Memberi Ruang Generasi Z untuk Melahirkan Inovasi Berbasis Riset
Keunggulan Indonesia dengan bonus demografinya tak hanya membutuhkan talenta muda yang siap kerja. Indonesia butuh generasi muda yang mampu menghasilkan inovasi berbasis riset untuk memecahkan beragam masalah.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Generasi Z berpotensi memikirkan solusi atas permasalahan masyarakat. Kreativitas kaum muda perlu difasilitasi demi menghasilkan inovasi untuk mengatasi berbagai persoalan di sekitar mereka. Karena itu, berbagai kegiatan pun digelar lembaga swasta dan pemerintah agar kaum muda bisa memperkuat kecakapan menghasilkan beragam inovasi, mulai dari kompetisi penulisan karya ilmiah hingga riset.
”Adanya bonus demografi tak hanya perlu dijawab dengan mempersiapkan tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi. Penting juga menyiapkan generasi muda yang memiliki pemikiran super agar Indonesia makin unggul di masa depan. Kami senang dengan keragaman pikiran anak muda yang muncul dalam lomba karya ilmiah dengan semangat menawarkan solusi atas berbagai permasalahan,” kata Guru Besar IPB University sekaligus Ketua Dewan Juri Tingkat Nasional Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022 Ronny Rachman Noor, Kamis (13/10/2022).
Ronny mengutarakan, generasi muda saat ini, terutama Gen Z, memiliki potensi untuk memecahkan masalah secara kreatif. Ajang lomba penulisan karya ilmiah dapat memunculkan gagasan para Gen Z untuk menyelesaikan persoalan di sekitarnya sebagai wujud kepedulian mereka.
Kegiatan Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022 diikuti 243 penerima Djarum Beasiswa Plus. Program ini bertujuan melatih mahasiswa kelompok eksakta dan non-eksakta mampu menuangkan ide kreatif dan inovatifnya dalam mengasah kepekaan dan merespons berbagai permasalahan di masyarakat berdasarkan keilmuan yang ditekuninya.
Membantu atlet
Dari kompetisi penulisan tersebut, Andi Ameera Sayaka Cakravastia, mahasiswa Institut Teknologi Bandung, yang menjadi juara satu di kategori non-eksakta, menawarkan gagasan untuk mengatasi masa depan atlet yang suram. Ia merancang aplikasi ”berSATU” yang sampai tahap mockup (desain aplikasi) untuk membantu para atlet muda Indonesia memaksimalkan potensi mereka sebagai atlet dan mempersiapkan masa depan setelah karier olahraga mereka berakhir.
Aplikasi berSATU dilengkapi dengan berbagai fitur bantuan layanan serta edukasi dari berbagai aspek, seperti karier atlet profesional, finansial, kesehatan mental, pendidikan, dan sosial. Melalui aplikasi terintegrasi ini, Ameera, yang pernah menjadi atlet, berharap dapat membantu menyelesaikan permasalahan dengan memaksimalkan potensi atlet dan membantu para atlet mempersiapkan masa depannya.
”Berdasarkan data, 7 dari 10 mantan atlet Indonesia mengaku saat ini hidupnya belum sejahtera secara finansial. Selain layanan edukasi, berSATU akan menerapkan pendekatan rantai nilai untuk dapat memetakan pihak yang terlibat dalam memberikan pelayanan persiapan karier guna menunjang prestasi dan masa depan atlet-atlet Indonesia,” kata Ameera.
Sementara di kategori eksakta, Najla Rasikha Putri Harza, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, keluar sebagai pemenang pertama. Ia berharap karya tulisnya berjudul ”Oksimeter Janin Non-Invasif Untuk Mendeteksi Hipoksia Kandungan Menggunakan Kontrol Optode dan Algoritma Ekstraksi Sinyal Janin” dapat menurunkan angka kematian bayi. Gagasan alat pendeteksi ini sudah diuji coba awal di Jember yang memiliki angka kematian bayi tertinggi di Jawa Timur akibat hipoksia.
Berdasarkan data, 7 dari 10 mantan atlet Indonesia mengaku saat ini hidupnya belum sejahtera secara finansial.
Najla mengatakan, data WHO menunjukkan, sekitar 23 persen kematian bayi yang baru lahir disebabkan oleh asfiksia (birth asphyxia). Asfiksia terjadi ketika otak bayi dan organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi sebelum, selama, atau tepat setelah lahir.
Salah satu cara untuk mencegah asfiksia adalah dengan memonitor kondisi bayi secara berkala. Maka, dikembangkan alat oksimeter janin yang non-invasif agar dapat digunakan secara aman dan portable di mana saja.
Metode yang diajukan adalah optode control and fetal signal extraction algorithm. Metode ini menangkap sinyal gabungan dari ibu dan janin, lalu dengan algoritma ekstraksi akan memisahkan sinyal janin, kemudian menghasilkan informasi terkait tingkat dan status SpO2 janin.
Kemajuan bangsa
Dukungan untuk memfasilitasi minat mahasiswa dalam penelitian juga dilakukan Tanoto Foundation lewat kompetisi penelitian mahasiswa berjudul Tanoto Student Research Award (TSRA). Mahasiswa dari Universitas Diponegoro, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, IPB University, dan Universitas Brawijaya diajak untuk membentuk tim riset hingga menghasilkan desain atau prototype dari gagasan mereka.
Kompetisi TSRA National Competition pertama kali digelar tahun 2021. Head of Scholarship and Leadership Development Tanoto Foundation Aryanti Savitri mengatakan, inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi berperan penting dalam kemajuan bangsa. Sebab, inovasi dapat menciptakan efisiensi dalam perekonomian sehingga produk-produk yang dihasilkan makin kompetitif.
Ajang kompetisi penulisan dan inovasi karya ilmiah yang lebih luas juga digelar secara rutin oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek. Lewat Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), berbagai kompetisi ilmiah digelar untuk memfasilitasi lahirnya berbagai gagasan/ide inovasi.
Salah satu bagian Pimnas yakni Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Untuk pelaksanaan tahun 2022, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi perguruan tinggi terbaik sebagai peraih pendanaan dan insentif PKM terbanyak tahun 2022 sebanyak 117 judul atau tim.
PKM terbuka bagi mahasiswa di universitas negeri dan swasta di Indonesia. Terdapat 10 bidang PKM yang dapat diikuti oleh mahasiswa, yaitu PKM Riset Eksakta, PKM Riset Sosial Humaniora, PKM Kewirausahaan, PKM Pengabdian kepada Masyarakat, PKM Penerapan Iptek, PKM-Karsa Cipta, PKM Karya Inovatif, PKM-Karya Video Gagasan Konstruktif, PKM Gagasan Futuristik Terpadu, serta PKM Artikel.
Kepala Subdrektorat Kreativitas Mahasiswa UGM Suherman mengatakan, untuk mempertahankan prestasi yang diraih, UGM terus menjaga proses regenerasi tim PKM mahasiswa dan dosen pembina serta pendamping PKM. Sebab, hal tersebut menjadi kunci stabilitas prestasi PKM dan Pimnas ke depan.
”PKM-Pimnas ini tiap tahun diikuti 1.000 lebih kampus di Indonesia, sangat kompetitif, dan semua kampus terus berbenah setiap tahunnya,” katanya.