Percepat Vaksinasi Dosis Penguat dengan Vaksin Dalam Negeri
Pemerintah berkomitmen untuk menggunakan vaksin Covid-19 dalam negeri. Upaya akselerasi pun dilakukan agar masyarakat bisa semakin terdorong untuk melengkapi vaksinasi hingga dosis ketiga.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong agar masyarakat segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya vaksinasi dosis ketiga. Ditargetkan, pada akhir 2022, capaian vaksinasi dosis ketiga mencapai 100 juta dosis. Akselerasi pun akan dilakukan dengan memanfaatkan vaksin Covid-19 dalam negeri.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta, Kamis (15/9/2022), mengatakan, Kementerian Kesehatan telah berkomitmen akan menggunakan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, yakni Indovac dan Inavac. Kedua vaksin itu, menurut rencana, digunakan sebagai vaksin dosis penguat (booster). Setidaknya pada akhir Agustus 2022, rata-rata suntikan dosis ketiga hanya sekitar 120.000 suntikan per hari. Sementara pada April 2022, jumlah suntikan sempat mencapai satu juta suntikan per hari.
”Kementerian Kesehatan berkomitmen mendukung mereka (industri vaksin dalam negeri) untuk maju. Jadi, setelah vaksin bisa dihasilkan, komitmen kita akan menggunakan vaksin itu. Tahun ini, kita (Kementerian Kesehatan) akan beli vaksin tersebut untuk booster,” katanya.
Budi menyampaikan, akselerasi capaian vaksinasi dosis penguat pun akan terus dilakukan. Saat ini, laju vaksinasi dosis penguat di Indonesia melambat.
Kementerian Kesehatan telah berkomitmen untuk mendukung mereka (industri vaksin dalam negeri) untuk maju. Jadi, setelah vaksin bisa dihasilkan, komitmen kita akan menggunakan vaksin itu. (Budi G Sadikin)
Karena itu, masyarakat diminta untuk segera melengkapi vaksinasi Covid-19 hingga dosis ketiga. Tingkat kekebalan dari vaksin Covid-19 akan menurun setidaknya setelah enam bulan pemberian. Risiko penularan Covid-19 masih terjadi sehingga upaya untuk memperkuat pertahanan tubuh dari penularan penyakit tersebut, termasuk dengan vaksinasi masih diperlukan.
”Imunitas tubuh kita mungkin akan menurun di awal tahun depan. Itu sebabnya kita harus segera melakukan booster. Kita akan dorong dan kejar lagi capaian booster di akhir tahun dengan program lagi supaya di akhir tahun bisa mencapai 100 juta dosis booster,” katanya.
Kementerian Kesehatan mencatat, vaksinasi dosis ketiga atau booster di Indonesia baru menyasar sekitar 62,1 juta penduduk. Artinya, baru 23 persen dari total populasi di Indonesia yang mendapatkan vaksinasi dosis penguat.
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman menuturkan, keberpihakan pemerintah terhadap pemanfaatan vaksin Covid-19 dalam negeri amat dibutuhkan. Ia pun menyambut baik komitmen pemerintah untuk menggunakan vaksin Covid-19 dalam negeri.
PT Biotis Pharmaceutical Indonesia merupakan produsen vaksin yang akan memproduksi vaksin Merah Putih Inavac. Vaksin tersebut merupakan kerja sama antara PT Biotis dan Universitas Airlangga. Menurut rencana, izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk penggunaan vaksin tersebut untuk vaksinasi primer akan dikeluarkan pada awal Oktober 2022. Untuk izin penggunaan darurat sebagai vaksinasi dosis penguat direncanakan akan terbit pada pertengahan Oktober 2022.
Selain Inavac, vaksin Covid-19 dalam negeri lain yang dikembangkan yakni vaksin Indovac. Vaksin ini merupakan hasil pengembangan dari PT Bio Farma dengan Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat. Diperkirakan, vaksin ini akan mendapatkan izin penggunaan darurat pada akhir September 2022.
”Kita tentu berharap vaksin dalam negeri yang telah dihasilkan bisa dimanfaatkan oleh pemerintah. Secara bertahap produksi akan dilakukan sesuai dengan permintaan dari pasar,” kata Sudirman.
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Lucia Rizka Andalucia menyampaikan, pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk pengadaan vaksin Covid-19 dalam negeri. Apabila kondisi masyarakat masih membutuhkan vaksinasi, pemerintah akan berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
”Kami sudah anggarkan dan disiapkan untuk vaksin Inavac dan Indovac tahun ini. Selama ada kebutuhan kita akan melakukan pengadaan untuk itu. Apalagi diperkirakan nanti Januari tahun depan tingkat imunitas sudah mulai turun dan harus di-booster lagi,” tuturnya.
Ketahanan kesehatan global
Budi menyampaikan, upaya penguatan ketahanan kesehatan bangsa, khususnya terkait dengan ketahanan dalam bidang farmasi dan alat kesehatan, akan terus dilakukan. Kerja sama di tingkat global pun mutlak diperlukan untuk mendukung hal tersebut.
Menurut dia, pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran bahwa kemampuan penelitian dan pengembangan manufaktur perlu dibangun secara merata di tingkat global. Untuk itu, Indonesia mengajak seluruh bangsa untuk memperkuat kerja sama antarnegara, termasuk antarnegara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Saat ini, OKI pun bersepakat untuk bekerja sama dalam pengembangan vaksin dan produk bioteknologi. Dalam forum Islamic Conference of Health Ministers (ICHM), negara OKI sepakat menunjuk Indonesia sebagai Pusat Riset Vaksin dan Produk Teknologi OKI. Diharapkan, itu bisa mendukung penelitian serta pengembangan vaksin dan produk bioteknologi dalam pemenuhan kebutuhan dari negara anggota OKI.
”Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan banyak data untuk selanjutnya diteliti dan dikembangkan untuk memperkuat sistem kesehatan global,” kata Budi.