Dukungan untuk Pengembangan Talenta Digital Meningkat
Kebutuhan talenta digital di dunia kerja terus meningkat. Berbagai program pengembangan kompetensi digital dilakukan pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan talenta digital di Indonesia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan talenta digital Indonesia terus ditingkatkan. Permintaan yang tinggi dari dunia kerja akan talenta digital telah membuka kesempatan anak-anak muda Indonesia untuk berkarier sebagai profesional bersertifikasi internasional ataupun membangun usaha rintisan berbasis teknologi digital.
Dukungan bagi mahasiswa di Indonesia untuk mengembangkan diri sebagai talenta digital, salah satunya, difasilitasi melalui program Bangkit dari Google Indonesia yang bekerja sama dengan sejumlah mitra. Program yang diadakan sejak tahun 2020 ini telah mencetak sekitar 5.000 lulusan.
Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam, di Jakarta, Senin (5/9/2022), mengatakan, sebanyak 63.000 mahasiswa mendaftar program Bangkit. Jumlah ini naik 70 persen dibandingkan dengan program tahun lalu. Pada 2022, sebanyak 3.100 peserta yang dipilih.
”Yang menggembirakan, terjadi peningkatan pendaftar dari kota kecil dan menengah sampai 67 persen. Termasuk peserta perempuan juga meningkat 25 persen,” ujar Putri.
Talenta digital Indonesia punya potensi untuk berkembang hingga tingkat global karena persentase lulusan peserta di atas 80 persen.
Para peserta akan mendapatkan berbagai manfaat. Selain peningkatan kompetensi, antara lain, di bidang machine learning, mobile development, dan cloud computing, mereka juga mendapatkan penguatan soft skill, kepemimpinan, komunikasi, kerja tim, dan bahasa Inggris. Bahkan, ada pelatihan wawancara untuk mengikuti Grow with Google Career Fair yang mencari para talenta digital berkualitas dan bersertifikasi global.
”Perusahaan perekrut juga meningkat 40 persen dari tahun lalu menjadi 72 perusahaan. Ada sebanyak 1.300 lowongan yang tersedia. Para peserta program Bangkit ini sudah diakui kualitasnya sehingga mereka punya kesempatan baik untuk menjadi profesional ataupun berkembang dalam usaha rintisan,” kata Putri.
Menurut Putri, talenta digital Indonesia punya potensi untuk berkembang hingga tingkat global karena persentase lulusan peserta di atas 80 persen. Tingkat kelulusan program pelatihan Google di negara lain 50-60 persen.
”Kalau semua pihak saling bekerja sama untuk mendukung pengembangan talenta digital Indonesia, ya, dukungan pemerintah, dunia usaha, dan pendidikan, kita bisa membangun kekuatan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang kompetitif,” tutur Putri.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sri Gunani Partiwi menyatakan, penguatan kompetensi digital generasi milenial menambah keyakinan mereka untuk mendapatkan ataupun membuka pekerjaan baru.
”Ke depan, kebutuhan talenta digital semakin meningkat. Karena itu, tawaran paket pelatihan yang menarik yang bisa diakses dalam waktu singkat dengan hasil yang baik akan diminati,” ujar Sri.
Salah seorang peserta Bangkit 2022, Risala Nabila Imani, yang merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada, berkesempatan mengikuti program Bangkit di salah satu mitra Gojek. Dia mendalami machine learning. ”Aku ingin menggerakkan banyak perempuan untuk belajar teknologi. Para perempuan pun bisa berprestasi di bidang ini,” kata Nabila.
Jadi idaman
Tingginya kebutuhan talenta digital di Indonesia membuat kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan digital juga meningkat. Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta orang talenta digital, tetapi hingga kini baru memiliki sekitar 1,1 juta orang.
Cofounder BINAR Seto Lareno mengatakan, pertumbuhan industri teknologi yang pesat membuat sektor digital menjadi salah satu idaman para lulusan baru yang sedang mencari kerja. Banyak yang berpendapat bahwa bekerja di perusahaan rintisan dan perusahaan teknologi merupakan awal yang baik untuk memulai karier.
Ketatnya persaingan antarkandidat mendorong banyak orang meningkatkan soft skills serta hard skills mereka agar bisa bekerja di perusahaan rintisan dan perusahaan teknologi.