Praktisi Mengajar mulai dijalankan untuk membekali mahasiswa belajar isu-isu yang relevan antara teori dan praktik di dunia kerja. Kolaborasi dosen dan praktisi menyiapkan mahasiswa masuk dunia kerja.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Program Praktisi Mengajar mulai berjalan di berbagai perguruan tinggi. Pada tahun 2022, para praktisi dari berbagai lembaga pemerintah/swasta hingga dunia usaha/industri ditargetkan bisa masuk ke kampus untuk memperkaya pembelajaran untuk sekitar 7.000 mata kuliah.
Manajer Praktisi OnboardingProgram Praktisi Mengajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Adrian Bani Kansil seusai Peluncuran Program Praktisi Mengajar antara Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Bank Indonesia (BI) Institute di Tangerang, Senin (22/8/2022), mengatakan, sudah ada sekitar 23.000 praktisi yang mendaftar di platform Praktisi Mengajar. Sebanyak 13.000 praktisi sudah diverifikasi. Perguruan tinggi bisa mengajak para praktisi untuk terlibat memperkaya perkuliahan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang/intensif.
”Sementara ini targetnya akan diserap untuk 7.000 mata kuliah. Satu kelas bisa diajar satu atau dua praktisi secara bergantian. Kehadiran praktisi bukan menggantikan dosen, melainkan menjadi mitra strategis dosen di ruang kuliah untuk memberikan materi kuliah yang relevan dan terkini,” kata Adrian.
Menurut Adrian, banyak praktisi mengajar yang baru pertama kali terlibat untuk mengajar di kampus. Pilihan untuk mengajar jangka pendek di kampus maksimal 10 jam diharapkan bisa makin mengenalkan praktisi dan dosen sehingga bisa berkolaborasi makin intensif. Sementara untuk para praktisi yang sudah pernah terlibat didorong untuk lebih intensif lagi sehingga bisa bersama-sama merancang kurikulum atau materi kuliah sampai hasil akhir yang ingin dicapai.
”Kami menyambut baik kolaborasi UMN dan BI Institute yang akan berlangsung mulai semester ini. Kami pikir ini perjodohan yang baik dan kami jadikan salah satu proyek percontohan untuk praktik baik menjalankan program Praktisi Mengajar,” kata Adrian.
Beri kesetaraan
Adrian menambahkan, Praktisi Mengajar memberikan kesetaraan akses bagi perguruan tinggi di mana pun untuk bisa berkolaborasi dengan praktisi yang sesuai. Belajar dari pengalaman di masa pandemi Covid-19, pembelajaran secara daring memungkinkan praktisi dari berbagai daerah yang terverifikasi di platform Praktisi Mengajar untuk diajak berkolaborasi mengajar di kampus secara daring atau luring. Demikian pula praktisi yang ingin berbagi ilmu dan pengalaman juga dapat secara aktif menjalin kolaborasi dengan dosen untuk meningkatkan kualitas mahasiswa yang memahami perkembangan dunia kerja.
Direktur BI Institute Arlyana Abubakar mengatakan, kolaborasi BI Institute dan UMN dalam Praktisi Mengajar menunjukkan kepemimpinan kedua institusi dalam mendukung penguatan kompetensi dan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di era digital dan globalisasi.
”Melalui program Praktisi Mengajar, SDM unggul dari industri/praktisi, termasuk pegawai BI, diharapkan dapat memberikan inspirasi dan praktik terbaik serta memberikan konteks dan update terkini penerapan teori dan konsep yang diajarkan di perguruan tinggi,” jelas Arlyana.
Sinergi BI Institute-UMN, lanjut Arlyana, dalam bentuk co-creation mata kuliah dengan mengintegrasikan topik-topik kebanksentralan dalam kurikulum kampus. Partisipasi praktisi dalam program Praktisi Mengajar dilakukan dalam bentuk kolaborasi intensif, di mana praktisi terlibat merencanakan, menyiapkan, dan menjalankan perkuliahan serta mengevaluasi pengajaran. Selain itu, para mahasiswa juga berkesempatan mendapatkan wawasan mengenal praktik kerja di bank sentral di dalam kelas ataupun langsung dari praktisi BI.
”Kolaborasi intensif ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan pengembangan keilmuan yang relevan dengan kebutuhan dunia industri dalam mempersiapkan pemimpin masa depan yang mumpuni dan relevan dengan tuntutan global pasar tenaga kerja,” ujar Arlyana.
Praktisi Mengajar memberikan kesetaraan akses bagi perguruan tinggi di mana pun untuk bisa berkolaborasi dengan praktisi yang sesuai.
Sementara itu, Rektor UMN Ninok Leksono mengatakan, dunia pendidikan juga menghadapi disrupsi atau guncangan, termasuk untuk menyiapkan lulusan yang siap dengan tren kerja baru yang akan muncul. ”Semangat UMN, selain menyiapkan mahasiswa mempelajari materi kuliah, yang juga dihidupkan adalah semangat belajar,” ujarnya.
Kolaborasi UMN-BI Institute ini dapat memberi wawasan keuangan juga wawasan umum dunia kerja di era modern. ”Kami merasa beruntung para mahasiswa dan dosen bisa mendapat kuliah dari pengajar praktisi di BI Institute,” kata Ninok.
Menurut Ninok, UMN yang memiliki sekitar 10.000 mahasiswa menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan menyesuaikan kurikulum yang memberi ruang bagi mahasiswa untuk mendapatkan berbagai wawasan pengetahuan dan perkembangan terbaru di bidang keuangan secara nasional dan global.
”Kami menyiapkan kurikulum di-adjust untuk menampung materi substansi yang aktual dan relevan dari luar. Kami mengundang ahli untuk memberi pencerahan kepada mahasiswa, dosen, dan universitas sehingga selalu berada terdepan di isu-isu terkini,” ujarnya.