Pelajar Indonesia Panen Prestasi di Kompetisi Internasional
Pelajar Indonesia didukung untuk berprestasi di berbagai kompetisi keilmuan internasional ataupun kewirausahaan. Di tengah pandemi Covid-19, pelajar Indonesia tetap mampu mengharumkan nama bangsa.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dukungan bagi pelajar Indonesia untuk mengikuti berbagai kompetisi keilmuan di tingkat internasional membuahkan hasil. Di tengah keterbatasan pembinaan tatap muka, sejumlah pelajar Indonesia tetap mampu mengharumkan nama bangsa di ajang olimpiade fisika, matematika, serta biologi internasional.
Di ajang International Mathematical Olympiad (IMO) ke-63, tim Olimpiade Matematika Indonesia berhasil meraih 1 medali perak, 4 medali perunggu, dan 1 penghargaan (honourable mention) di Oslo, Norwegia. Acara olimpiade sains tertua dan terbesar di dunia ini ditujukan bagi siswa SMA dan diikuti oleh 589 siswa dari 104 negara.
Sementara itu, tim Olimpiade Fisika Indonesia mencatatkan prestasi di Olimpiade Fisika Internasional (International Physics Olympiad/IPhO) yang digelar pada 10-17 Juli 2022 di Zurich, Swiss. Lima peserta olimpiade asal Indonesia berhasil meraih 1 medali emas, 3 medali perak, dan 1 medali perunggu. Acara IPhO ke-52 ini berlangsung secara daring dan diikuti oleh 368 siswa yang merupakan perwakilan dari 75 negara.
Adapun di ajang Olimpiade Biologi Internasional, pelajar Indonesia berhasil meraih 2 medali emas dan 2 medali perunggu. International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022 yang untuk pertama kalinya diselenggarakan secara luring dilaksanakan di Yerevan, Armenia.
Pembinaan dan pelatihan secara offline sangat penting bagi tim matematika karena para yunior bisa melakukan diskusi mendalam dengan seniornya.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Asep Sukmayadi, Selasa (19/7/2022), menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas capaian para pelajar Indonesia ini. Meskipun ada keterbatasan kuantitas pembinaan akibat pandemi Covid-19, pelajar Indonesia tetap mampu berprestasi.
”Hasil yang dicapai oleh siswa-siswa Indonesia dengan mendapatkan medali emas, perak, perunggu, ataupun honourable mention merupakan prestasi yang luar biasa di tengah berbagai keterbasan yang dialami dalam sistem pembinaan tim di masa pandemi ini. Kita yakin prestasi ini akan terus menjadi inspirasi keunggulan anak-anak Indonesia dan harapan masa depan bangsa,” ujar Asep.
Di Olimpiade Matematika Internasional, medali perak diraih Rafael Kristoforus Yanto (SMAK Penabur Gading Serpong). Lalu, empat medali perunggu masing-masing diraih Sandy Kristian Waluyo (SMAK Penabur Cirebon), Maulana Satya Adigama (SMA Taruna Nusantara, Magelang), Evelyn Lianto (SMAK Mawar Sharon, Surabaya), dan Vanya Priscillia (SMAK Petra 2, Surabaya). Adapun penghargaan (honourable mention)diraih oleh Andrew Daniel Janong (SMAK 5 Penabur Jakarta).
Prestasi di Olimpiade Fisika Internasional dipersembahkan Jonathan Tjandra (SMAK Calvin, Kemayoran, DKI Jakarta) yang meraih medali emas, John Howard Wijaya (SMA Darma Yudha Pekanbaru, Riau; perak), Berwyn (SMAK BPK Penabur Jakarta Barat; perak), David Michael Indraputra (SMAK BPK Penabur Gading Serpong, Kabupaten Tangerang; perak), serta Althaaf Syaikha Nuhaad (SMA Kesatuan Bangsa, Bantul, Yogyakarta; perunggu).
