Perguruan Tinggi Dirangsang agar Punya Dana Abadi Pendidikan
Pemerintah meluncurkan dana abadi perguruan tinggi untuk merangsang perguruan tinggi mengembangkan dan mengelola dana abadi pendidikan. Hal ini agar PT dapat menggali sumber pendanaan di luar pemerintah dan mahasiswa.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
DOKUMENTASI HUMAS KEMDIKBUDRISTEK
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar 21: Dana Abadi Perguruan Tinggi di Jakarta, Senin (27/6/2022). Dana abadi perguruan tinggi dengan dana pokok senilai Rp 7 triliun itu dimanfaatkan untuk mendukung perguruan tinggi di Indonesia mengembangkan dana abadi pendidikan di kampus masing-masing. Dana abadi perguruan tinggi untuk mendukung mutu pendidikan tinggi dengan biaya kuliah yang tetap terjangkau mahasiswa.
JAKARTA, KOMPAS — Sudah saatnya perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya mengandalkan pendanaan pendidikan dari kucuran bantuan pemerintah dan biaya kuliah mahasiswa. Guna mendukung pengembangan perguruan tinggi yang berkualitas dan berkelas dunia, pemerintah membentuk dana abadi perguruan tinggi sebagai upaya merangsang tiap perguruan tinggi menggali pendanaan lain sebagai sumber dana abadi perguruan tinggi masing-masing.
Dana abadi perguruan tinggi yang dana pokoknya senilai Rp 7 triliun dan dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) itu diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makaraim dalam Merdeka Belajar Episode 21: Dana Abadi Pendidikan Perguruan Tinggi di Jakarta, Senin (27/6/2022). Turut hadir dalam peluncuran itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan pimpinan perguruan tinggi negeri.
Nadiem mengatakan, berinvestasi pada perguruan tinggi (PT) akan punya dampak terbesar dan tercepat untuk mendukung pembangunan ekonomi dan bangsa. Namun, untuk jangka panjang, tentunya investasi saat di pendidikan anak usia dini (PAUD) juga akan memberikan dampak yang lebih besar.
Menurut Nadiem, pendanaan untuk PT masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing di tingkat dunia. Rata-rata pengeluaran untuk setiap lulusan perguruan tinggi di Indonesia sekitar 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 28 juta. Padahal, India yang jumlah penduduknya lebih banyak dan lebih miskin, pengeluaran untuk tiap lulusan sudah mencapai 3.000 dollar AS. Lebih besar lagi negara-negara maju, seperti Singapura 15.000 dollar AS, China 22.000 dollar AS, dan Amerika 23.000 dollar AS.
Kami dukung terus pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia dengan kuat dan penuh komitmen. (Sri Mulyani Indrawati)
Pendanaan pendidikan PT di Indonesia selama ini mengandalkan dua sumber, yakni pemerintah dan mahasiswa. Dengan adanya dana abadi PT, sumber dana lain bisa digali dari donasi alumni dan masyarakat, kerja sama internasional, serta kegiatan komersial. Indonesia sudah tertinggal jauh dalam alokasi dana pendidikan dari anggaran pemerintah dan sumber dana lain.
Perjalanan kita masih jauh untuk meningkatkan anggaran PT. Kalau hanya bergantung pada pemerintah dan mahasiswa, kita tidak akan sampai. Jadi harus lebih mahir dan siap berusaha agar dapat pendanaan dari sektor swasta dan alumni,” kata Nadiem.
Pengumpulan donasi
Nadiem memaparkan setiap universitas kelas dunia pasti mampu menggalang dana dari alumni dan masyarakat untuk kebutuhan operasional dan dana abadinya. Massachusetts Institute of Technology pada tahun 2022 menargetkan pengumpulan donasi sekitar 80 juta dollar AS. Dana ini ditargetkan dari pengumpulan sekitar 40.000 alumnus.
Dana yang terhimpun akan digunakan untuk beasiswa, riset, pendidik, dan pengembangan dana abadi. Ada juga Nanyang Technological University di Singapura, total donasi pada tahun 2021 mencapai 40 juta dollar Singapura, dan donasi yang diberikan untuk kebutuhan mahasiswa sebesar 11 juta dollar Singapura, serta mahasiswa yang mendapatkan bantuan dana atau beasiswa dari donasi sebanyak 1.900 orang.
”Sebenarnya kita mampu, tapi harus bergerak serentak, termasuk dengan dukungan pemerintah, untuk lahirnya insiatif tiap PT. Pengumpulan dana di luar pemerintah dan mahasiswa penting. Kita harus memastikan biaya kuliah tetap terjangkau dan tidak bisa terus menaikkan uang kuliah tunggal karena memperbesar akses juga menjadi hal penting bagi Indonesia,” kata Nadiem.
