Dewan Profesor Universitas Padjajaran Menyuarakan Isu Indonesia Emas 2045
Buku karya guru besar Unpad merepresentasikan sumbangsih pemikiran, baik konseptual maupun teknis. Buah pemikiran dalam buku itu akan menjadi pertimbangan dalam menyusun peta jalan transformasi ekonomi Indonesia 2045.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dewan Profesor Universitas Padjadjaran meluncurkan tiga seri buku bertajuk Transformasi Indonesia. Rangkuman pemikiran 27 guru besar menyongsong Indonesia emas pada 2045 itu membahas beragam isu, seperti pembangunan sumber daya manusia, kualitas kesehatan masyarakat, dan tata kelola sumber daya alam.
Tiga seri buku itu merupakan tulisan para guru besar dari berbagai kelompok ilmu. Buku pertama berjudul Membangun Manusia yang Memanusiakan ditulis guru besar kelompok sosiohumaniora.
Buku kedua berjudul Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat ditulis oleh guru besar kelompok kesehatan. Sementara, guru besar kelompok sains, teknik, dan agrokompleks menulis buku Tata Kelola Sumber Daya Alam Berkelanjutan.
Ketua Dewan Profesor Universitas Padjadjaran (Unpad) Arief Anshory Yusuf, melalui keterangan tertulis, Sabtu (3/9/2022), menjelaskan, peluncuran buku Transformasi Indonesia dilatarbelakangi upaya untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah pada 2045. Indonesia akan berusia 100 tahun di tahun tersebut.
Upaya itu menjadi tantangan yang membutuhkan pemikiran multidisiplin. ”Dewan profesor yang menaungi semua kepakaran guru besar Unpad di berbagai bidang merasa perlu mengoordinasikan multikepakaran dengan mengajak anggotanya menjawab tantangan strategis ini,” ujarnya.
Menurut Arief, guru besar merupakan mitra strategis pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan penyusun rancangan pembangunan. Oleh karena itu, masukan berupa pemikiran dalam tiga seri buku itu penting dalam memetakan keterkaitan antara aspek sosial, lingkungan, dan transformasi ekonomi.
”Kehadiran buku sumbangsih dari para guru besar ini mencerminkan kolaborasi antara pemerintah dan akademisi sehingga pendekatan penyusunan peta jalan transformasi ekonomi lebih inklusif dan partisipatif,” katanya.
Guru Besar Fakultas Hukum Unpad, Susi Dwi Harijanti, mengatakan, pembangunan seyogianya dilakukan untuk manusia, bukan manusia untuk pembangunan. Oleh sebab itu, tulisan dalam buku Membangun Manusia yang Memanusiakan berupaya menjawab tantangan-tantangan pembangunan berdasarkan hak asasi manusia.
Guru besar merupakan mitra strategis pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan penyusun rancangan pembangunan. Oleh karenanya, masukan berupa pemikiran dalam tiga seri buku itu penting dalam memetakan keterkaitan antara aspek sosial, lingkungan, dan transformasi ekonomi.
Susi Dwi menyebutkan, pada 1997, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mencanangkan right-based approach to development (pendekatan berbasis hak terhadap pembangunan). Instrumen pertama dalam mewujudkan hal itu adalah hukum.
Akan tetapi, dalam praktiknya, hukum kerap menjadi ”pedang bermata dua”. Di satu sisi dapat melindungi, memenuhi, dan memajukan HAM, tetapi di sisi lain bisa memicu langkah-langkah represif penguasa. ”Untuk itu, bagaimana caranya agar hukum tidak lebih condong pada represif, yaitu sebagai alat yang digunakan penguasa demi pembangunan,” ucapnya.
Salah satu tulisan dalam buku pertama tersebut membahas pentingnya mengubah paradigma hukum dari kuasa politik ke kuasa publik. Dalam pembentukan undang-undang, misalnya, bagaimana agar lebih menjaga daulat rakyat ketimbang politik.
”Ada tulisan tentang bagaimana pembangunan berdampak terhadap kaum rentan, antara lain perempuan. Selain itu ada tulisan mengenai membangun masyarakat pinggiran yang terdampak pembangunan,” katanya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Arlette Setiawan, mengatakan, penulisan buku Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat berangkat dari perlunya membangun SDM berkualitas menuju Indonesia emas 2045. Pemenuhan mutu tersebut dapat dicapai salah satunya melalui pemerataan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan sebaik-baiknya.
”Buku ini mencoba memetakan permasalahan yang dihadapi di sektor kesehatan agar dapat mendukung inovasi,” tuturnya.
Dalam pembahasan buku Tata Kelola Sumber Daya Alam Berkelanjutan, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Zuzy Anna, mengingatkan pentingnya pembangunan berbasis investasi pada sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, serta inovasi dan teknologi.
”Ini menjadi tujuan kita yang ingin bertransformasi dan menyumbangkan pikiran untuk mencapai tujuan keluar dari middle income trap (perangkap pendapatan menengah) di 2045,” katanya.
Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Rudy Prawiradinata mengatakan, buku tersebut merepresentasikan sumbangsih pemikiran atas kepakaran para guru besar Unpad, baik secara konseptual maupun teknis. Buah pemikiran dalam buku itu akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan peta jalan transformasi ekonomi Indonesia 2045.