104 Gempa Susulan di Tapanuli Utara, Potensinya Bisa Mencapai M 7,7
Meski gempa susulan cenderung mengecil, masyarakat Tapanuli Utara perlu mewaspadai ancaman ke depan. Jalur Sesar Besar Sumatera di kawasan ini memiliki potensi gempa besar.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Guncangan susulan di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, terus terjadi menyusul gempa berkekuatan M 5,8 pada Sabtu (1/10/2022) pukul 02.28 WIB. Hingga Senin (3/10/2022) pukul 07.00, gempa susulan telah mencapai 104 kali dengan kekuatan yang cenderung mengecil.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, dari 104 kali gempa susulan yang terjadi di Tapanuli Utara, sebanyak 10 kali yang dirasakan.
Mayoritas gempa susulan ini berkekuatan M 2,1 hingga M 3, yaitu sebanyak 78 kali. Sementara gempa susulan yang berkekuatan M 3,1 hingga M 4 sebanyak 16 kali berkekuatan M 4 hingga M 5 sebanyak 5 kali dan sisanya berkekuatan M 1 hingga M 2. ”Kemungkinan gempa-gempa susulan yang semakin kecil kekuatannya menunjukkan adanya peluruhan,” kata Daryono.
Menurut laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa yang terjadi pada Sabtu lalu menyebabkan 962 rumah rusak. Selain itu, kerusakan juga dialami sejumlah infrastruktur, meliputi 67 rumah ibadah, 2 unit gedung layanan kesehatan, 17 sarana pendidikan, 25 gedung pemerintahan, 22 titik ruas jalan, 12 titik longsor, 9 unit jembatan, 32 saluran irigasi, 1 titik lokasi wisata, dan 9 titik fasilitas air bersih.
Di samping itu, korban jiwa sebanyak 1 orang, 24 orang mengalami luka-luka, dan 962 jiwa terdampak. Hasil kaji cepat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Utara, setidaknya ada 69 desa yang terdampak gempa bumi kemarin.
Kepala BPBD Kabupaten Tapanuli Utara Bonggas Freddy mengatakan, kondisi saat ini mulai kondusif meski masih ada gempa susulan. Meskipun demikian, beberapa anggota masyarakat masih ada yang trauma dan mendirikan tenda darurat secara mandiri di halaman rumah masing-masing.
Potensi gempa maksimum
Sekalipun gempa susulan cenderung mengecil, Daryono mengingatkan agar kejadian kali ini perlu menjadi pelajaran untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman di masa mendatang. Sebab, jalur Sesar Besar Sumatera di kawasan ini berpotensi memicu gempa dengan kekuatan besar.
Berdasarkan lokasi episenternya, gempa susulan ini berada di sekitar jalur Sesar Besar Sumatera, terutama di Segmen Renun dan Segmen Toru. ”Dari sejarah gempannya, zona gempa di Tapanuli Utara ini cenderung destruktif dan bisa lebih besar daripada yang terjadi saat ini dengan periodisitas pengulangan yang relatif singkat,” katanya.
Dari sejarah gempannya, zona gempa di Tapanuli Utara ini cenderung destruktif dan bisa lebih besar daripada yang terjadi saat ini dengan periodisitas pengulangan yang relatif singkat.
Sebelumnya, berdasarkan catatan sejarah, gempa kuat dan merusak pernah terjadi dan pada masa lalu, yaitu pada tahun 1916 dengan kekuatan gempa M 6,8; pada 1921 berkekuatan M 7; kemudian pada 1984 M 6,4; dan pada 1987 dengan kekuatan M 6,6. Pada 14 Juni 2011 wilayah Tarutung, Tapanuli Utara, pernah diguncang gempa merusak berkekuatan M 5,5 dengan kedalaman 10 kilometer yang juga dipicu Sesar Besar Sumatera. Gempa ini merusak 165 rumah warga dan melukai lebih dari 50 orang. Gempa ini dikenal sebagai gempa Sarulla 2011.
Berdasarkan Peta Sumber Gempa Bumi Nasional 2017, zona gempa di segmen Renun sangat aktif dengan kecepatan pergeseran sebesar 8-10 milimeter per tahun. Segmen ini juga dibagi ke dalam tiga bagian, yang masing-masing memiliki potensi gempa hingga M 7,7; M 6,8; dan M 6,7. Sementara segmen Toru bisa memicu gempa dengan kekuatan maksium M 7,4.
Selain kekuatan gempanya, kondisi tanah di kawasan ini umumnya bergelombang hingga perbukitan terjal dan lembah yang rentan longsor jika terdampak gempa bumi. Laporan Badan Geologi juga menunjukkan, wilayah ini secara umum tersusun oleh batuan berumur pratersier berupa batuan metamorf dan meta sedimen yang belum kompak dan berpotensi memperkuat efek guncangan gempa.
”Bahaya ikutan berupa longsoran saat gempa perlu diwaspadai juga,” kata Daryono.
Berdasarkan gempa kali ini dan rentetan kejadian sebelumnya, Daryono merekomendasikan agar bangunan di Kabupaten Tapanuli Utara dan sekitarnya dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Selain itu, hunian juga harus berjarak dengan jalur sesar yang ada.