HUT Kemerdekaan RI Dirayakan Meriah Mulai dari Hotel hingga Pasar
Warga antuasi merayakan HUT Ke-77 RI. Di Magelang, kemeriahan acara terjadi mulai dari pasar hingga hotel.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — HUT Kemerdekaan Ke-77 RI, Rabu (17/8/2022), dirayakan meriah, mulai dari lingkup pasar hingga hotel di Kota Magelang, Jawa Tengah. Beragam acara digelar sesuai dengan inisiatif warga dan pelaku usaha di lokasi masing-masing.
Di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, para pedagang menggelar perayaan 17 Agustus dengan serangkaian acara, mulai dari upacara, mengarak gunungan atau susunan barang dagangan, hingga pentas seni.
Semua acara tersebut sudah dipersiapkan sejak lama dengan iuran dari kelompok pedagang. Suprihatin (65), pedagang dari blok penjualan pakaian bekas, mengatakan, untuk keperluan pentas seni, misalnya, 12 pedagang baju bekas mempersiapkan diri secara khusus belajar tari Rimba dari sebuah sanggar tari di Kota Magelang.
Sejak dua bulan lalu. Untuk kebutuhan kursus tari tersebut, mereka iuran Rp 6.000 per minggu dan kembali mengeluarkan biaya Rp 160.000 untuk keperluan rias dan menyewa kostum yang dipakai pada pentas seni.
Di luar itu, pedagang baju bekas juga masih mengumpulkan iuran Rp 35.000 untuk keperluan memesan tumpeng dan menyajikan makanan ringan yang menjadi konsumsi setelah upacara. Namun, tidak satu pun pedagang merasa keberatan.
”Yang penting acara hari ini meriah,” ujar Sunarti (45), pedagang baju lainnya.
Sukacita juga dirasakan sejumlah pedagang lain di blok penjualan sayur-mayur. Rupini (51) dan Ratmi (60) tidak keberatan ketika kelompok pedagang meminta mereka yang sudah lanjut usia (lansia) terlibat di dalamnya.
Rupini mengatakan, tari yang akan ditampilkan adalah tari Caping Gunung.
”Latihan tari hanya dilakukan tiga hari. Kami berlatih dan berguru dari tukang sapi pasar yang tahu tentang tari tersebut,” ujar Rupini sembari tertawa.
Sama seperti di blok pakaian bekas, selain berlatih tari, kelompok pedagang sayur juga mengumpulkan iuran Rp 100.000 per orang untuk keperluan rias, membeli baju untuk keperluan menari, dan memesan tumpeng.
Koordinator pengamanan sekaligus koordinator pelaksanaan peringatan HUT Ke-77 RI di Pasar Rejowinangun, Bripka Matroni, mengatakan, dirinya mendorong para pedagang menggelar acara perayaan 17 Agustus. Namun, dalam pelaksanaan di lapangan, semua kegiatan dilakukan atas inisiatif dan para pedagang sendiri.
”Mereka memakai baju apa, menyajikan makanan apa saja, dan mau membuat acara apa, semua yang dilaksanakan hari ini berasal dari ide dan swadaya pedagang sendiri,” ujarnya.
Hingga Rabu siang, jumlah kelompok pedagang yang dipastikan akan menampilkan kesenian di panggung pentas seni terdata mencapai sekitar 15 kelompok.
Di luar mereka yang akan tampil di panggung, seusai mengikuti upacara, pedagang lainnya juga tetap menjalankan aktivitas berdagang seperti biasa. Rata-rata dari mereka tampak santai dan bergembira, membunyikan musik keras-keras, berjoged, dan saling menawarkan jajanan, termasuk kue HUT RI ke pedagang lain.
Sementara itu, Hotel Atria Magelang menggelar perayaan 17 Agustus lebih awal pada Selasa (16/8/2022). Pada acara yang sejatinya merupakan pertemuan Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) tersebut, Hotel Atria memberi sentuhan perayaan HUT Kemerdekaan RI dengan menyajikan hidangan berupa 17 lauk khas Nusantara, 45 jenis sambal dari 20 daerah di Indonesia, serta delapan nasi goreng khas dari delapan daerah.
General Manager Hotel Atria Magelang Chandra Irawan mengatakan, pilihan menu seperti nasi goreng dan sambal tersebut sengaja dipilih karena menu tersebut sangat khas Indonesia.
Executive Chef Hotel Atria Magelang Rian Kristanto mengatakan, dirinya memerlukan waktu lebih dari dua bulan untuk mengeksplorasi semua sambal yang akan disajikan pada Selasa (16/8/2022).
Karena sebagian bahan yang dipakai adalah bahan lokal yang secara spesifik biasanya hanya tersedia di daerah setempat, Rian mengaku sempat kesulitan meracik sejumlah sambal. Tidak bisa menemukan oncom untuk membuat sambal oncom, dia memodifikasi sambal dengan menggunakan tempe gembus.
Untuk sambal gandaria, dia harus memesan buah gandaria dari Jakarta, tiga minggu sebelum acara. Adapun sambal menggunakan bahan andaliman batal dibuat karena andaliman yang dibutuhkan hanya tersedia di Sumatera Utara, dan harganya sangat mahal.