Peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan mulai terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Kondisi ini menuntut kewaspadaan dan peningkatan kinerja pengendalian, penanganan, dan pencegahan agar situasi pandemi tidak memburuk.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO,AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Petugas kesehatan mengambil sampel darah penumpang kereta api dalam pelaksanaan tes cepat Covid-19 di Stasiun Surabaya Gubeng, Jawa Timur, Rabu (29/7/2020).
SURABAYA, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 mulai terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Pemerintah daerah mulai meningkatkan langkah-langkah antisipasi dan penanggulangan agar kasus tak kian memburuk. Salah satu yang dipertimbangkan juga adalah kembali menerapkan pembatasan sosial meski secara terbatas.
Peningkatan kasus Covid-19 di Surabaya yang signifikan tergambar dari pantauan pada laman resmi Jatim Tanggap Covid-19 dan Surabaya Lawan Covid-19. Sepekan terakhir, berturut-turut ada penambahan 22 kasus, 19 kasus, 17 kasus, 58 kasus, 74 kasus, 99 kasus, dan 99 kasus atau total 388 kasus. Sementara itu, berturut-turut ada kesembuhan 22 kasus, 18 kasus, 18 kasus, 20 kasus, 56 kasus, 66 kasus, dan 69 kasus atau total 269 kasus. Ada tiga kematian, yakni di hari keempat, keenam, dan ketujuh atau Jumat (28/1/2022).
Masih dari data itu, kasus aktif atau jumlah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi terpadu sebanyak 156 orang. Jumlah itu meningkat 29 orang dari kemarin atau Kamis. Berdasarkan keterisian Hotel Asrama Haji menurut data pada Jumat petang, yang terisi 148 dipan. Artinya, ada 8 pasien yang menjalani isolasi terpadu di luar Hotel Asrama Haji atau di rumah sakit karena tingkat keparahan Covid-19 yang diderita.
Dari data itu, terlihat bahwa dalam dua hari terakhir ada penambahan 99 kasus. Padahal, sepekan pertama di awal tahun, penambahan kasus kurang dari angka 10. Dalam tiga pekan, ada peningkatan kasus sampai 11 kali lipat, terutama situasi dua hari terakhir.
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Suasana vaksinasi massal di pusat belanja Ciputra World dengan vaksin penguat (booster) Moderna, Rabu (26/1/2022).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan telah menerbitkan surat edaran tentang kewaspadaan dini terhadap penyebaran Covid-19 varian Omicron untuk seluruh aparatur hingga ke RT/RW, lembaga ketahanan masyarakat kelurahan, pemilik atau pengelola tempat usaha, dan tempat kerja. ”Saya meminta untuk pengetesan masif, terutama terhadap sasaran prioritas, yakni suspect, probable, kontak erat, dan pelaku perjalanan dengan pelaksanaan di fasilitas kesehatan terdekat,” katanya.
Selain itu, Eri meminta aparatur dan warga agresif dalam penelusuran atau pelacakan kontak dekat dari kasus konfirmasi Covid-19. Penelusuran ini amat diharapkan berlangsung terintegrasi dan cepat dalam waktu kurang dari 48 jam untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pengetesan PCR. Dari pengetesan, warga yang positif tidak diperkenankan isolasi mandiri, tetapi isolasi terpusat di fasilitas yang sudah ada, misalnya di Hotel Asrama Haji.
Warga yang positif dengan indikasi serangan varian baru, yakni Delta dan Omicron, harus ditangani di rumah sakit rujukan. ”Pendatang wajib isolasi terpadu setelah melapor ke RT/RW yang akan difasilitasi oleh tenaga puskesmas,” ujar Eri.
Jika kasus Covid-19 ditemukan di tempat kerja atau tempat usaha, unit tersebut harus menutup sementara kegiatannya. Demikian pula jika ada temuan di sekolah. Langkah selanjutnya, penelusuran dan pengetesan terhadap seluruh pegawai, karyawan, atau sivitas. Khusus untuk pendidikan, lanjut Eri, surveilans aktif tetap ditempuh dengan pelaksanaan tes usap PCR secara acak di SD-SMP yang melaksanakan pembelajaran tatap muka penuh.
“Koordinasi dengan provinsi ditingkatkan terkait pengawasan dan penanganan kedatangan pelaku perjalanan luar negeri untuk memastikan mereka menjalani karantina sesuai standar. Jika kemudian kembali ke rumah di Surabaya, pengawasan masih perlu dilanjutkan dengan melibatkan Satuan Tugas Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo,” kata Eri.
Dia menambahkan, pemanfaatan aplikasi Peduli Lindungi perlu dimaksimalkan, bahkan sebisa mungkin diperluas ke kawasan permukiman. Pemakaian aplikasi ini bertujuan mengawasi mobilitas dalam kepentingan pelacakan, pengetesan, dan penanganan untuk menekan risiko penularan meluas. Semua lapisan masyarakat, lanjut Eri, diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan dan proaktif untuk vaksinasi.
Kami tidak perkenankan mereka yang positif untuk isolasi mandiri meski tidak bergejala atau ringan.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina menambahkan, pengawasan terhadap pelaku perjalanan perlu ditingkatkan. Lebih dari separuh kasus Covid-19 yang meningkat akhir-akhir ini di Surabaya berasal dari orang-orang yang beperjalanan. Bahkan, kasus Omicron yang sempat ditemukan dan dicemaskan akan bermunculan juga terkait dengan perjalanan dari luar daerah.
“Kami meminta agar mereka yang beperjalanan, terutama dari daerah berisiko tinggi, untuk kemudian karantina. Kami tidak perkenankan mereka yang positif untuk isolasi mandiri meski tidak bergejala atau ringan,” ujar Nanik.
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Suasana di Taman Jangkar, Jambangan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/1/2022), yang masih ditutup dari aktivitas publik untuk menekan risiko penularan Covid-19.
Meski ada peningkatan signifikan akhir-akhir ini, secara umum ketersediaan sarana penanganan pasien masih amat longgar yakni 1,92 persen atau jauh dari optimal yang 60 persen. Pelacakan pun ditingkatkan dari 23 orang untuk setiap 1 kasus menjadi pelacakan dan pengetesan 30 orang untuk setiap 1 kasus dalam waktu 48 jam.
Pemerintah Kota Surabaya juga mempertimbangkan pembatasan sosial meski secara terbatas untuk mengantisipasi lonjakan kasus seperti perkiraan epidemiolog kurun Februari-Maret 2022. Caranya, dengan membatasi jumlah kunjungan di ruang publik yang masih dibuka, misalnya, di Jalan Tunjungan yang menjadi obyek wisata. Sepekan ini, ada pengurangan aktivitas hiburan dengan harapan jumlah pengunjung ke kawasan itu berkurang.
Situasi serupa amat berpeluang diterapkan di ruang-ruang publik lainnya, terutama obyek wisata dan pusat belanja. Sementara itu, taman-taman kota masih ditutup.