Peneliti Buktikan Benua di Bumi Terbentuk oleh Tumbukan Meteorit Raksasa
Hasil studi terbaru memberi bukti kuat bahwa benua-benua di Bumi terbentuk oleh tumbukan meteorit raksasa. Ini terungkap dari pemeriksaan kristal kecil mineral zirkon di bebatuan dari Pilbara Craton di Australia Barat.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
PERTH, SABTU - Penelitian terbaru dari Curtin University, Australia, memberi bukti kuat bahwa benua-benua di Bumi terbentuk oleh tumbukan meteorit raksasa. Tumbukan ini lazim terjadi selama satu miliar tahun pertama atau lebih dari empat setengah miliar tahun sejarah Bumi.
Studi tentang terbentuknya benua di Bumi ini telah terbit di jurnal Nature pada 10 Agustus 2022 dengan judul “Giant Impacts and The Origin and Evolution of Continents”.
Peneliti dari Curtin's School of Earth and Planetary Sciences Tim Johnson yang terlibat dalam studi ini mengatakan, gagasan atau teori tentang terbentuknya benua di lokasi tumbukan meteorit telah ada sejak puluhan tahun lalu. Namun, sampai saat ini bukti kuat untuk mendukung teori tersebut sangat sedikit.
Namun, melalui studi dari Curtin University ini, teori tersebut kini mulai memiliki bukti. Para peneliti menemukan bukti dampak dari meteorit raksasa dengan memeriksa kristal kecil mineral zirkon di bebatuan dari Pilbara Craton di Australia Barat. Kristal tersebut mewakili sisa-sisa kerak purba yang paling terpelihara di Bumi.
"Mempelajari komposisi isotop oksigen dalam kristal zirkon ini mengungkapkan proses top-down (dari atas ke bawah). Proses ini dimulai dengan pencairan batuan di dekat permukaan dan berkembang lebih dalam. Proses ini juga konsisten dengan efek geologis dari dampak meteorit raksasa,” ujar Johnson dikutip dari situs resmi Curtin University, Sabtu (13/8/2022).
Memahami pembentukan dan evolusi berkelanjutan dari benua yang ada di Bumi sangat penting. Sebab, benua merupakan daratan yang menampung sebagian besar biomassa, manusia, dan hampir semua deposit mineral penting di planet ini.
Johnson menyebut bahwa hasil penelitian ini menjadi bukti kuat pertama bahwa proses pembentukan benua dimulai dengan dampak tumbukan meteorit raksasa. Proses ini mirip dengan kejadian yang menyebabkan kepunahan dinosaurus, tetapi terjadi miliaran tahun sebelumnya.
Menurut Johnson, memahami pembentukan dan evolusi berkelanjutan dari benua yang ada di Bumi sangat penting. Sebab, benua merupakan daratan yang menampung sebagian besar biomassa, manusia, dan hampir semua deposit mineral penting di planet ini.
Selain itu, benua-benua tersebut juga menampung logam-logam penting seperti litium, timah, dan nikel. Jenis logam tersebut merupakan komoditas penting untuk mendukung pengembangan teknologi hijau guna mengurangi dampak perubahan iklim.
“Data yang terkait dengan area lain dari kerak benua kuno di Bumi tampaknya menunjukkan pola yang mirip dengan data di Australia Barat. Kami ingin menguji pada batuan purba ini untuk melihat apakahpermodelan kami dapat diterapkan secara lebih luas,” ucapnya.
Pembentuk bulan
Sementara itu, dalam studi lain yang dilakukan para pakar di ETH Zurich, Swiss, ditemukan bukti definitif pertama bahwa Bulan mewarisi gas mulia asli dari mantel Bumi. Penemuan ini merupakan bagian penting dari teka-teki untuk memahami terbentuknya Bulan dan benda langit lainnya.
Asal-usul pembentukan Bulan ini terungkap setelah peneliti ETH Zurich, Patrizia Will menganalisis enam sampel meteorit bulan dari koleksi Antartikayang diperoleh dari NASA. Meteorit ini terdiri dari batuan basal yang terbentuk ketika magma keluar dari bagian dalam Bulan dan mendingin dengan cepat.
Patrizia dan tim menemukan bahwa partikel kaca mempertahankan sidik jari kimia atau sebuah tanda isotopdari gas matahariberupa helium dan neon dari interior Bulan. Temuan mereka ini sangat mendukung bahwa Bulan mewarisi gas mulia asli Bumi.
Profesor ETH Zurich Henner Busemann meyakini bahwa penemuan ini akan membuat banyak peneliti berlomba untuk mempelajari gas mulia berat dan isotop dalam bahan meteorit.Para peneliti diyakini akan mencari gas mulia seperti xenon dan kripton yang lebih menantang untuk diidentifikasi. Mereka juga akan mencari elemen volatil lainnya seperti hidrogen atau halogen di meteorit Bulan.
"Meskipun gas seperti itu tidak diperlukan untuk kehidupan, akan menarik untuk mengetahui bagaimana beberapa gas mulia ini bertahan dari pembentukan Bulan yang brutal dan kejam. Pengetahuan seperti itu mungkin membantu para ilmuwan di geokimia dan geofisika,” ungkapnya.