Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Perkuat Vaksinasi
Kasus Covid-19 di Indonesia kembali dilaporkan mengalami peningkatan. Hal ini seiring dengan temuan subvarian Omicron XBB. Vaksinasi akan kembali diperkuat untuk mengantisipasi lonjakan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kasus baru dari penularan Covid-19 kembali meningkat seiring dengan bertambahnya temuan subvarian Omicron XBB yang telah masuk ke Indonesia. Karena itu, upaya perlindungan perlu ditingkatkan, terutama melalui penguatan vaksinasi. Namun, persediaan vaksin Covid-19 di sejumlah daerah menipis, bahkan ada yang kosong.
Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, setidaknya dalam dua hari terakhir kasus harian Covid-19 yang dilaporkan telah mencapai 3.000 kasus per hari. Sementara pada pekan lalu, rata-rata kasus yang dilaporkan sekitar 2.000 kasus per hari.
”Lonjakan kasus yang terjadi biasanya terkait dengan subvarian baru. Kita perlu pantau setidaknya dalam satu sampai tiga hari ke depan. Kementerian Kesehatan juga lakukan WGS (pengurutan genom keseluruhan), terutama dari kasus di rumah sakit untuk melihat apakah memang subvarian XBB sudah mendominasi atau belum,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, pada konferensi pers daring di Jakarta, Rabu (26/10/2022).
Saat ini telah teridentifikasi adanya empat kasus yang terkonfirmasi tertular virus dari subvarian Omicron XBB. Sebanyak tiga kasus teridentifikasi di DKI Jakarta dan satu kasus di Surabaya. Satu kasus di DKI Jakarta dan satu kasus di Surabaya merupakan pelaku perjalanan luar negeri dari Singapura. Sementara dua kasus lain di DKI Jakarta tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
Syahril mengatakan, semua kasus yang teridentifikasi tersebut telah mendapatkan vaksinasi. Saat ini, keempatnya sudah dinyatakan sembuh dengan sebelumnya menjalani perawatan isolasi mandiri.
Singapura merupakan salah satu negara dari 26 negara di dunia yang melaporkan adanya subvarian XBB. Dari adanya subvarian tersebut, kasus harian di Singapura mengalami lonjakan hingga 6.000-8.000 kasus per hari. Meski penularannya cukup cepat, tingkat perawatan dan fatalitas dari subvarian baru tersebut dinilai tidak lebih parah dari varian Omicron sebelumnya.
Meski begitu, Syahril menuturkan, masyarakat harus tetap waspada. Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit perlu terus ditingkatkan. Itu terutama melalui peningkatan perlindungan dari vaksinasi.
”Kita masih pandemi. Dengan adanya lonjakan, negara kita belum aman dari pandemi. Vaksinasi pun harus kembali ditingkatkan,” ucapnya.
Vaksinasi
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan cakupan vaksinasi dosis lengkap hingga dua dosis saat ini telah mencapai 171,8 juta dosis atau sekitar 63 persen dari jumlah populasi di Indonesia. Namun, cakupan dosis ketiga atau booster baru mencapai 64,8 juta dosis atau 24 persen dari total populasi.
Kita masih pandemi. Dengan adanya lonjakan, negara kita belum aman dari pandemi. Vaksinasi pun harus kembali ditingkatkan.
Syahril mengakui, stok vaksin Covid-19 sempat terkendala di sejumlah daerah, bahkan ada daerah yang sempat melaporkan adanya kekosongan stok. Namun, pemerintah saat ini telah berupaya untuk menambah stok vaksin dari luar negeri. Selain itu, pemerintah juga menargetkan vaksin Covid-19 dalam negeri, Indovac, bisa segera diproduksi untuk digunakan sebagai dosis penguat.
Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan Dina Sintia Pamela menyampaikan, sebanyak 5 juta dosis vaksin Pfizer telah didapatkan secara hibah. Direncanakan, vaksin tersebut bisa didistribusikan pada akhir minggu ini.
Selain 5 juta dosis vaksin tersebut, kini masih tersedia 555.000 dosis vaksin yang masih tersedia di sejumlah daerah. ”Sambil menunggu hibah datang, kita relokasikan dulu vaksin yang ada ke daerah yang membutuhkan dari daerah yang stoknya berlebih,” katanya.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir dalam siaran pers mengatakan, upaya penguatan penanganan Covid-19 akan dilakukan melalui produksi vaksin Covid-19 dalam negeri, Indovac. Izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin tersebut telah diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk penggunaan vaksin Indovac sebagai vaksinasi primer atau vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Sementara uji klinik vaksin Indovac untuk vaksinasi dosis penguat (booster) juga telah dilakukan. Hasil uji klinik telah diberikan kepada BPOM pada 10 Oktober 2022. Dari uji klinik yang dilakukan telah dihasilkan data terkait keamanan dan tingkat imunogenisitas yang didapatkan. Titer antibodi dan netralisasi dari varian Omicron diklaim dapat meningkat.
”Kami menargetkan EUA untuk Indovac booster dewasa bisa diterbitkan pada akhir Oktober 2022. Kami juga melanjutkan untuk pengembangan vaksin untuk anak usia 12-17 tahun,” kata Honesti.