Semakin Diminati, Universitas Terbuka Targetkan Satu Juta Mahasiswa pada 2025
Universitas Terbuka semakin diminati masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. UT menargetkan penerimaan satu juta mahasiswa pada 2025.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keterbatasan pertemuan fisik akibat pandemi Covid-19 membuat sistem pembelajaran beralih dari tatap muka ke sistem daring. Universitas Terbuka (UT) yang berpengalaman puluhan tahun menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pun semakin diminati. UT menargetkan penerimaan satu juta mahasiswa pada 2025.
Rektor UT Prof Ojat Darojat mengatakan, sebelum pandemi, universitas itu menerima 30.000-40.000 mahasiswa per semester. Selama pandemi, jumlahnya melonjak menjadi sekitar 145.000 mahasiswa per semester.
Saat ini, UT mempunyai 420.000 mahasiswa aktif. ”Kami sedang bergerak menuju target satu juta mahasiswa pada 2025,” ujarnya saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Rabu (28/9/2022).
Mahasiswa UT tersebar di 514 kabupaten/kota di Indonesia dan di 40-an negara. Sistem kuliah jarak jauh dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan akses, terutama bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Saat ini UT menjadi perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa terbanyak di Tanah Air. Lebih dari 80 persen mahasiswanya sudah bekerja, termasuk pekerja migran di sejumlah negara.
Usia mahasiswa UT juga semakin muda. Sekitar 65 persen dari total 420.000 mahasiswa aktif berusia di bawah 30 tahun. ”Dulu didominasi usia di atas 30 tahun. Pergeseran ini terjadi dalam lima tahun terakhir,” ucapnya.
Ojat menuturkan, ketika UT didirikan 38 tahun lalu, terdapat tiga masalah utama dalam mengakses pendidikan tinggi, yaitu keterbatasan ekonomi, geografis, dan akademis. Tak sedikit warga terkendala dana untuk kuliah.
Saat ini UT menjadi perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa terbanyak di Tanah Air. Lebih dari 80 persen mahasiswanya sudah bekerja, termasuk pekerja migran di sejumlah negara.
Kebanyakan perguruan tinggi negeri (PTN) terletak di ibu kota provinsi sehingga tidak mudah diakses oleh warga di pelosok daerah. Masalah ketiga adalah banyak pelajar tidak lulus ujian seleksi akademis masuk PTN.
”UT tidak boleh menerapkan biaya mahal, tetapi harus terjangkau. Kuliah dengan sistem jarak jauh sehingga mahasiswa tidak harus meninggalkan domisilinya. Asalkan punya ijazah SMA, bisa masuk UT,” jelasnya.
Ojat menambahkan, meskipun persyaratan masuknya relatif gampang, pihaknya berupaya untuk menjaga mutu akademis. Oleh karena itu, ekosistem digital yang menjadi modal penting universitas itu akan terus ditingkatkan.
Pada awal pandemi Maret 2020, UT berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sejumlah perguruan tinggi untuk menjalankan PJJ. Mereka juga membantu sejumlah instansi dalam mengoptimalkan sistem bekerja dari rumah lewat pemanfaatan teknologi digital.
”Hal ini sangat membantu mereka agar kuliah berjalan efektif dan optimal serta memenuhi capaian pembelajaran,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum UT Prof Ali Muktiyanto menyampaikan, pihaknya memberlakukan biaya kuliah terjangkau agar bisa diakses semua lapisan masyarakat. Biaya kuliah di universitas itu dari Rp 35.000 per SKS (satuan kredit semester) hingga sekitar Rp 3,5 juta per semester.
”Intinya, kami berharap bisa menjangkau semuanya (masyarakat). Ini salah satu bentuk keadilan sosial dalam dunia pendidikan,” ucapnya.
Ali menuturkan, pandemi telah membawa transformasi di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran berbasis digital menjadi keniscayaan di masa depan.
”Saat ini, PJJ bukan lagi substitusi, tetapi pilihan utama. Kami sudah siap dengan budaya pembelajaran seperti itu,” ujarnya.
Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Paulus Tri Agung Kristanto mengatakan, UT tidak hanya universitas terbesar dengan jumlah mahasiswa terbanyak, tetapi juga terfleksibel. Ia mengusulkan UT memperbanyak kios informasi sehingga semakin mempermudah pendaftaran mahasiswa.
”Hal ini akan mempermudah orang-orang berinteraksi dengan UT. Dengan begitu, UT juga akan menjadi universitas terdepan,” katanya.