Gaya Belajar Siswa Berubah, Guru Dituntut Cakap Digital
Kemajuan teknologi turut mengubah gaya belajar siswa di era sekarang. Guru dituntut cakap digital untuk beradaptasi dengan perubahan itu.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemajuan teknologi turut mengubah gaya belajar siswa di era sekarang. Penggunaan berbagai platform digital dalam pembelajaran pun tak bisa dihindari. Guru dituntut cakap digital untuk beradaptasi dengan perubahan itu.
Siswa generasi Y atau milenial dan Z menemukan gaya belajar baru yang berbeda daripada generasi sebelumnya. Sebab, generasi ini tumbuh bersamaan dengan berkembangnya sejumlah teknologi yang memengaruhi pola pikir dan pola hidup mereka.
Kondisi ini menghadirkan sejumlah tantangan bagi guru dalam mendidik siswa. Kecanggihan mesin pencari web seperti Google memberikan banyak informasi dan pengetahuan yang dapat diakses siswa dengan leluasa.
Oleh karena itu, peran guru untuk mentransfer pengetahuan kepada siswa tidak lagi cukup. Guru dituntut menguasai berbagai platform digital untuk mendukung pembelajaran.
Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, guru tidak akan bisa mengimbangi kecanggihan algoritma mesin pencari tersebut. ”Apakah kita harus menjadi korban atau bisa memanfaatkannya? Cakap digital harus dimiliki semua guru. Bagaimana guru bisa memanfaatkan ini tanpa menggeser peran para guru,” ujarnya dalam seminar daring PGRI Makin Cakap Digital, Senin (19/12/2022).
Kemajuan teknologi menghadirkan banyak kemudahan bagi siswa untuk mencari pengetahuan baru. Hal ini menuntut kreativitas guru dalam mengajar agar lebih menekankan pada pertanyaan kritis dan analisis.
”Kalau seperti zaman dulu, dengan memberi tugas kliping koran kepada siswa, tinggal sekali klik (di mesin pencari) langsung tertera semua. Jadi, bagaimana membuat pertanyaan yang membuka wawasan siswa,” ucapnya.
Unifah mencontohkan, dalam mengajarkan tentang dinosaurus, misalnya, siswa tidak hanya diminta mencari tahu informasi umum. Namun, bagaimana merekonstruksi dan menganalisis fase binatang prasejarah itu menuju kepunahan.
Kemajuan teknologi menghadirkan banyak kemudahan bagi siswa untuk mencari pengetahuan baru. Hal ini menuntut kreativitas guru dalam mengajar agar lebih menekankan pada pertanyaan kritis dan analisis.
”Pertanyaan seperti itu membuat anak tidak sekadar mencari di mesin pencarian dan kemudian keluar. Namun, mereka akan membaca lebih banyak referensi,” ujarnya.
Pengurus Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis PGRI Saptono Nugrohohadi mengatakan, pandemi Covid-19 memaksa guru melakukan lompatan perubahan untuk menerapkan pembelajaran berbasis digital. Saat ini, internet menjadi salah satu kebutuhan utama siswa dan guru.
”Dalam menyajikan materi pelajaran juga berubah, dari model tradisional berbasis kertas menjadi paperless,” ucapnya.
Penggunaan berbagai aplikasi dan teknologi sangat diperlukan guru untuk memaksimalkan pembelajaran di era sekarang. Selain itu, siswa juga harus terlibat dalam proses pembelajaran sehingga tidak sebatas menerima pengetahuan dari pendidik.
”Guru pun harus bisa membuat gaya mengajar baru. Perkaranya bukan hanya pada medianya, melainkan juga proses mengajar yang lebih efektif dan sesuai kebutuhan siswa saat ini,” katanya.
Ketua Tim Pandu Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Bambang Tri Santono mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan sejumlah pihak, termasuk organisasi profesi, seperti PGRI, untuk meningkatkan literasi digital di Tanah Air. Hal ini tidak hanya dilakukan di kota-kota, tetapi juga hingga pelosok daerah.
”Indeks literasi digital Indonesia masih tergolong sedang. Namun, ada perbaikan di pilar literasi lain,” ucapnya.
Pandu Digital Madya Kemenkominfo Agus Andira menyampaikan, kecakapan digital dapat dicapai dengan memahami ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital. Selain itu, penggunaan perangkat digital diharapkan digunakan sebagai fitur proteksi dari serangan siber.
”Kita diharapkan mampu menyeleksi dan memverifikasi dengan baik terhadap suatu aplikasi atau platform yang kita gunakan untuk mendukung aktivitas pembelajaran,” ujarnya.