Ditemukan Dua Mineral Baru dari Meteorit yang Ditemukan di Somalia
Dua mineral yang belum pernah diketahui sebelumnya di Bumi telah ditemukan di dalam meteorit besar yang jatuh di Somalia. Temuan ini memberikan petunjuk penting tentang bagaimana asteroid terbentuk.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua mineral yang belum pernah diketahui sebelumnya di Bumi telah ditemukan di dalam meteorit besar yang jatuh di Somalia. Temuan ini memberikan petunjuk penting tentang bagaimana asteroid terbentuk.
Kedua mineral baru itu ditemukan di dalam satu irisan 2,5 ons atau sekitar 70 gram material yang diambil dari meteorit El Ali seberat 16,5 ton. Meteorit ini memiliki volume terbesar ke-9 yang pernah ditemukan di Bumi.
Meteorit dengan lebar lebih dari 2 meter ini digali di Somalia pada tahun 2020. Meskipun demikian, para penggembala unta setempat mengatakan bahwa hal itu sudah diketahui oleh leluhur mereka selama beberapa generasi dan diberi nama batu nightfall dalam lagu dan puisi mereka.
Dua mineral ini diberi nama elaliite dan elkinstantonite. Nama pertama diambil dari kota terdekat tempat ditemukannya meteorit ini, yaitu kota El Ali di wilayah Hiiraan Somalia. Sementara nama kedua diambil dari Lindy Elkins-Tanton, Direktur Pelaksana Arizona State University Interplanetary Initiative dan penyelidik utama misi Psyche NASA.
Setiap penemuan mineral baru mungkin dapat menghasilkan penggunaan baru yang menarik di kemudian hari.
”Setiap kali Anda menemukan mineral baru, itu berarti kondisi geologis yang sebenarnya, kimia batuan, berbeda dari apa yang telah ditemukan sebelumnya,” kata Chris Herd, profesor di Departemen Ilmu Bumi dan Atmosfer di Universitas Alberta, dalam rilis yang dikeluarkan University of Alberta, Senin (28/11/2022).
Bekerja sama dengan para peneliti dari University of California dan California Institute of Technology, Herd mengklasifikasikan meteorit El Ali sebagai meteorit ”Iron, IAB complex”. Ada lebih dari 350 meteorit dalam kategori tersebut.
Saat Herd menganalisis meteorit untuk mengklasifikasikannya, dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Dia meminta Andrew Locock, Kepala Laboratorium Mikroprobe Elektron di University of Alberta, untuk menyelidikinya lebih lanjut.
”Pada hari pertama dia melakukan beberapa analisis, dia berkata, ’Anda memiliki setidaknya dua mineral baru di sana’,” kata Herd. ”Itu sangat fenomenal. Sering kali dibutuhkan lebih banyak usaha daripada itu untuk mengatakan ada mineral baru.”
Identifikasi cepat Locock dimungkinkan karena kedua mineral tersebut telah dibuat secara sintetis sebelumnya. Hal ini membuat dia dapat mencocokkan komposisi mineral alami yang baru ditemukan dengan mineral buatan manusia.
Para peneliti terus memeriksa mineral untuk menentukan apa yang dapat mereka ceritakan kepada kita tentang kondisi meteorit saat terbentuk. ”Itulah keahlian saya, bagaimana Anda mempelajari proses geologis dan sejarah geologis asteroid yang pernah menjadi bagian dari batuan ini,” kata Herd. ”Saya tidak pernah berpikir saya akan terlibat dalam mendeskripsikan mineral baru hanya karena mengerjakan meteorit.”
Herd juga mencatat bahwa setiap penemuan mineral baru mungkin dapat menghasilkan penggunaan baru yang menarik di kemudian hari. ”Setiap kali ada materi baru yang diketahui, para ilmuwan material juga tertarik karena potensi penggunaannya dalam berbagai hal di masyarakat,” katanya.
Sementara masa depan meteorit tersebut masih belum pasti, Herd mengatakan para peneliti telah menerima berita bahwa meteorit tersebut telah dipindahkan ke China dan menanti calon pembeli. Dia berharap masih ada sampel yang tersisa untuk diteliti demi kepentingan ilmu pengetahuan.