Anak-anak muda masa kini memiliki panggilan untuk memiliki hidup berdampak. Dukungan bagi anak-anak muda untuk menemukan tujuan hidupnya dan berdampak pun dikuatkan pemerintah serta swasta.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak muda dianggap lebih gelisah mencari makna hidup dan manfaat dirinya dalam kehidupan ini. Karena itu, dukungan bagi anak-anak muda diperlukan agar mereka menemukan tujuan hidupnya dengan aksi nyata sesuai minat sehingga berdampak baik pada sesama dan semesta.
Melalui program Every U Does Good Heroes, anak-anak muda Indonesia diajak untuk mencari tujuan hidupnya guna mendukung terciptanya Indonesia lebih hijau, sehat, sejahtera, adil, dan inklusif. Para anak muda ini akan mendapat bimbingan dari para mentor berpengalaman dalam sociopreneurship dengan program-program yang berdampak pada masyarakat dan berkelanjutan.
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Ke-89 Unilever Indonesia bertajuk ”Unilever 89 Years Growing with U and Indonesia: Every U Does Good”, di Jakarta, Senin (5/12/2022), sebanyak 100 anak muda ditetapkan sebagai finalis yang berpotensi terpilih menjadi 10 pahlawan muda yang berdampak mendukung terwujudnya Indonesia hijau, sehat, sejahtera, serta adil dan inklusif.
Mereka mendapat kesempatan untuk belajar langsung dari pegiat lingkungan dan sosial untuk memantapkan tujuan hidup dalam menjalankan program yang mereka gagas. Lalu, akan disaring 10 anak muda terbaik.
Head of Communication PT Unilever Indonesia Tbk Kristy Nelwan mengutarakan, semua finalis akan mengikuti rangkaian mentoring yang dikemas dalam bentuk online summit pada Januari 2023. Mereka akan mendapatkan berbagai ilmu dan pengalaman yang mempertajam kepedulian mereka terhadap isu sosial dan lingkungan sekaligus membentuk mereka menjadi wirausaha sosial tangguh.
”Diharapkan nantinya ide dan program mereka akan memiliki skalabilitas yang baik dan memberikan dampak berkelanjutan,” ujar Kristy.
Serangkaian modul disiapkan untuk mencakup topik dan materi penting seputar wirausaha sosial. Para mentor yang terlibat di antaranya pendiri Waste4Change dan Greeneration Indonesia, Mohamad Bijaksana Junerosano, yang membagikan materi tentang menciptakan gerakan yang berdampak.
Mentor lain, Staf Khusus Presiden RI & Co-founder toleransi.idAyu Kartika Dewi, berbagai strategi tentang keuangan. Adapun disability womanpreneur Nicky Clara menguatkan pola pikir dan ketangguhan.
Diharapkan nantinya ide dan program mereka akan memiliki skalabilitas yang baik dan memberikan dampak berkelanjutan.
Mentor lain, yakni Co-founder Indonesia Tempe Movement Amadeus Driando Ahnan-Winarno, berbagai tentang strategi berkolaborasi. Selanjutnya, aktivis perubahan iklim dan Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Gita Syahrani, turut memberi materi bisnis yang berdampak dan berkelanjutan.
Ada juga materi tentang pitching dan presentation dari praktisi komunikasi Christopher Tobing dan perencanaan bisnis dari tiga pemenang Every U Does Good Heroes 2021. Dari 100 finalis, nantinya dipilih 10 anak muda terbaik yang akan mendapat pendanaan untuk merealisasikan program serta pendampingan dari sejumlah mentor yang sesuai.
”Dari banyak riset, anak-anak muda sekarang lebih gelisah soal dirinya untuk mencari makna dirinya. Jadi, lebih banyak anak muda ingin bertujuan dalam hidup. Hal ini sejalan dengan pilar dari perusahaan kami yang ingin memastikan perusahaan terus beroperasi dengan memberi dampak baik pada lingkungan dan masyarakat,” kata Kristy.
