Cegah Kematian Anak akibat Pneumonia dengan Vaksinasi
Pneumonia menjadi penyebab utama kematian bayi dan anak balita. Padahal, penyakit tersebut bisa dicegah dengan imunisasi. Indonesia baru mencanangkan imunisasi PCV dalam program imunisasi rutin nasional.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setiap 39 detik ada satu anak di dunia yang meninggal akibat pneumonia. Jumlah kematian yang tinggi juga tercatat di Indonesia, padahal penyakit ini bisa dicegah dengan vaksinasi.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Nastiti Kaswandani mengatakan, vaksinasi punya peran penting untuk menekan angka kematian pada anak akibat pneumonia. Vaksin pneumokokus konjugasi atau PCV menjadi salah satu jenis vaksin yang perlu diberikan.
”Bakteri pneumokokus merupakan penyebab tersering penularan pneumonia pada anak. Itulah yang mendasari mengapa pemberian vaksinasi PCV menjadi sangat penting,” tuturnya saat dihubungi di Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Menurut Nastiti, meski dinilai terlambat, keputusan pemerintah untuk memasukkan vaksinasi PCV ke dalam program vaksinasi rutin secara nasional sangat baik. Dengan pemberian vaksinasi PCV ini, risiko kematian akibat pneumonia pada anak di Indonesia diharapkan bisa dicegah.
Bakteri pneumokokus merupakan penyebab tersering dari penularan pneumonia pada anak. Itulah yang mendasari mengapa pemberian vaksinasi PCV menjadi sangat penting. (Nastiti Kaswandani)
Masyarakat diharapkan mendukung program tersebut dengan memastikan setiap anak bisa memperoleh vaksin PCV. Vaksin tersebut diberikan sebanyak tiga dosis pada usia dua bulan, tiga bulan, dan 12 bulan. Vaksinasi PCV perlu diberikan sejak dini karena insiden penularan dan kematian akibat pneumonia paling tinggi terjadi pada awal kehidupan.
Risiko pneumonia semakin tinggi apabila bayi tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) secara eksklusif, terpapar polusi udara termasuk polusi akibat asap rokok di dalam ruangan, kurang gizi, serta tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap lainnya. Bayi lahir prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih berisiko.
Penerimaan masyarakat
Oleh karena itu, Nastiti mengimbau, orangtua ataupun wali anak bisa membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi rutin lengkap, termasuk vaksinasi PCV sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Pemberian vaksinasi tersebut sangat penting untuk melindungi anak dari berbagai risiko penyakit.
”Pemberian imunisasi PCV dapat dilakukan dengan kombinasi imunisasi lain atau suntikan ganda. Misalnya, untuk usia dua bulan, bayi akan mendapatkan imunisasi pentavalen DPT-HB-Hib bersama dengan imunisasi PCV serta imunisasi oral untuk polio tetes,” katanya.
Orangtua tidak perlu khawatir karena pemberian suntikan ganda aman dilakukan. Pemberian suntikan ganda ini pun lebih efisien karena anak bisa segera mendapatkan perlindungan dari beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dalam satu kali kunjungan.
Nastiti menyampaikan, tujuan melindungi anak di Indonesia dari ancaman penyakit tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh semua pihak, terutama orangtua. Penerimaan masyarakat terhadap imunisasi sangat penting untuk memastikan setiap anak bisa terlindungi dari berbagai penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, termasuk pneumonia.
Pneumonia merupakan radang akut yang terjadi pada jaringan paru dan sekitarnya. Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi akibat bakteri, virus, dan jamur. Namun, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri pneumokokus (Streptococcus pneumoniae), HiB (Haemophilus influenzae type b), dan stafilokokus (Staphylococcus pneumonia). Saat ini, dua vaksinasi untuk pencegahan sudah diberikan dalam program imunisasi rutin di Indonesia, yakni imunisasi PCV dan imunisasi HiB yang diberikan dalam imunisasi pentavalen.
Pada kegiatan Pencanangan Nasional Imunisasi PCV, Senin (12/9/2022), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, setidaknya, sebesar 14,5 persen kematian pada bayi dan 5 persen kematian pada anak balita di Indonesia disebabkan oleh pneumonia. Angka kematian akibat pneumonia yang tinggi di Indonesia ini harus segera diatasi. Pemerintah telah berkomitmen untuk memasukkan imunisasi PCV dalam program imunisasi rutin di seluruh Indonesia pada 2022.
Ditargetkan 4,6 juta bayi dan anak mendapatkan imunisasi PCV pada 2022. Sebelumnya, pencanangan introduksi imunisasi PCV sudah dilakukan di sejumlah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Mulai tahun ini, imunisasi PCV dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia.
”Selain bisa menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, imunisasi PCV juga penting untuk menurunkan angka stunting (tengkes) karena ketika terinfeksi banyak anak akan terganggu keseimbangan gizinya. Untuk itu, melalui imunisasi PCV ini target RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) bisa didapatkan,” kata Budi.