Beberapa museum di Jakarta berupaya menarik perhatian khalayak dengan mengadakan kegiatan inovatif serta berkolaborasi dengan masyarakat.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Beberapa museum di Jakarta melakukan kegiatan-kegiatan inovatif untuk meningkatkan pengunjung. Selain meningkatkan minat khalayak untuk datang ke museum, kegiatan tersebut diupayakan untuk merombak citra museum yang sering dianggap sebagai tempat angker dan kuno, menjadi ruang publik yang edukatif dan inspiratif.
Sepanjang Oktober, Museum Nasional mengadakan beberapa kegiatan edukatif untuk mengenalkan kelestarian budaya dan sejarah. Kepala Museum Nasional Indonesia Sri Hartini menjelaskan, Museum Nasional sedang mengadakan kegiatan K-Maestro, Pameran Tunggal Seni Rupa Sidik W. Martowidjoyo, dan The Exhibition of Polish Cotemporary Textile Art and Batik sepanjang bulan Oktober ini. Selain itu, kegiatan rutin seperti wahana ImersifA, belajar menari dan belajar gamelan tetap diadakan.
"Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dalam rangka menarik pengunjung serta melestarikan warisan budaya kita. Tidak hanya anak muda, kami menyasar semua orang untuk berkunjung ke museum serta ikut dalam kegiatan-kegiatan itu." ujarnya, Selasa (11/10/2022).
Sri mengatakan, antusiasme anak muda untuk berkunjung ke Museum Nasional mengalami peningkatan pada masa Covid-19 kemarin. Anak muda cenderung menyukai kegiatan dengan pengemasan menarik dan kekinian seperti ImersifA, sebuah wahana video mapping yang memproyeksikan video edukasi sejarah berdurasi 30 menit ke 360 derajat sudut ruangan. Ia merasa, kegiatan inovatif seperti ini dapat mendorong ketertarikan anak muda untuk datang ke museum serta meningkatkan edukasi budaya dan sejarah.
Dari pantauan Kompas di Museum Nasional pada Selasa (11/10) lebih dari 200 mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) sedang melakukan tugas menggambar sketsa di Museum Nasional. Benda-benda pameran serta suasana museum menjadi referensi dan bahan inspirasi bagi para mahasiswa dalam menggambar sketsa mereka.
Dosen Studi Kriya IKJ Danny Yuwanda menjelaskan, benda-benda bersejarah yang ada di Museum Nasional merupakan referensi yang menarik untuk digambar. Selain belajar mengenai asal-usul serta kebudayaan benda tersebut, bentuk dan lekukan khas dari benda bersejarah tersebut dapat mengasah kemampuan desain para mahasiswa.
Banyak sekali karya dari para seniman yang terinspirasi dari barang-barang bersejarah di museum.
"Museum amat penting untuk seniman. Banyak sekali karya dari para seniman yang terinspirasi dari barang-barang bersejarah di museum. Harusnya museum menjadi salah satu tujuan bagi para pegiat seni untuk mencari referensi" ujar Danny.
El (21), salah satu mahasiswa IKJ yang berkunjung di Museum Nasional Jakarta mengatakan, dengan datang langsung ke museum dan mengamati benda-benda bersejarah membantunya untuk mendapat inspirasi menggambar sketsa. Selain itu, informasi mengenai sejarah dan kebudayaan benda yang diamatinya memberinya wawasan tambahan untuk menambah detail dari sketsanya. Walaupun sebenarnya informasi itu dapat ia akses melalui internet, ia merasa dengan mengamati dan melihat secara langsung membantunya mendapatkan 'rasa' yang sesuai dalam menentukan gambarnya.
Tidak hanya Museum Nasional, museum lain juga melakukan upaya untuk meningkatkan pengunjung. Museum Tekstil yang terletak di Palmerah, Jakarta Barat, melakukan beberapa cara untuk mengupayakan peningkatan kunjungan. Salah satunya adalah dengan bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Jakarta.
Menurut Pemandu Wisata Museum Tekstil Angleika Pratiwi, kebanyakan pengunjung yang datang di Museum Tekstil adalah anak-anak sekolah yang melakukan wisata edukasi. Museum Tekstil sering menggelar sosialisasi kepada sekolah-sekolah dalam rangka mengenalkan dan mengajak mereka untuk berkunjung ke museum.
"Beberapa waktu lalu, Museum Tekstil mengadakan pameran batik keliling ke beberapa lokasi seperti sekolah dan universitas. Selain untuk mengenalkan batik, kami juga mengajak orang-orang untuk datang ke museum" ujarnya.
Upaya lain dilakukan oleh Museum Seni Rupa dan Keramik di Kota Tua, Jakarta Barat. Mereka mengadakan kegiatan Workshop Gerabah yang ramai dikunjungi oleh anak muda. Para anak muda mengetahui kegiatan ini dari tren konten-konten di Tik Tok dan Instagram. Hal ini membuat mereka tertarik untuk mengikuti workshop dan juga membuat konten untuk mengikuti tren tersebut.
Besok pagi, Rabu (12/10), ratusan museum di Indonesia merayakan Hari Museum Indonesia 2022. Momen bersejarah ini dimanfaatkan para pegiat museum untuk merefleksikan diri bagaimana kehadiran dan pengaruh museum di tengah-tengah publik.