Surabaya Kembali Gencar Gelar ”Swab” dan Vaksinasi
Mengantisipasi kemungkinan melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya mulai mengencarkan lagi tes usap dan vaksinasi setiap Sabtu malam.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya bersama TNI dan Polri kembali menggalakkan pelaksanaan swab atau tes usap dan vaksinasi setiap Sabtu malam. Tidak hanya semakin gencar menggelar tes usap dan vaksinasi secara serentak di 31 kecamatan, mereka pun mengingatkan kembali warga agar selalu mematuhi protokol kesehatan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga telah menerbitkan surat edaran Nomor 443.2/12263/436.8.5/2022 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19. SE ini menindaklanjuti surat edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 440/3917/SJ tentang Percepatan Vaksinasi Dosis Lanjutan atau Booster bagi masyarakat.
SE yang ditandatangani Wali Kota Eri Cahyadi pada 16 Juli 2022 tersebut berisi empat poin dan ditujukan kepada seluruh kepala perangkat daerah (PD) di lingkungan Pemkot Surabaya. Selain itu, aturan itu menyasar pelaku usaha, pengelola, penanggung jawab tempat usaha/fasilitas publik/fasilitas umum, dan seluruh warga Kota Surabaya.
”Setiap orang wajib menggunakan masker dengan baik dan benar saat di dalam ruangan ataupun di luar ruangan,” kata Wali Kota Eri Cahyadi pada poin pertama dalam surat edaran tersebut.
Pada poin kedua, setiap orang berusia 18 tahun ke atas yang akan memasuki tempat usaha/fasilitas publik dan fasilitas umum wajib telah mendapatkan vaksin dosis booster serta notifikasi hijau dalam aplikasi Peduli Lindungi.
Adapun mereka yang tidak dapat divaksin karena alasan kesehatan harus membuktikannya dengan surat keterangan dokter dari rumah sakit/fasilitas kesehatan pemerintah.
Kegiatan itu juga melibatkan satgas Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, dan sumber daya lainnya.
Pengamatan Kompas hingga Senin (25/7/2022), lokasi pelaksanaan vaksin bagi warga Surabaya tersebar di hampir seluruh wilayah, termasuk perkantoran, kantor kelurahan, gedung, bahkan tempat ibadah dan pusat perbelanjaan serta puskesmas.
Setiap orang wajib menggunakan masker dengan baik dan benar saat di dalam ruangan ataupun di luar ruangan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun mengatakan, kegiatan yang digelar secara serentak di 31 kecamatan pada Sabtu (23/7) malam itu berhasil menjaring 1.026 orang. Dari jumlah tersebut, 680 di antaranya diberi sanksi untuk melakukan tes usap dan hasilnya semua negatif.
Dari 1.026 orang itu, 342 orang di antaranya juga diberikan vaksin karena belum divaksin. Pelaksanan tes usap dan vaksin, menurut dia, digelar setiap Sabtu malam atau malam Minggu dengan sasaran warga yang tidak mengenakan masker di tempat-tempat kerumunan.
Menurut mantan Camat Rungkut ini, hasil dari swab hunter ini juga menjadi tolok ukur pemkot terkait situasi atau perkembangan Covid-19 di Kota Pahlawan. Ketika hasil swab yang dilaksanakan serentak ditemukan banyak warga positif, situasi Covid-19 di Surabaya sedang tidak bagus.
Menurut epidemiolog Universitas Airlangga (Unair),Windhu Purnomo, angka positivitas Kota Surabaya memang sempat turun sampai pada 20 Juli, tetapi kemudian naik lagi tipis dan pada 22 Juli di posisi 5,75 persen, atau di bawah angka nasional yang masih terus naik tipis. Provinsi Jatim cenderung landai dengan angka terus di bawah 5 persen.
Beberapa hari terakhir, ada seorang sejawat dokter (pediater)dan sebelumnya seorang sejawat dosen (profesor) yang meninggal yang keduanya positif Covid-19 dan diketahui kedua beliau ini mempunyai komorbid.
”Jadi, mari yang berisiko tinggi, terutama lanjut usia atau lansia yang memasuki usia 60 tahun dan memiliki komorbid, selalu berhati-hati untuk selalu menjaga diri,” katanya.
Menurut Windhu, paling utama adalah warga tidak lalai dengan tetap protokol kesehatan saat bertemu dengan siapa pun meski sudah diberi vaksin penguat.