Apresiasi bagi Pegiat Sosial dan Pendidikan dalam Membangun Daerah
Sejumlah anak muda meraih penghargaan atas kepeduliannya terhadap persoalan sosial dan lingkungan.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
HIDAYAT SALAM
Dicky Dwi Alfandy, aktivis lingkungan hidup asal Lampung, menerima penghargaan atas kontribusinya dalam isu sampah di pesisir saat acara Malam Apresiasi 40 Tahun Indonesian International Education Foundation (IIEF) “Hadir Memberi Arti” di Jakarta, Senin (5/12/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pegiat dan aktivis dari berbagai bidang menerima penghargaan atas kontribusinya dalam membangun lingkungan sosial dan memberdayakan masyarakat di daerahnya. Penghargaan itu bertujuan untuk menginspirasi kepada masyarakat bahwa dari kegiatan kecil bisa membuat perubahan bagi sekitarnya.
Sosok Dicky Dwi Alfandy, aktivis lingkungan hidup asal Lampung, berfokus pada masalah sampah laut. Dalam mengatasi isu lingkungan itu tidak bisa diatasi dengan sendiri, tetapi secara bersama. Menurut Dicky, dalam mengatasi masalah sampah mesti dimulai dahulu dari kesadaran diri sendiri lalu bekerja sama dengan masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, ia mendirikan Komunitas Gajahlah Kebersihan untuk memberdayakan kelompok pemuda dan ibu rumah tangga dalam mengubah sampah laut menjadi nilai ekonomis. Tak hanya manajemen soal sampah laut, ia juga mendorong untuk membangun sanitasi dan air bersih.”
”Pada tahun 2015, saya menyelam di salah satu perairan pulau di Lampung. Saat itu yang saya temukan hanyalah sampah-sampah yang menumpuk dan kondisi bawah laut yang kotor dan tercemar,” ujar Dicky saat acara Malam Apresiasi 40 Tahun Indonesian International Education Foundation (IIEF) ”Hadir Memberi Arti” di Jakarta, Senin (5/12/2022).
Lebih lanjut Dicky menyampaikan, pada tahun 2015 dirinya bermimpi untuk membuat gerakan mengatasi persoalan sampah. Akhirnya, sejak tahun 2017 komunitas itu berfokus pada bidang edukasi dan pemberdayaan. Hingga kini ada sekitar 110 anggota yang berfokus pada isu lingkungan dalam mengampanyekan pesisir bebas sampah, baik di Lampung maupun di wilayah pesisir lainnya di Indonesia.
Tak hanya soal lingkungan pesisir di Lampung, ada juga sosok Kadek Ridoi Rahayu, perempuan asal Bali yang berfokus pada bidang kesehatan keluarga dan hak anak. Menurut Doi, kesehatan anak sering terlupakan di dalam keluarga kelas menengah ke bawah sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
Salah satunya adalah memastikan keadaan rumah menjadi area tanpa rokok. Rumah itu diharapkan menjadi tempat paling aman dan nyaman untuk anak dalam menjaga kesehatannya dan melindungi mereka tersebut.
HIDAYAT SALAM
Kadek Ridoi Rahayu saat acara Malam Apresiasi 40 Tahun Indonesian International Education Foundation (IIEF) “Hadir Memberi Arti” di Jakarta, Senin (5/12/2022).
Doi menuturkan, keluarga harus berperan aktif mengedukasi diri terkait bahaya rokok pada kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan terdekat anak. Oleh karena itu, untuk memenuhi hak anak, pelibatan warga secara aktif diperlukan demi menciptakan lingkungan tumbuh kembang anak yang sehat, bebas dari bahaya rokok.
”Ternyata pengeluaran kebutuhan terbesar golongan masyarakat menengah ke bawah untuk membeli rokok sehingga kebutuhan pokok untuk kesehatan anak menjadi berkurang,” ujarnya.
HIDAYAT SALAM
Komisioner Komisi Nasional Perempuan, Bahrul Fuad (tengah), saat Malam Apresiasi 40 Tahun Indonesian International Education Foundation (IIEF) “Hadir Memberi Arti” di Jakarta, Senin (5/12/2022).
Keduanya memperoleh penghargaan oleh IIEF sebagai apresiasi terhadap alumni dari berbagai program yang pernah dikelola IIEF. Penghargaan itu diberikan saat peringatan hari jadi IIEF yang ke-40 tahun dengan menggelar Malam Apresiasi. Tak hanya itu, penghargaan juga diberikan kepada dosen Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Maida Norahmi, dan pegiat sosial Satria Rizki Aviory.
Kami terus membimbing anak muda untuk terus terlibat dalam kegiatan dan kepedulian sosial. Mereka itu akan terus ditantang untuk membuat program yang terlibat aktif pada masyarakat.
Dalam acara ini, penghargaan diberikan kepada beberapa mitra strategis yang berkontribusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia serta memberi dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Penghargaan itu diberikan kepada komisioner Komisi Nasional Perempuan, Bahrul Fuad; Rektor Universitas Brawijaya Malang Widodo; Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Andin Hadiyanto; dan anggota MPR periode 2014-2019, Nihayatul Wafiroh.
Direktur Indonesian International Education Foundation (IIEF) Diana Kartika Jahja menjelaskan, penghargaan itu bertujuan untuk menghormati alumni dari berbagai program yang pernah dikelola oleh IIEF terutama mereka yang memberi manfaat untuk masyarakat. Perayaan ini juga sebagai apresiasi kepada mitra IIEF yang telah memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
HIDAYAT SALAM
Direktur Indonesian International Education Foundation (IIEF) Diana Kartika Jahja saat acara Malam Apresiasi 40 Tahun Indonesian International Education Foundation (IIEF) “Hadir Memberi Arti” di Jakarta, Senin (5/12/2022).
”Kami terus membimbing anak muda untuk terus terlibat dalam kegiatan dan kepedulian sosial. Mereka itu akan terus ditantang untuk membuat program yang terlibat aktif pada masyarakat sehingga meberikan efek luas di sekitar,” kata Diana.