Cegah Meluasnya Polio, Wapres Amin Minta Imunisasi Digalakkan
Meluasnya penyakit polio dapat menjadi masalah baru di Indonesia. Terkait hal itu, Wapres Amin meminta agar imunisasi digencarkan dan deteksi dini dilakukan lebih teliti demi mencegah penyakit polio agar tak meluas.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menetapkan status kejadian luar biasa penyakit polio menyusul ditemukannya satu kasus polio tipe 2 yang menyerang seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh. Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menginstruksikan seluruh pihak terkait agar segera menangani kasus polio agar tidak meluas.
”Saya kira perlu segera ditangani. Jangan sampai menjadi pandemi seperti dulu,” kata Wapres Amin saat memberikan keterangan pers usai menghadiri acara Silaturahmi dengan Pimpinan dan Pengurus Badan Amil Zakat Nasional se-Jawa Tengah di The Sunan Hotel, Jalan Ahmad Yani Nomor 40, Kerten, Kecamatan Laweyan, Surakarta, Senin (21/11/2022).
Selain menggalakkan imunisasi, Wapres Amin pun meminta agar pelaksanaan deteksi dini penyakit polio dilaksanakan dengan lebih teliti. ”Oleh karena itu, (kasus polio di Aceh) jangan sampai melebar, supaya lebih teliti lagi deteksinya,” ujarnya.
Menurut Wapres Amin, meluasnya polio akan menjadi masalah baru di Tanah Air. ”Kalau jadi pandemi akan menjadi masalah seperti yang kita alami dulu, (sehingga) imunisasi polio sampai (menjadi) gerakan nasional,” katanya.
Kontak orang ke orang
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, polio merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio. Virus polio adalah virus yang termasuk dalam golongan human enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus.
Penyakit polio dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang. Penyakit polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi kebanyakan menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan vaksin polio.
Mendampingi Wapres pada keterangan pers tersebut Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Ahmad, dan Ketua Baznas Jawa Tengah Ahmad Darodji.
Sebelumnya, seperti diberitakan Kompas.id, Kementerian Kesehatan mencatat kasus polio terakhir di Indonesia terjadi pada tahun 2006 di Provinsi Aceh dan pada 2018 di Kabupaten Yahukimo, Papua. Terkini, pada Kamis, 10 November 2022, ditemukan satu kasus di Kabupaten Pidie, Aceh, sehingga Pemerintah Kabupaten Pidie menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) polio di tingkat Kabupaten Pidie.
”Setiap penemuan satu kasus polio itu merupakan suatu kejadian luar biasa,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam jumpa pers, Sabtu (19/11/2022).
Setiap penemuan satu kasus polio itu merupakan suatu kejadian luar biasa.
Adapun Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Minggu, menuturkan, dari penyelidikan epidemiologi, selain cakupan imunisasi polio yang rendah, kasus polio muncul karena faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk di tempat kejadian yang masih kurang.