Generasi muda seperti generasi milenial dan gen Z memiliki aspirasi yang berbeda tentang kecantikan. Mereka semakin adaptif terhadap konsep inklusif dalam kecantikan, teknologi kecantikan, dan keberlanjutan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Bagi anak-anak muda generasi milenial dan generasi Z, kecantikan bukan sekadar tampilan luar dengan menggunakan beragam produk. Kecantikan kini diyakini sebagai kekuatan untuk percaya diri dan nyaman dengan tubuh sendiri. Di sinilah era teknologi kecantikan atau beauty tech mendukung kecantikan yang memancar sesuai kebutuhan, kondisi tubuh, dan kepribadian setiap orang.
Christy Raina (24), gen Z yang juga kreator konten kecantikan, tak menampik perasaan ingin terlihat cantik selalu ada di hati. Apalagi, di era digital, penampilan cantik tak lagi terbatas dibanding-bandingkan dengan anak tetangga atau teman di sekolah. Dunia maya yang gampang diakses melalui gawai di genggaman membuat pembandingan diri untuk terlihat atau merasa cantik jadi tanpa batas dan sekat.
”Emang jadi mudah insecure sih, gampang tidak percaya diri. Ditambah lagi ingin serba instan, termasuk untuk kecantikan. Aku merasa perlu nih edukasi untuk gen Z bisa menghargai proses. Apalagi kini makna kecantikan itu, kan, sudah beragam. Jadi, cantik bukan hanya untuk si kutilang alias kurus tinggi langsing,” kata Christy, yang hadir pada diskusi ”L’Oréal Beauty Tech: Inventing the Beauty of the Future”, di Jakarta, Jumat (30/9/2022).
Christy yang awalnya tidak percaya diri dengan kulitnya yang sawo matang, kini di media sosialnya dengan bangga mencantumkan #teamSawoMatang. Dia berbagi tentang perawatan kulit dan makeup terutama kepada anak muda agar bisa mengekspresikan diri kencantikan dengan nyaman dan percaya diri.
”Kecantikan itu punya kekuatan untuk memunculkan rasa percaya diri sehingga berani melampaui zona nyaman. Merawat diri juga sudah jadi kesadaran diri bagi gen Z sebagai investasi. Maunya sih supaya entar kayak Sophia Latjuba yang tetap cantik meskipun bertambah usia,” kata Christy tersenyum.
Investasi masa depan
Chief Consumer Officer L’Oréal Indonesia Aswaina Seroja memaparkan, gen Z akan menjadi populasi dominan yang membentuk masa depan industri kecantikan di Indonesia karena mereka adalah generasi digital-native dengan akses penuh ke media sosial. Mereka mencari segala informasi secara daring, termasuk seputar topik kecantikan. Ternyata, kecantikan masuk lima topik pencarian teratas sebanyak 38 persen selain film (64 persen), musik (60 persen), pendidikan (44 persen), dan kesehatan (41 persen).
Menurut Jakpat Gen Z Survey 2021, mayoritas (76 persen) gen Z memandang peran produk kecantikan dalam hidup untuk meningkatkan kepercayaan diri. Mereka juga percaya kalau merawat diri adalah investasi masa depan. Ada juga anggapan produk kecantikan membantu mereka untuk memiliki masa depan yang lebih cemerlang, menjadi lebih berani, serta membantu bersosialisasi dengan lebih baik.
Sementara kajian Markplus, ZAP Beauty Index 2021, memperlihatkan, bagi gen Z penggunaan perawatan kulit semakin penting dan semakin awal. Sebanyak 44 persen perempuan gen Z berusia di bawah 18 tahun menggunakan perawatan kulit dan memiliki aspirasi untuk melakukan prosedur spesifik pada wajah. Mereka juga mencari produk anti penuaan dan menggunakan lebih dari lima produk perawatan kulit.
Ada juga anggapan produk kecantikan membantu mereka untuk memiliki masa depan yang lebih cemerlang, menjadi lebih berani, serta membantu bersosialisasi dengan lebih baik.
Meskipun diterpa pandemi, animo konsumen Indonesia terhadap dunia kecantikan tetap besar. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya pasar kecantikan di Tanah Air sebesar 12 persen di tahun 2021 dengan total penjualan senilai Rp 43 triliun. Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan juga mencatat kosmetika sebagai kategori produk yang mendapatkan izin edar terbanyak di Indonesia dalam lima tahun terakhir, yaitu sebanyak 411.410 produk baru.
Gaya hidup hijau
Anak-anak muda gen Z kian sadar memanfaatkan teknologi digital dan peduli pada keberlanjutan Bumi. Dalam menggunakan produk kecantikan, mereka juga mulai memperhatikan dampaknya pada keberlanjutan dan aspek lingkungan.
Beberapa waktu lalu, Iqbaal Ramadhan, aktor, musisi, sekaligus mahasiswa, mengatakan, generasi muda berperan krusial dalam menciptakan gaya hidup ramah lingkungan. Meski demikian, gen-Z juga sangat bergantung pada kepraktisan, kemajuan teknologi, dan inovasi yang akan memudahkan mereka untuk peduli terhadap lingkungan.
”Generasi muda sekarang, khususnya gen Z, menurut saya, sudah banyak yang mulai sadar akan pentingnya mengurangi konsumsi kemasan plastik sekali pakai,” kata Iqbaal.
Kepedulian terhadap lingkungan di kalangan generasi muda ini ditangkap oleh salah satu industri kosmetika. Suzy Hutomo, Executive Chairperson The Body Shop Indonesia, mengatakan, pihaknya menyadari untuk berperan aktif dalam mengatasi isu polusi plastik. ”Kami ingin terus mengedukasi dan melakukan kolaborasi serta langkah-langkah inovatif untuk mengatasi isu ini,” katanya.