat dan tidak jernih.
Kecukupan cairan penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Hal ini sesuai dengan penelitian dari National Institute of Health, Amerika Serikat, yang dipublikasi di eBioMedicine.
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data 11.255 orang dewasa dalam kurun waktu 30 tahun. Peneliti lantas menganalisis hubungan antara kadar serum natrium pada tubuh dan berbagai kondisi kesehatan. Kadar serum natrium biasanya naik ketika asupan cairan dalam tubuh turun, misalnya saat seseorang kurang minum air.
Hasilnya, orang dewasa dengan kadar serum natrium yang cenderung tinggi menunjukkan tanda-tanda penuaan. Mereka juga lebih mungkin meninggal di usia muda dibandingkan dengan orang yang kadar serum natriumnya normal.
”Hasil menunjukkan bahwa hidrasi yang baik dapat memperlambat penuaan dan memperpanjang hidup bebas penyakit,” kata peneliti dan penulis studi ini Natalia Dmitrieva, seperti dikutip dari ScienceDaily.
Adapun kadar serum natrium normal berkisar 135-146 miliekuivalen per liter (mEq/l). Orang dengan kadar serum natrium di atas normal mengalami tanda penuaan dari sejumlah indikator, seperti kesehatan kardiovaskular, metabolisme tubuh, dan fungsi paru-paru.
Orang dewasa yang kadar serum natriumnya di atas 142 mEq/l, misalnya, penuaan biologisnya meningkat 10-15 persen dari usia kronologisnya. Sementara itu, orang dengan kadar serum natrium di atas 144 mEq/l diasosiasikan dengan peningkatan serupa sebesar 50 persen. Kerentanan orang dengan kadar serum natrium 144,5-146 mEq/l terhadap kematian prematur bahkan 21 persen lebih tinggi dari orang yang memiliki kadar serum natrium 137-142 mEq/l.
Kadar serum natrium yang tinggi juga diasosiasikan dengan risiko penyakit kronis, seperti stroke, gagal jantung, hingga penyakit paru. Risiko penyakit ini naik hingga 64 persen pada orang dengan kadar serum natrium tinggi. Di sisi lain, para peneliti mengatakan bahwa temuan ini masih perlu diteliti lebih jauh.
Penelitian ini juga menemukan bahwa setengah populasi dunia tidak mengonsumsi cairan yang cukup untuk kebutuhan harian. Jumlah asupan cairan yang direkomendasikan per hari umumnya 1,5 liter.
”Di tingkat global, hal ini bisa berdampak besar,” ucap Dmitrieva. ”Turunnya kadar air dalam tubuh adalah faktor umum peningkatan kadar serum natrium. Karena itu, hasil (penelitian) menunjukkan bahwa terhidrasi dengan baik dapat memperlambat proses penuaan dan mencegah atau menunda penyakit kronis,” ucapnya.
Sebelumnya, ahli nefrologi Universitas Indonesia, Pringgodigdo Nugroho, mengatakan, kekurangan asupan cairan berhubungan dengan peningkatan risiko hipertensi, asam urat, penyakit ginjal kronis. Kondisi ini juga memengaruhi keseimbangan hormon (Kompas.id, 9/4/2021).
”Bagi yang tidak suka minum air putih, mereka bisa menambahkan potongan buah untuk memberi rasa. Bisa juga minum teh, kopi, atau jus. Tapi, minuman berpemanis tidak direkomendasikan. Agar asupan cairan bisa dipantau, seseorang juga bisa minum dengan botol yang ada takaran kapasitasnya,” kata Titi.