Momentum Bebaskan Perempuan dan Anak dari Kekerasan Seksual
Hari Kemerdekaan Ke-77 RI bagi para perempuan diharapkan bukan sebatas seremoni, melainkan menjadi momentum untuk meningkatkan perlindungan pada perempuan dan anak.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peringatan 77 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Rabu (17/8/2022), dirayakan para perempuan akar rumput di sejumlah daerah yang terorganisasi melalui wadah Sekolah Perempuan. Selain menggelar upacara pengibaran Sang Merah Putih, mereka menyuarakan agar peringatan kemerdekaan Indonesia juga menjadi momentum membebaskan perempuan dari segala bentuk kekerasan seksual.
Perempuan akar rumput juga menyerukan agar semua pihak menghormati hak-hak asasi perempuan, terutama perempuan korban kekerasan seksual yang selama ini tidak mendapatkan perlindungan dalam mencari keadilan. Karena itu, implementasi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) sangat penting.
Kegiatan Hari Kemerdekaan yang mengusung tema ”Rayakan Kemerdekaan, Perempuan Bebas dari Kekerasan Seksual” digelar secara daring oleh Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif (KAPAL) Perempuan dan organisasi perempuan di daerah bersama Gerakan GEDSI Watch.
Upacara digelar serentak pada Rabu pagi oleh Kelompok Perempuan dan Sumber-sumber Kehidupan (KPS2K) Jawa Timur, Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra (LPSDM) Nusa Tenggara Barat, Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat (YKPM) Sulawesi Selatan, Perkumpulan Pendidikan Penguatan Kepemimpinan Perempuan dan Masyarakat (PEKA-PM) Nusa Tenggara Timur, Pambangkik Batang Tarandam (PBT) Sumatera Barat, Yayasan Bakumdik Banten, Bali Sruti, dan LBH Perempuan dan Anak Morotai.
Di Lombok, para ibu anggota sekolah perempuan menggelar upacara pengibaran Sang Merah Putih di atas Bukit Kayangan dengan latar belakang laut. Di Pulau Sabutung, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulsel, sejumlah perempuan nelayan anggota sekolah perempuan mengibarkan Bendera Merah Putih di bawah laut.
Di Kupang, sekolah perempuan nusantara menggelar upacara di halaman kantor Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah dengan mengenakan pakaian adat. Di akhir upacara, seorang ibu membacakan seruan bersama mendukung UU TPKS yang diundangkan pada 9 Mei 2022.
“UU TPKS merupakan langkah awal dari kebijakan negara yang melindungi warganya, terutama perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan seksual,” ujar sang ibu pembaca seruan bersama.
Di Jatim, puluhan ibu membentangkan bendera besar di lokasi bencana di wilayah Lumajang, sekitar 5 kilometer dari puncak Gunung Semeru. Para ibu menggelar upacara di atas tanah yang menjadi jalur aliran lahar sebagai pesan pentingnya perhatian pada perempuan dan anak di wilayah bencana.
”Kami upacara kemerdekaan di sini sebagai momen pemulihan. Karena ini adalah wilayah bencana dan ibu-ibu di sini masih membutuhkan pemulihan dan konseling karena ketika bencana mereka juga mengalami bentuk kekerasan lainnya. Jadi, ini momen penting untuk menyuarakan kemerdekaan perempuan dalam konteks kebencanaan agar bisa pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat,” kata Iva Hasanah dari KP2SK Jatim.
Kemerdekaan perempuan
Direktur KAPAL Perempuan Misiyah menegaskan, tema yang diusung tahun ini, ”Rayakan Kemerdekaan, Perempuan Bebas dari Kekerasan Seksual” merupakan bagian dari kampanye penghapusan kekerasan seksual di Indonesia.
”Penting sekali menyambut apa yang diberikan negara yang diperjuangkan oleh perempuan yaitu Undang-Undang TPKS. Kita tahu, kita sadar bahwa kita mempunyai kekuatan, lalu kita melakukan sesuatu, supaya bisa mendorong pihak lain bersama-sama menghapus kekerasan seksual di negeri ini,” ujar Misiyah.
Kami upacara kemerdekaan di sini sebagai momen pemulihan. Karena ini adalah wilayah bencana dan ibu-ibu di sini masih membutuhkan pemulihan dan konseling karena ketika bencana mereka juga mengalami bentuk kekerasan lainnya.
Kemerdekaan yang disuarakan oleh para perempuan akar rumput juga merupakan penghormatan dan penghargaan atas otoritas tubuh yang dimiliki perempuan. Perempuan sepenuhnya merdeka atas tubuhnya dan merasa aman dari segala bentuk tindak kekerasan terutama kekerasan yang menggunakan tubuh perempuan sebagai obyek seksual.
Budhis Utami, Deputi Program KAPAL Perempuan, menambahkan, perayaan Hari Kemerdekaan bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari kontribusi perempuan untuk memperkuat jiwa kebangsaan, kebinekaan yang menghargai keberagaman.
Selain upacara di sejumlah daerah, digelar juga ”Pekan Kemerdekaan Perempuan Indonesia 2022”, seperti Jelajah Pulau Sabutung di Pangkep, pergelaran busana pangan lokal di Mamuju, dan Siaran Radio Komunitas: Mengabarkan Kemerdekaan Perempuan di Lombok Utara.
Kemudian ada juga Lansia Fashion Show di Gresik, Festival Dangdut Kemerdekaan di Lumajang, Mendayung Perahu Harapan dari Pulau Morotai di Morotai, Open Mic ”Perempuan dan Kemerdekaan” di Serang, serta Bedah Buku: ”Aktivis Perempuan Bali, Siapa Dia?” di Denpasar.