Di tengah kemunculan subvarian baru Omicron XBB, masyarakat kesulitan mendapatkan vaksin penguat. Lokasi vaksinasi di sejumlah tempat tutup sementara.
Oleh
DEONISIA ARLINTA, Mis Fransiska Dewi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Subvarian baru Omicron XBB penyebab lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara kini telah ditemukan di Indonesia. Masyarakat agar tidak lengah akan protokol kesehatan serta melengkapi diri dengan vaksinasi penguat.
Namun, di tengah munculnya subvarian baru, sejumlah warga kesulitan mendapatkan vaksinasi Covid-19. Sejumlah lokasi vaksinasi kesulitan mendapatkan vaksin dan memberlakukan kuota, bahkan tutup sementara.
Informasi masuknya subvarian baru Omicron XBB disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Jumat (21/10/2022), dalam kegiatan Forum Merdeka Barat 9. ”Singapura kasusnya naik lagi ke 6.000 kasus per hari karena ada varian baru XBB. Varian ini juga sudah masuk di Indonesia. Kita amati terus,” katanya.
Sekarang kita tidak berani buka besar-besaran. Secara stok sudah tidak ada sebetulnya, yang sisa itu vial-nya belum dibuka sama sekali.
Ia menyampaikan agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan serta melengkapi vaksinasi dosis penguat. Menurut Satgas Penanganan Covid-19, vaksinasi penguat (booster) atau ketiga per Jumat kemarin telah diberikan sebanyak 64,69 juta dosis atau 27,57 persen dari target penerima.
Menurut Budi, Indonesia termasuk dari sedikit negara yang berhasil mengendalikan kasus penularan Covid-19. ”Mudah-mudahan Januari-Februari kita bisa hadapi potensi kenaikan kasus. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang selama 12 bulan berturut-turut tidak ada lonjakan,” katanya.
Terkait dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Budi mengatakan, pemerintah hingga kini belum mencabut aturan tersebut. Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang diperkirakan akan terjadi pada Januari-Februari 2023.
Ia menuturkan, PPKM masih menjadi salah satu instrumen yang efektif untuk mengendalikan penularan Covid-19. Pemerintah daerah pun diminta untuk tetap memiliki instrumen kesehatan di masing-masing daerah terkait pengendalian Covid-19.
Stok vaksin minim
Di tengah ajakan pemerintah kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster, sejumlah warga di Jakarta dan sekitarnya, Jumat (21/10/2022), mengeluhkan ketersediaan vaksin Covid-19 yang minim.
Shosa Afkar (29), warga yang ditemui di Taman Literasi Martha C Tiahahu, Jakarta Selatan, mengatakan, saat ini sulit mendapatkan vaksin Covid-19 di puskesmas. Ia sudah datang ke Puskesmas Kecamatan Senen, tetapi vaksin habis karena umumnya peserta vaksin Covid-19 telah mendaftar sejak pagi hari.
”Dari pukul 05.00 saja kuota sudah terisi penuh karena rata-rata peserta sudah datang dari subuh. Saya coba lagi hari ini di tempat lain datang sejak pagi pukul 06.00 sudah antre tadi,” katanya, Jumat (21/10/2022).
Saat mengantre di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru itu, Shosa mendapat urutan nomor 17. Pada pukul 08.00 daftar antrean sudah melebihi dari kuota. Kuota yang disediakan saat itu hanya untuk 140 orang.
“Urutan di atas 140 kalau mau menunggu silakan, tapi kita tidak janji kalian dapat ya,” kata salah satu petugas vaksinasi.
Marni (38), warga Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, sejak seminggu lalu mencari vaksin Covid-19, tetapi tak mendapatkannya. Ia sampai datang ke Palmerah, Jakarta Barat, untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Fahri (22), warga Jakarta Selatan, mengaku mencari vaksin hingga ke daerah Kalimalang, Jakarta Timur. ”Baru hari ini saya bisa mendapatkan vaksin di Puskesmas Kecamatan Palmerah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, Syukur Pelianus mengatakan, sejak tiga minggu lalu ketersediaan stok vaksin Covid-19 sedikit. Biasanya Dinas Kesehatan DKI Jakarta rutin memberikan stok vaksin Covid-19. Namun, saat ini sudah tidak ada lagi.
”Sekarang kita tidak berani buka besar-besaran. Secara stok sudah tidak ada sebetulnya, yang sisa itu vial-nya belum dibuka sama sekali,” kata Syukur.
Puskesmas Kecamatan Penjaringan, Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, dan Puskesmas Kecamatan Cilincing melalui akun Instagram masing-masing mengunggah informasi bahwa fasilitas kesehatan tersebut menyatakan tidak melayani vaksinasi Covid-19 mulai 21 Oktober 2022 sampai waktu yang belum ditentukan.
”Kemarin kami masih melayani vaksin Covid-19, tetapi mulai hari ini tidak karena stok tidak ada sama sekali,” kata Achmad Sigit, Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, minimnya stok vaksin di Jakarta karena sedang menunggu vaksin produksi dalam negeri dan vaksin dari Covax Facility. Kemenkes juga sedang merelokasi vaksin dari provinsi yang memiliki banyak stok. Ia menyebutkan, stok vaksin saat ini 800.000 vaksin. Itu pun tidak merata di semua kabupaten dan kota.
”Semoga minggu ke depan sudah bisa normal,” kata Nadia.