Banjir dari Aceh, Jakarta, hingga Kalimantan Barat
Sebanyak 40 persen zona musim di Indonesia telah memasuki musim hujan, tetapi banjir telah melanda di berbagai wilayah dalam sepekan terakhir.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 40 persen zona musim di Indonesia telah memasuki musim hujan, tetapi banjir telah melanda di berbagai wilayah dalam sepekan terakhir. Cuaca ekstrem masih bisa terjadi hingga sepekan mendatang dan iklim yang lebih basah dari rata-rata tahuannya ini bisa berlangung hingga November 2022.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, Minggu (9/10/2022), melaporkan, bencana banjir terjadi di sejumlah daerah Indonesia dalam sepekan terakhir.
Di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, banjir yang terjadi sejak Jumat (7/10/2022) masih berlangsung hingga kini. Banjir terjadi setelah hujan deras yang memicu meluapnya Sungai Kapuas hingga ke permukiman warga. Sebanyak 50 rumah warga di Kecamatan Kapuas terendam banjir hingga kedalaman 1 meter. Banjir juga merendam 1 unit sekolah dan 1 unit puskesmas.
Kondisi iklim yang lebih basah di wilayah Indonesia hanya akan terjadi pada fase awal musim hujan hingga pada November 2022. Desember dan seterusnya kemungkinan musim hujan akan dominan normal.
Banjir juga melanda dua desa di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pada Sabtu (8/10/2022). Sebanyak 84 kepala keluarga yang tinggal di Desa Harapan Maju dan Desa Harapan Maju Kecamatan Sei Lepan terdampak banjir ini. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, banjir berangsur surut di beberapa titik pada Minggu.
Di Aceh Timur, 2.436 warga dilaporkan mengungsi akibat banjir yang melanda sejak Jumat pukul 10.00 WIB. Banjir ini melanda enam kecamatan, yakni Pante Bidari, Punaron, Birem Bayeun, Indra Makmur, Nurussalam, dan Banda alam.
Sebelumnya, 5.104 keluarga atau 18.160 warga Kabupaten Aceh Utara mengungsi setelah tempat tinggal mereka terdampak banjir yang semakin meluas sejak Selasa (4/10). Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Aceh Utara Asnawi mengatakan, meluasnya banjir di Aceh Utara ini dipengaruhi dan dipicu beberapa faktor. Selain curah hujan tinggi yang masih sering terjadi, kondisi tanggul DAS sungai-sungai besar juga kehilangan kemampuan menampung debit air yang berasal dari wilayah hulu Takengon dan Bener Meriah.
Di Jawa, banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, meliputi enam desa pada Jumat. Keenam desa itu meliputi Desa Tamanan di Kecamatan Trenggalek, Desa Karangrejo, Bogoran, Senden, Ngadimulyo di Kecamatan Kampak, serta Desa Wonocoyo di Kecamatan Panggul.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek melaporkan 210 rumah terdampak banjir dengan tinggi muka air mencapai 50 sentimeter serta longsoran tanah yang menyebabkan kerusakan beberapa rumah warga.
Sementara di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, hujan lebat pada Jumat malam hingga Sabtu (8/10/2022) dini hari, selain memicu terjadinya banjir, juga menyebabkan penurunan tanah di beberapa titik di sepanjang jalur lintasan rel kereta api jarak jauh antara Jeruklegi dan Kawunganten. Akibatnya, perjalanan kereta api terganggu.
Banjir yang melanda Desa Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Jumat, menyebabkan satu orang hilang. Tragedi itu terjadi saat kendaraan jenis sepeda motor yang dikendarai korban terseret arus banjir.
Korban jiwa juga terjadi saat banjir melanda Jakarta. Tiga siswa meninggal dan dua lainnya luka-luka tertimpa tembok pembatas bangunan MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, yang roboh diterjang banjir pada Kamis (6/10/2022).
Hingga November
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memperingatkan, cuaca ekstrem masih bisa terjadi di berbagai wilayah Indonesia hingga 15 Oktober 2022. ”BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem sebelumnya untuk periode 2-8 Oktober 2022, dan berdasarkan analisis terkini, dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan,” katanya.
Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari mengatakan, saat ini baru fase awal musim hujan. Hingga akhir September 2022, baru 40 persen zona musim di Indonesia yang masuk musim hujan. ”Wilayah yang sudah hujan didominasi oleh wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bagian selatan, dan Maluku,” katanya.
Dari tiga zona musim di DKI Jakarta, yang sudah memasuki musim hujan adalah Jakarta bagian selatan. ”Dua zona musim lainnya di Jakarta sempat tinggi hujannya di awal September, tapi turun lagi di tengah dan akhir bulan, sehingga belum memenuhi kriteria musim hujan,” katanya.
Supari menambahkan, fenomena La Nina yang sudah memasuki tahun ketiga diperkirakan berlangsung hingga Desember 2022. Bahkan, sebagian lembaga meteorologi memperkirakan bisa berlangsung sampai Februari 2023.
”Namun, suhu permukaan laut di Indonesia saat ini berangsur netral sehingga pengaruh La Nina menjadi kecil,” katanya.
Dengan tren saat ini, Supari memperkirakan kondisi iklim yang lebih basah di wilayah Indonesia hanya akan terjadi pada fase awal musim hujan hingga pada November 2022. ”Desember dan seterusnya kemungkinan musim hujan akan dominan normal,” katanya.