Gempa M 5,8 di Sukabumi dari Patahan di Dalam Lempeng
Gempa bumi berkekuatan M 5,8 mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, dan sekitarnya pada Kamis (8/12/2022) pukul 07.50. Pusat gempa berada di darat, berjarak 22 kilometer tenggara Kota Sukabumi.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gempa bumi berkekuatan M 5,8 mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat, dan sekitarnya pada Kamis (8/12/2022) pukul 7.50. Pusat gempa berada di darat, berjarak 22 kilometer tenggara Kota Sukabumi ini menjadi alarm aktifnya zona kegempaan di kawasan ini.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa persisnya berada di 7,09 Lintang Selatang dan 106,95 Bujur Timur atau sekitar 22 kilometer tenggara Kota Sukabumi dan 36 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur. Sementara kedalaman hiposenter mencapai 122 kilometer.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat deformasi atau patahan batuan dalam Lempeng Indo-Australia.
Gempa dengan karakter ini biasa disebut sebagai gempa intraslab atau gempa Benioff. ”Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” tuturnya.
Intensitas guncangan terkuat dirasakan di daerah Rancaekek dengan skala intensitas IV MMI. Dengan skala ini, guncangannya akan dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah.
Sementara di Cianjur, Lembang, Bogor, Bandung, Pangandaran, Padalarang, Pamoyanan, dan Sumedang, gempa terasa dengan skala intensitas III MMI. Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seakan-akan truk berlalu.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault).
Adapun Cisolok, Sumur, Sukabumi, Jakarta, Garut, Bekasi, dan Tangerang Selatan, gempa dirasakan dengan skala intensitas II MMI. Getaran ini bisa membuat benda ringan yang digantung bergoyang.
Daryono menambahkan, hingga pukul 08.15, hasil pemantauan BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo M 3 pada pukul 08.05.
”Masyarakat diimbau menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa atau tak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” katanya.
Berdasarkan catatan Kompas, kawasan selatan Jawa Barat belakangan kerap dilanda gempa bumi, baik yang bersumber dari sesar di darat maupun karena aktivitas di zona subduksi.
Setelah gempa M 5,6 yang mengguncang Cianjur pada Senin (21/11/2022), gempa M 6,1 juga terjadi di Kabupaten Garut dan dirasakan hingga Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (3/12) pukul 16.49. Pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 109 kilometer dan diduga dari aktivitas subduksi.
Zona aktif
Daryono mengatakan, zona kegempaan di selatan Jawa Barat perlu menjadi perhatian mengingat besarnya potensi gempa di kawasan ini.
Penelitian terbaru Pepen Supendi dari BMKG dan tim di jurnal Natural Hazards pada November 2022 menemukan, zona kegempaan di selatan Jawa bagian barat dan tenggara Sumatera menyimpan sumber potensial gempa megathrust di masa depan dengan kekuatan hingga M 8,4.
Pemodelan menunjukkan, gempa ini bisa memicu tsunami hingga 34 meter, melebihi ketinggian tsunami Aceh 2024.
Zona gempa di selatan Jawa bagian barat dan tenggara Sumatera diketahui sangat aktif akibat pertemuan lempeng Indo-Australia dan subduksi di bawah lempeng Sunda.
Peristiwa megathrust besar yang terkait dengan proses ini dikhawatirkan menimbulkan bahaya gempa bumi dan tsunami yang besar bagi masyarakat sekitar. Namun, kemungkinan dan frekuensi peristiwa tersebut masih belum dipahami dengan baik.
Dalam paper ini, para peneliti memanfaatkan data katalog seismik yang bersumber dari BMKG dan International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai dengan Juli 2020.
Mereka kemudian melakukan relokasi hiposenter gempa bumi. Hasilnya, ditemukan ada celah seismik yang besar di selatan Jawa bagian barat dan tenggara Sumatera.
Celah seismik ini digambarkan dengan jelas oleh pola kegempaan yang melengkung kuat di atas lempengan Sunda yang menunjam. Hasil relokasi hiposenter gempa yang telah terjadi juga menunjukkan adanya gugus hampir vertikal di selatan Jawa bagian barat, yang kemungkinan terkait dengan patahan backthrust atau sesar belakang.