DOKUMENTASI DITJEN DIKTIRISTEK
Universitas Negeri Semarang (Unnes) bersiap bertransformasi menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum atau PTN BH. Tampak Rektor Unnes Fathur Rokhman dan Plt Dirjen Diktiristek Nizam dalam acara tersebut.
Dana pokok abadi pendidikan senilai Rp 7 triliun yang dikeola LPDP nantinya akan disalurkan untuk perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN BH). Ada 16 PTN BH saat ini dan ke depan jumlahnya akan bertambah. Kucuran ke PTN BH ini karena mengacu pada regulasi tentang otonomi pengelolaan PT, terutama dalam pendanaan. Untuk PTN Badan Layanan Umum dan PTN satuan kerja masih belum bisa.
Pengembangan dana pokok dari dana abadi PT nanti akan disalurkan ke tiap PTN BH. Kucuran sekali senilai Rp 6 miliar diberikan untuk merangsang tiap PT mengembangkan dana abadi sendiri. Lalu, ada formula yang ditetapkan pemerintah dengan memperhitungkan berbagai faktor, yang dipakai untuk memberi dana padanan (matching fund) dana abadi setiap tahunnya.
”Kami harapkan dengan adanya matching fund dana abadi PT ini, nanti tiap PTN BH mengembangkan dana abadi sendiri dan mengelolamya. Tiap tahun PT dapat menggali donasi dari alumni, industri, filantropi, dan kerja sama internasional sehingga akan jadi penambahan dana abadi PTN BH. Penggunaannya merdeka atau bebas sesuai prioritas PTN BH asal tetap sejalan dengan delapan indikator kinerja utama atau IKU PT,” kata Nadiem, menjelaskan.
Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan, dengan adanya dana abadi PT bisa semakin banyak kolaborasi, inovasi, dan kreativitas yang terjadi di PT. ”Terutama institusi berbadan hukum supaya mereka lebih maju secara percaya diri,” katanya.
Ia pun menyampaikan, PT harus menjadi pusat pendidikan yang mencerahkan bangsa. Dengan demikian, Indonesia punya orang-orang terbaik yang terus memperbaiki tata kelola, sumber daya, mekanisme, birokrasi, akuntabilitas, dan hasil dari berbagai program/kebijakan. Dukungan Kemenkeu dalam peluncuran kebijakan ini diharapkan menjadi amanah bagi perguruan tinggi untuk mengelola pendidikan tinggi di masa depan yang lebih baik lagi.
“Kami dukung terus pengembangan kualitas pendidikan di Indonesia dengan kuat dan penuh komitmen,” kata Sri.
Reputasi kelas dunia
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia mengatakan, selama tujuh tahun berturut-turut, reputasi UGM pada pemeringkatan dunia selalu meningkat. Pencapaian ini merupakan kerja keras pemangku kepentingan UGM untuk menjalankan peran masing-masing menjalankan visi-misi UGM.
”Dana abadi ini akan sangat membantu peningkatan upaya peningkatan reputasi UGM dan kampus negeri lainnya,” katanya.
”Semoga perguruan tinggi negeri di Indonesia dapat semakin mampu menunjukkan kontribusinya di dunia dan mendapat pengakuan global,” ujar Ova, menambahkan.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arif Satria mengatakan, peningkatan reputasi PT Indonesia di kancah global akan memberi banyak manfaat bagi ragam kegiatan akademik, riset, inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat PT. ”Kami juga yakin dana abadi ini akan mendukung tiga program unggulan dan mendukung peningkatan reputasi kita, yaitu academics and employee reputation, research and publication, and internalisation,” kata Arif.
Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan, pemerintah mendukung UI agar dapat terus meningkatkan kualitas dan kapasitas bersaing secara global. ”UI terus berkomitmen meningkatkan reputasi akademik dan riset secara global lewat peningkatan kapasitas dosen, infrastruktur, riset, dan akademik, pembelajaran daring bertaraf internasional, dan kualitas publikasi,” ujar Ari.
Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih mengatakan, secara internal, perguruan-perguruan tinggi memiliki harapan dan tujuan ke arah menjadi bagian dari perguruan tinggi berkelas dunia. ”Dengan adanya dukungan pemerintah tersebut, perguruan tinggi harus menata tata kelola (governance) internal dan terus mempersiapkan sarana prasarana yang tentunya mesti berstandar internasional,” kata Nasih.