Bersiasat Hidup dengan Beasiswa Kuliah Luar Negeri
Mahasiswa Indonesia di luar negeri, khususnya Eropa, tengah menghadapi tantangan kenaikan biaya hidup yang tinggi. Pemerintah Indonesia yang mendukung mahasiswa dengan beasiswa LPDP mulai menambah biaya hidup.
Belajar di negeri orang dengan beasiswa membutuhkan ketangguhan agar mampu menyelesaikan masa belajar sesuai batas waktu yang ditetapkan. Tantangan yang dihadapi tak hanya urusan menuntaskan belajar atau riset, tetapi juga bagaimana menghadapi krisis ekonomi dunia.
Sejak Juli 2022, para mahasiswa Indonesia di Inggris, misalnya, sudah mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang meroket. Minyak goreng, telur, roti, beras, dan sejumlah bahan penganan rata-rata mengalami kenaikan harga hingga 8,5 persen. Inflasi negara tersebut di bulan Juli lalu mencapai 9,1 persen dan merupakan yang tertinggi sejak 40 tahun lalu.
Jeritan mahasiswa Indonesia di luar negeri menghadapi kenaikan biaya hidup yang terus merangkak di tahun 2022, khususnya penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Pemerintah Indonesia, didengar. Penerima LPDP di Inggris sejak Agustus 2022 mulai menerima kenaikan biaya hidup bervariasi, dari 50 poundsterling hingga 300-an poundsterling.
”Kenaikan tunjangan biaya hidup dari LPDP sudah ada. Namun, masih ada beberapa kota yang belum dinaikkan. Padahal krisis dan kenaikan harga-harga terjadi merata di seluruh kota di Inggris,” ujar Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi Doctrine-UK Yohan Rubiyantoro yang juga penerima beasiswa program doktor dari LPDP dari Birmingham, Inggris, Senin (24/10/2022).
Salah seorang penerima beasiswa LPDP mengatakan, kenaikan harga kebutuhan pokok, listrik, hingga sewa rumah cukup tinggi. ”Di Oktober ini, (tarif dasar) listrik naik sampai 250 persen. Sewa flat untuk tempat tinggal juga akan naik. Harga-harga juga sudah naik 50-70 persen, bahkan smapai dua kali lipat. Jadi berharap sekali ada tambahan biaya hidup,” kata H, pegawai negeri sipil penerima beasiswa program doktor LPDP.
Menurut H, pengajuan untuk penambahan biaya hidup sudah disampaikan ke LPDP. ”Informasinya sudah di-acc. Kami berharap bisa segera dicairkan karena yang kota-kota lain di Inggris sudah diberikan tambahan. Saya sekarang sudah pusing sama tagihan listrik, harus kerja sana-sini,” kata H yang menyiasati tambahan biaya hidup dengan menjadi tutor di program S-1, bahkan pernah menerima pesanan katering.
Mengkaji secara berkala
Direktur LPDP Dwi Larso mengatakan, pada prinsipnya, LPDP mendukung penerima beasiswa LPDP yang sedang studi di mana pun untuk bisa fokus menyelesaikan studi tepat waktu. Secara berkala LPDP melakukan kajian terkait dana hidup bulanan di seluruh negara. Pada pertengahan tahun 2022 ini telah dilakukan penyesuaian/kenaikan dana hidup bulanan.
”Kami terus memantau setiap perubahan yang terjadi di mana pun, termasuk gejolak ekonomi, bencana, ataupun lainnya. Terkait gejolak di Eropa, LPDP telah cepat tanggap bertemu secara daring dengan perwakilan-perwakilan penerima beasiswa. Kami memiliki jalur komunikasi yang erat dengan seluruh penerima beasiswa di mana pun melalui koordinator atau disebut lurah, baik di level negara, kota, maupun universitas,” tutur Dwi.
Sementara itu, Gatot Subroto, Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK) atau organisasi mahasiswa doktoral Indonesia se-Inggris Raya, mengingatkan mahasiswa Indonesia yang berencana melanjutkan studi di Inggris agar mencermati kondisi inflasi dan bijak mengelola keuangan, terutama penerima beasiswa pemerintah. Mahasiswa baru di jenjang S-1 hingga S-3 harus siap mengatur uang dengan baik. Sebab, biaya sewa rumah, listrik, gas, dan aneka kebutuhan naik.
Baca juga: Perguruan Tinggi Dirangsang agar Punya Dana Abadi Pendidikan
Doctrine-UK didirikan untuk membantu para mahasiswa doktoral Indonesia di Inggris. Selama ini banyak mahasiswa doktoral yang belum saling kenal karena terlalu sibuk dengan risetnya. Padahal banyak yang topik risetnya sejenis.
Oleh karena itu, Doctrine-UK membentuk kluster atau kelompok diskusi. Organisasi ini sudah memiliki 12 kelompok diskusi, antara lain tentang kebijakan publik, perubahan iklim, pemasaran dan bisnis, serta kajian multidisiplin.
