Imunisasi Lengkap dan Pola Hidup Bersih Bisa Cegah Polio
Selain cakupan imunisasi polio yang rendah, kembalinya kasus polio juga disebabkan perilaku hidup bersih dan sehat penduduk di tempat kejadian yang masih kurang.
Oleh
ZULIAN FATHA NURIZAL
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menetapkan status kejadian luar biasa polio menyusul ditemukannya satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Selain minimnya kesadaran akan pentingnya vaksinasi, kasus ini kembali muncul karena kurangnya pola hidup bersih di masyarakat.
Kementerian Kesehatan mencatat, kasus polio terakhir di Indonesia terjadi pada 2006 di Provinsi Aceh dan pada 2018 di Kabupaten Yahukimo, Papua. Terkini, pada Kamis (10/11/2022) lalu ditemukan satu kasus di Kabupaten Pidie, Aceh. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Pidie menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) polio tingkat Kabupaten Pidie.
”Setiap penemuan satu kasus polio itu merupakan suatu kejadian luar biasa (KLB),” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu dalam jumpa pers, Sabtu (19/11/2022).
Kasus polio di Pidie menyerang anak berusia tujuh tahun. Anak tersebut mengalami pengecilan otot paha dan betis kiri. Pasien pada kasus ini diketahui tidak memiliki riwayat imunisasi apa pun.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, Minggu (20/11/2022), mengatakan, banyak orangtua tidak mengetahui bahaya penyakit yang ditimbulkan jika anak tidak divaksin. Hal itu menyebabkan banyak orangtua tidak membawa anaknya melakukan vaksinasi ke layanan kesehatan sejak kecil.
”Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera melengkapi imunisasi rutin bagi anak-anak sesuai jadwal, serta jangan ragu untuk bertanya ke dokter. Selain itu, pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujarnya.
Data dari Kementerian Kesehatan menyatakan, pada November 2022 ini sebanyak 30 provinsi dan 415 kabupaten dan kota di Indonesia masuk dalam kriteria berisiko tinggi polio. Cakupan imunisasi polio tetes (OPV) pada tahun 2020 tercatat mencapai 86,8 persen dan pada 2021 menurun menjadi 80,2 persen.
Sementara untuk cakupan polio suntik (IPV) pada 2020 hanya 37,7 persen dan pada 2021 mencapai 66,2 persen. Kekebalan bisa tercapai apabila cakupan imunisasi bisa mencapai 90 persen.
Maka dari itu, langkah pencegahan selanjutnya akan dilakukan pemberian imunisasi polio tambahan bagi semua anak usia 0-13 tahun di seluruh wilayah Aceh. Upaya ini akan dimulai tanggal 28 November 2022 sebanyak dua putaran.
Hidup bersih
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, Minggu, mengatakan, dari penyelidikan epidemiologi, selain cakupan imunisasi polio yang rendah, kasus polio muncul karena faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk di tempat kejadian yang masih kurang.
”Masih ada penduduk yang BAB (buang air besar) terbuka di sungai. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai. Sementara air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk, termasuk tempat bermain anak-anak,” ujar Nadia.
Agar kasus tidak kembali meluas, tim gabungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, Dinas Kesehatan Aceh, Kementerian Kesehatan, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Unicef melakukan pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk dilakukan pemeriksaan.
Selain itu, tim memeriksa sampel air di tempat pembuangan dan survei cepat cakupan imunisasi. Lebih lanjut, tim melakukan pelacakan untuk mencari kasus lumpuh layu lain di sekitar tempat tinggal kasus.
Banyak orangtua tidak mengetahui bahaya penyakit yang ditimbulkan jika anak tidak divaksin. Hal itu menyebabkan banyak orangtua tidak membawa anaknya melakukan vaksinasi ke layanan kesehatan sejak kecil.
”Akan dilakukan tindakan pencegahan penularan lebih luas. Hal ini dengan meningkatkan kewaspadaan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk mendeteksi adanya kasus lumpuh layu lain, untuk segera ditindaklanjuti secara medis maupun epidemiologis,” tambah Nadia.
Penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan dan tidak ada obatnya. Namun, penyakit ini mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap dan imunisasi rutin.
Pencegahan juga bisa dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti BAB di jamban yang sesuai standar, cuci tangan menggunakan sabun, serta menggunakan air matang untuk makan dan minum.