Universitas Terbuka Memantapkan Diri Jadi Rujukan Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh semakin berkembang di masa pandemi Covid-19. Universitas Terbuka yang didirikan untuk perkuliahan jarak jauh memperkuat jati diri menjadi rujukan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
”
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Universitas Terbuka memantapkan diri menjadi rujukan pengembangan pendidikan tinggi jarak jauh di Indonesia. Layanan pendidikan Universitas Terbuka tidak hanya menjangkau mahasiswa di seluruh Nusantara, tetapi juga melayani warga negara Indonesia di 50 negara.
”Meskipun layanannya pendidikan jarak jauh, Universitas Terbuka (UT) mempunyai kantor-kantor cabang di dalam dan luar negeri agar juga bisa melayani secara langsung. Mobilitas para pegawai dan tutor UT tinggi untuk memastikan perkuliahan tatap muka berlangsung baik,” kata Rektor UT Ojat Darojat.
Ojat Darojat menyatakan hal itu dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara PT Garuda Indonesia dan UT di Tangerang Selatan, Jumat (24/6/2022). Hadir pula untuk penanda tangan nota kesepahaman tersebut, yakni Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Ojat mengatakan, di usia 38 tahun, UT tumbuh menjadi kampus yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak. Saat ini, jumlah mahasiswa yang aktif sebanyak 350.000 orang. Adapun jumlah alumni sekitar 1,9 juta orang.
Bahkan, dalam beberapa kesempatan, UT memikul beban dari kebijakan strategis pemerintah. Ketika pemerintah mengeluarkan Undang Undang tentang Guru dan Dosen yang mewajibkan guru minimal bergelar sarjana, UT membuka layanan kuliah jarak jauh bagi guru sehingga mereka tetap bisa mengajar di sekolah.
Selain itu, UT mewujudkan tanggung jawab keadilan sosial dari pemerintah dalam bidang pendidikan. Layanan kuliah UT dapat diakses tanpa terkendala umur, jarak, dan waktu. Perkuliahan jarak-jauh membuat warga yang ada di daerah-daerah pelosok tetap bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi.
”Untuk terus memperkuat UT sebagai benchmark (rujukan) pendidikan jarak jauh di Indonesia, kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung peningkatan akademik maupun nonakademik. Salah satunya dengan Garuda Indonesia hari ini untuk mendukung mobilitas para pegawai dan mahasiswa UT yang tersebar di 515 kabupaten/kota dan 50 negara,” kata Ojat.
Untuk terus memperkuat UT sebagai benchmark (rujukan) pendidikan jarak jauh di Indonesia, kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung peningkatan akademik maupun nonakademik.
Tiap tahun mobilitas dari pegawai UT di tingkat pusat ataupun daerah bisa mencapai 14.000 perjalanan. Kerja sama dengan Garuda Indonesia untuk mendukung layanan transportasi udara bagi mobilitas para pegawai UT untuk kepentingan memantau peningkatan mutu pendidikan, belum lagi kepentingan keluarga dan mahasiswa UT.
Terkait dengan hal itu, Irfan menyambut baik kepercayaan UT untuk menggandeng Garuda Indonesia mendukung layanan perjalanan dinas ataupun nondinas. Kepercayaan kepada Garuda makin kuat. Kerja sama ini akan memberikan nilai tambah dalam pelayanan perjalanan udara bagi sivitas akademika UT dalam menjalankan tugas memastikan layanan pendidikan di Nusantara.
Digitalisasi pendidikan
Secara terpisah, dalam acara pembukaan Program PembaTIK (Pembelajaran berbasis TIK) dan Kita Harus Belajar (Kihajar) STEM tahun 2022, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mendukung peningkatan digitalisasi pendidikan. Para guru terus didukung untuk memiliki keterampilan memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran.
Nadiem memberikan dorongan untuk semua pelajar di Indonesia dan sekolah Indonesia di luar negeri (SILN) mengikuti program Kihajar STEM (Science, Technology, Engineering, Math) yang diinisiasi sejak tahun 2006. ”Melalui program ini, adik-adik dapat mengeksplorasi banyak hal yang baru, menarik, dan membuat proyek-proyek seru di bidang sains, teknologi, dan matematika,” katanya.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemdikbudristek Muhamad Hasan Chabibie mengungkapkan, animo jumlah pendaftar yang tinggi membuktikan bahwa para pendidik ingin meningkatkan kompetensi diri, terutama di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dalam pembelajaran.
Program PembaTIK dan Kihajar yang semua tahapannya digelar secara daring pada 2022 ini diharapkan dapat menjadi ajang untuk mewujudkan Merdeka Belajar bagi pendidik dan peserta didik di Indonesia melalui pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.