Penjernih Udara Rumah Tangga Meningkatkan Kesehatan Jantung
Penelitian terbaru menunjukkan, penggunaan pemurni udara portabel di rumah dapat meningkatkan beberapa penanda kesehatan kardiovaskular pada orang dengan penyakit paru obstruktif kronik.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polusi udara telah menjadi sumber berbagai masalah kesehatan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan. Studi terbaru menunjukkan bahwa penggunaan pemurni udara portabel di rumah dapat meningkatkan beberapa penanda kesehatan kardiovaskular pada orang dengan penyakit paru obstruktif kronik.
Studi yang dipimpin oleh para peneliti Johns Hopkins Medicine ini diterbitkan di American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine edisi terbaru. Penelitian ini merupakan bagian dari proyek besar yang dipimpin Johns Hopkins dalam proyek Clean Air.
”Kami telah melihat bahwa polusi udara di rumah, tempat orang menghabiskan sebagian besar waktunya, berkontribusi terhadap gangguan kesehatan pernapasan. Kami berhipotesis bahwa polusi ini adalah penyebab utama penyakit kardiovaskular dan kejadian jantung pada orang dengan COPD (penyakit paru obstruktif kronik/PPOK),” kata Sarath Raju, penulis pertama kajian ini dari Fakultas Kedokteran Johns Hopkins University, dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan kampus ini, Senin (5/12/2022).
Orang yang menderita PPOK pada umumnya sering mengalami sesak napas, sesak dada, dan batuk kronis. Selain itu, penyakit kardiovaskular, seperti aritmia, gagal jantung, stroke, dan serangan jantung, biasanya menyertai PPOK. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), PPOK dan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Dalam kajian ini, para peneliti merekrut 85 laki-laki dan perempuan dari studi Clean Air yang merupakan orang dewasa (usia rata-rata 65) dengan PPOK. Para peserta terutama tinggal di daerah Baltimore.
Para peneliti kemudian melatih teknisi untuk mengambil sampel udara dari partikel dalam ruangan dengan berbagai ukuran dari rumah peserta. Polutan udara dalam ruangan ini seperti jamur dan bulu hewan peliharaan. Salah satu jenis partikel terkecil, PM 2,5—lebih kecil dari diameter rambut manusia—dapat merusak kesehatan pernapasan dan jantung dengan menyusup ke aliran darah melalui paru-paru dan menyebabkan peradangan.
Tingkat PM 2,5 di dalam ruangan seharusnya maksimal 12 mikrogram per kaki kubik agar udara dianggap sehat untuk dihirup. Rumah para peserta memiliki rata-rata 13,8 mikrogram per meter kubik PM 2.5.
Kemudian, sebanyak 46 peserta secara acak menerima dua pembersih udara portabel dengan filter HEPA dan karbon untuk digunakan di rumah. Peserta lain menerima pembersih udara plasebo yang mengedarkan udara, tetapi filternya dilepas.
Para peneliti melacak dan mengukur beberapa indikator kesehatan paru-paru dan jantung pada periode satu minggu, tiga bulan, dan enam bulan penelitian menggunakan uji klinis standar, seperti tekanan darah dan ultrasonografi jantung (ekokardiogram). Selain itu, peserta mengenakan monitor detak jantung selama 24 jam dalam setiap periode pengujian klinis untuk menilai variabilitas detak jantung.
Di akhir percobaan, ke-46 peserta dengan HEPA aktif dan filter karbon telah mengalami peningkatan penanda kesehatan jantung, khususnya peningkatan variabilitas detak jantung sebesar 25 persen. Peserta tanpa filter aktif tidak melihat peningkatan.
Kami telah melihat bahwa polusi udara di rumah, tempat orang menghabiskan sebagian besar waktunya, berkontribusi terhadap gangguan kesehatan pernapasan.
Variabilitas detak jantung, atau HRV, adalah ukuran umum kesehatan jantung yang dihitung menggunakan variabel statistik lain, seperti standar deviasi antara detak jantung. Indikator HRV terdiri dari perubahan interval waktu antara detak jantung yang berurutan. Jantung yang sehat secara konstan menyesuaikan detaknya untuk memenuhi kebutuhan fisik tubuh dan, dengan demikian, memiliki variabilitas detak jantung yang lebih tinggi.
Di antara 20 peserta yang menggunakan penjernih udara dengan filter aktif 100 persen selama berada di rumah juga mengalami peningkatan 105,7 persen dalam ukuran variabilitas kesehatan jantung, yang disebut akar rata-rata kuadrat perbedaan berturut-turut antara detak jantung normal, atau RMSSD, yaitu berhubungan dengan peningkatan kebugaran jantung.
Partikel superhalus
Tim juga melihat efek partikel superhalus di rumah. Partikel-partikel ini, lebih kecil dari seperseribu milimeter atau satu mikron, dapat melakukan perjalanan ke bagian terdalam dari paru-paru saat dihirup dan bahkan dapat masuk ke aliran darah.
Dalam evaluasi mereka terhadap 29 peserta dan rumah mereka, para peneliti menemukan korelasi antara peningkatan partikel superhalus dan penanda kesehatan jantung yang lebih buruk, seperti variabilitas detak jantung yang lebih rendah.
”Partikel superhalus mungkin merupakan partikel paling kuat dalam hal konsekuensi kesehatan,” kata penulis studi Meredith McCormack, profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins dan Direktur Breathe Center (Bridging Research, Lung Health, and Environment).
Partikel-partikel ini dan polutan udara dalam ruangan lain dapat menyebabkan peradangan sistemik pada pasien yang rentan, seperti penderita PPOK. Studi kami menunjukkan ada dampak negatif pada kesehatan jantung juga.
”Di masa mendatang, pembersih udara mungkin menjadi sesuatu yang direkomendasikan kepada pasien bersama dengan obat-obatan, tetapi juga dapat menjadi bagian dari diskusi yang lebih luas tentang pentingnya lingkungan rumah,” kata Raju.