Adapun di Olimpiade Biologi Internasional, medali emas berhasil diraih oleh Gregorius Tendi (SMA Santo Yakobus, DKI Jakarta) dan Michael Purnama (SMAK St Louis 1 Surabaya). Medali perunggu diraih Sherly Anastasia (SMAK Petra 1 Surabaya) dan Jefferson Filbert Tjoenardi (SMAK Petra 2 Surabaya).
Pembinaan
Koordinator juri matematika Aleams Barra bersyukur dan mengapresiasi hasil kerja keras peserta olimpiade dan semua pihak yang telah mendukung timnya. Pembinaan ke depan diharapkan bisa kembali dilakukan secara luring.
”Pembinaan dan pelatihan secara offline sangat penting bagi tim matematika karena para yunior bisa melakukan diskusi mendalam dengan seniornya. Diskusi online selama ini menjadi tantangan tersendiri karena ilmu dari kakak-kakaknya yang mengikuti kompetisi sebelumnya tidak sepenuhnya turun ke adik-adiknya,” tutur Barra.
Barra mengatakan, aktivitas pembinaan selama ini lebih banyak berupa diskusi sesama peserta olimpiade. Para peserta lintas generasi turut berdiskusi bersama mengerjakan soal. Sementara para pengajar bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta dan memberi beragam materi dasar. Namun, pandemi Covid-19 membuat frekuensi diskusi yang dapat mereka lakukan secara luring dalam masa persiapan menjadi sangat minim.
”Sebelum pandemi, pembinaan dapat berlangsung selama empat minggu. Namun, sekarang kami hanya bertemu maksimal 15 hari dan semuanya online. Beruntung, sebelum berangkat, kami bertemu secara langsung selama tiga hari,” ujarnya.
Kewirausahaan
Dukungan untuk pelajar Indonesia berprestasi juga datang dari dunia usaha. Salah satunya dari FedEx Express, anak perusahaan FedEx Corp, perusahaan transportasi ekspres dunia. Melalui program FedEx Express/Junior Achievement International Trade Challenge (FedEx/JA ITC), pelajar SMA dipupuk jiwa kewirausahaan dan keterampilannya serta diperkenalkan pada dasar-dasar perdagangan global.
Pada tahun ini, enam calon wirausaha muda dari sejumlah SMA akan mewakili Indonesia di kompetisi tingkat Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika (AMEA). Mereka akan berkolaborasi dan bersaing dengan pelajar dari sembilan pasar AMEA lainnya, yakni Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Keenam pelajar yang akan maju ke babak final di AMEA FedEx/JA ITC itu adalah tim We Care Indonesia dari SMAN 3 Semarang (Fauzanda Lathifanka Sunarko dan Chandrakanti La Faini Putri) dengan produk minyak Tarantula, obat gosok khas Indonesia dengan bahan dasar minyak asiri dan jamu tradisional untuk meredakan pegal linu. Lalu, tim B-Earthy dari Binus School Serpong ( Felicia Olyviana dan Vala Kalinda Salsabila) dengan produk Kh-dei, bumbu nasi nabati yang mengandung vitamin harian yang dibutuhkan.
Selanjutnya, Leemors Team dari SMAN 1 Krian, Sidoarjo, Jawa Timur. Tim yang terdiri dari Nadyta Khansa Mahadewi Riawan dan Anastasya Larasati Putri Yuwono membawa produk MouMou Spray, semprotan pengusir nyamuk dengan aroma serai.
”Saya bangga dapat menyaksikan sekelompok pelajar muda cemerlang yang telah menunjukkan kreativitas, kecerdikan, dan energi mereka dalam menjawab tantangan dunia nyata di era new normal ini,” kata Managing Director FedEx Express Indonesia Garrick Thompson.
Ia mengatakan, para pemenang akan dikelompokkan secara acak ke dalam tim yang berisi peserta dari negara berbeda. Hal ini untuk mempromosikan pembelajaran lintas budaya. Selain itu, hal tersebut diharapkan dapat mendorong pemikiran kolaboratif dan mendorong para peserta mendapatkan beragam pengetahuan serta pengalaman lokal ke panggung AMEA.