Pada April 2022 perusahaan energi (listrik dan gas) menaikkan tarif hingga 54 persen. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 1970. Tarif ini diperkirakan naik kembali pada Oktober 2022. Kenaikan ini dipicu karena keluarnya Inggris dari Uni Eropa serta akibat perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan naiknya harga bahan bakar minyak.
Gatot yang merupakan mahasiswa S-3 bidang Ekonomi di University College London mengatakan, biaya visa dan asuransi kesehatan di Inggris pun naik dibanding tahun sebelumnya. Tak hanya itu, sebagian besar universitas di Inggris pun menaikkan biaya pendidikan kepada mahasiswa asing.
”Biaya kuliah dan biaya hidup naik, terutama yang akan berkuliah di kota besar seperti London. Jadi, bagi yang kuliah dengan beasiswa harap berhemat, dan bagi mahasiswa yang kuliahnya dibiayai orangtua harus memiliki rencana finansial jangka panjang yang sangat matang,” kata Gatot.
Saya sangat berharap bagi Anda semuanya menghargai setiap rupiah atau setiap dollar atau setiap euro yang kalian terima dari LPDP.
Yorga Permana, mahasiswa doktoral bidang Ekonomi di London School of Economics mengatakan, harga sewa rumah di London naik cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan data dari UK Office of National Statistik (ONS) atau Biro Pusat Statistik Inggris yang menyebutkan harga rumah naik rerata 12,4 persen dibandingkan tahun 2021.
”Sewa per kamar saat ini di London mulai dari 650 GBP (sekitar Rp 12 juta) pe bulan, naik dibanding tahun lalu yang sekitar 600 GBP. Sementara mahasiswa yang membawa keluarga harus mencari setidaknya rumah dua kamar yang harga sewanya mulai dari 1,300 GBP (setara Rp 25 juta) per bulan,” kata Yorga yang merupakan dosen Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung.
Tidak hanya di kota besar seperti London, kenaikan harga terjadi merata, termasuk di kota-kota kecil di Inggris. Di Nottingham, misalnya, biaya transportasi publik juga mengalami kenaikan signifikan. ”Ongkos naik kereta tram menuju kampus naik 30 persen. Jadi sebaiknya cari akomodasi di dekat kampus, atau gunakan sepeda,” kata Kartika Sari, mahasiswi di University of Nottingham.
Kartika, yang juga ibu empat anak ini, mengakui lonjakan terbesar adalah kenaikan tarif dasar listrik dan gas. Ia mengatakan telah mendapat surat dari perusahaan energi bahwa tarif akan naik dari 1,300 GBP (sekitar Rp 25 juta) per tahun menjadi 2,200 GBP (sekitar Rp 40 juta) per tahun. ”Dana beasiswa terkuras untuk membayar sewa rumah, biaya listrik dan gas,” ujarnya.
Gatot berharap para mahasiswa, terutama mahasiswa doktoral, mengelola dana beasiswa yang diterima dengan baik. Sebab, sebagian mahasiswa doktoral Indonesia membawa keluarga, yang tentu saja terkena dampak kenaikan harga dibanding mahasiswa lajang.
Terus berjalan
Secara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Persiapan Keberangkatan Penerima Beasiswa LPDP Angkatan 193-194, awal Oktober lalu, mengatakan, saat ini dunia sedang menghadapi banyak sekali tantangan, mulai dari pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir, ketegangan geopolitik yang mengakibatkan krisis dari sisi pangan, energi, dan keuangan, serta tantangan berikutnya adalah mengenai perubahan iklim.
”Karena setiap generasi pasti ada tantangannya, setiap masa ada cobaannya, setiap generasi ada pemimpinnya, setiap cobaan ada pelaku untuk menanganinya. Nah, Anda adalah kelompok yang nanti akan diminta oleh bangsa Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi. Saya sangat berharap bagi Anda semuanya menghargai setiap rupiah atau setiap dollar atau setiap euro yang kalian terima dari LPDP. Itu tidak sekadar beasiswa tanpa adanya ikatan batin atau ikatan nasionalisme,” ujar Mulyani.
Hingga saat ini, penerimaan beasiswa LPDP terus berjalan. Proses seleksi untuk calon mahasiswa S-2 dan S-3 di luar negeri yang dibiayai LPDP sedang berjalan untuk tahun 2022.
Dukungan untuk berkuliah di perguruan tinggi terbaik di dunia salah satunya dilakukan dengan menggelar webinar dengan pihak kampus di luar negeri. Pada Selasa (25/10/2022), perjumpaan lewat zoom dilakukan antara pascasarjana Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, dengan peminat beasiswa LPDP dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Berburu Beasiswa Kuliah Luar Negeri
Pengenalan program pascasarjana kajian bidang pendidikan, sosial, hukum, hingga desain disampaikan para pengajar unutk memberikan gambaran tentang pilihan berkuliah di Universitas Pennsylvania yang jadi salah satu kampus tujuan penerima beasiswa LPDP.