Ayu Kartika Dewi menuturkan, anak-anak muda bisa memulai memikirkan tentang apa yang disukai, bahkan bisa juga yang membuat marah, untuk diperjuangkan menjadi lebih baik. ”Saya dulu memulai dari yang membuat saya marah dan yang saya ingin perjuangkan untuk bisa diselesaikan. Ya, saya bertemu masalah toleransi,” ujarnya.
Sementara itu, Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, setiap anak muda yang ingin berdampak harus jelas bidang apa yang ingin ditekuni. ”Pemenang Nobel bidang perdamaian bilang, jika kita mau perubahan, dengan memahami masalah dan terjun sehingga mengenal masalah. Semakin jelas masalah yang dipilih, solusinya semakin tepat,” kata wirausaha sosial lingkungan yang akrab disapa Sano ini.
Sano memberikan tips WISDOM untuk menjadi manusia yang berdampak dalam hidup. Anak muda harus mengenali diri atau watak agar mengetahui cara untuk produktif. Lalu, memahami impian, yakni ingin memiliki warisan hidup seperti apa yang akan tetap bersemangat atau bergairah meskipun tanpa embel-embel hadiah serta selalu punya energi dalam diri yang ingin diwujudkan.
Selanjutnya, strategi untuk memanfaatkan watak dan impian yang sudah dikenali dengan membuat rencana belajar ke mana dan siapa, buku yang relevan. Lalu, didik diri untuk terus menjadi pembelajar.
Hal ini disebabkan, untuk meraih kesuksesan, butuh proses dan ada fasenya. Perlu kerja keras dan cerdas, termasuk siap bangkit dari kegagalan. Terakhir, memiliki kemampuan manajemen yang baik dalam hal waktu, karakter, cara belajar, hingga keuangan.
Kampus Mengajar
Ajakan anak-anak muda untuk berdampak juga dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui salah satu program unggulan Kampus Merdeka, yakni Kampus Mengajar.
Program Kampus Mengajar yang melibatkan mahasiswa ini memasuki angkatan keempat dengan jadi pengajar di 2.876 sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air selama lima bulan. Program Kampus Mengajar angkatan ke-4 diikuti 14.504 mahasiswa dari 559 perguruan tinggi.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam mengungkapkan, program Kampus Mengajar berhasil mengurangi kesenjangan pembelajaran (learning loss) akibat pandemi Covid-19. Hasil asesmen yang dilakukan terhadap program Kampus Mengajar menunjukkan bahwa program ini sukses meningkatkan pemahaman literasi dan numerasi siswa di SD dan SMP.
Nizam menambahkan, program Kampus Mengajar merupakan bentuk kolaborasi erat antara mahasiswa dan guru-guru di sekolah. Dengan bertugas sebagai mitra guru, mahasiswa berkesempatan mendarmabaktikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah didapat di perguruan tingginya masing-masing.
Mahasiswa bersama dengan guru merancang strategi pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan serta menerapkan Kurikulum Merdeka yang memberikan ruang luas untuk pengembangan potensi diri siswa. ”Semoga program ini bisa memberi manfaat bagi mahasiswa maupun sekolah,” kata Nizam.
Sementara Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani mengutarakan, program Kampus Mengajar merupakan solusi untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa serta meningkatkan literasi dan numerasi mahasiswa di satuan pendidikan sasaran.
”Transfer ilmu yang dilakukan oleh para mahasiswa telah sangat membantu guru-guru dalam menghadirkan inovasi-inovasi baru dalam metode pembelajaran,” ungkap Nunuk.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo menambahkan, pengalaman yang didapat mahasiswa pada program ini bisa dijadikan bekal berharga dan mengasah jiwa pendidik mahasiswa.
”Meskipun tidak semua akan menjadi guru, adik-adik mahasiswa dapat menjadi pendidik yang mencerahkan dan menggerakkan perubahan di lingkungan masing-masing,” tutur Anindito.