Wukuf di Arafah sebagai puncak haji bakal digelar, Jumat (8/7/2022). Para jemaah, termasuk asal Indonesia, dijadwalkan berangkat menuju Arafah Kamis (7/7/) ini. Mereka menempati perkemahan yang telah disiapkan.
Oleh
ILHAM KHOIRI
·4 menit baca
MEKKAH, KOMPAS--Jemaah haji mulai bergerak dari hotel masing-masing menuju ke Arafah pada Kamis (7/7/2022) pagi ini, untuk melaksanakan wukuf yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat (8/7) esok hari. Perkemahan di Arafah dan Mina telah siap digunakan untuk menampung para jemaah yang akan bermalam di kawasan tersebut.
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, didampingi perwakilan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, meninjau persiapan perkemahan jemaah haji di Mina, Rabu (6/7) sore waktu Arab Saudi. Hadir pula Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Budi Sylvana. Sebelumnya, Selasa, menteri bersama rombongan juga telah memeriksa perkemahan haji di Arafah.
Begitu tiba di Mina, Yaqut langsung memeriksa sejumlah tenda-tenda yang akan digunakan jemaah haji Indonesia. Di dalam tenda, telah terhampar karpet dengan kasur-kasur yang ditata di atasnya. Tenda cukup dingin dengan embusan angin dari mesin penyejuk ruangan.
"Udaranya malah dingin di sini. Embusannya kencang. Kita tak ingin ada gangguan atas keneyamanan jemaah," kata Yaqut kepada PPIH yang mendampingi.
Fasilitas toilet dicek oleh Yaqut bersama rombongan. Dibandingkan dengan musim haji pada tahun-tahun sebelumnya, kondisi kamar mandi itu lebih permanen dan jumlahnya juga lebih banyak. Namun, ukuran toilet itu cukup kecil. Menteri Agama (Menag) membuka beberapa toilet, memeriksa fungsi closet jongok tempat baung air besar dan kecil, serta aliran airnya.
"Kalau saya nilai, ini baru B plus. Ada peningkatan karena dulu D. Tapi, saya ingin nanti semuanya A," katanya. Kementerian Agama akan berkomunikasi lebih intensif dengan Kerajaan Arab Saudi dan Syarikah Muthowafi penyedia layanan agar dapat meningkatkan fasilitasnya tahun depan.
Menag juga memasuki tenda Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang berada di maktab untuk Indonesia di Mina. Ada beberapa tempat tidur yang disiapkan untuk menampung jemaah sakit. Obat-obatan dan perlatan kesehatan untuk pertolongan darurat juga telah terpasang.
Pada kesempatan itu, Yaqut menjajal rompi anti panas yang disiapkan Kementerian Kesehatan. Rompi dilengkapi lapisan berbahan tertentu yang dapat membuat sejuk pemakainya. Dia berharap, nanti rompi semacam ini dapat diperbanyak untuk dipakai semua petugas haji, bahkan juga jemaah. Rompi itu berfungsi untuk menetralisir terpaan suhu udara yang panas.
Usai peninjauan, Yaqut mengungkapkan, secara umum perkemahan di Mina dan Arafah (yang telah ditinjau sehari sebelumnya) telah siap untuk menampung jemaah. Dbandingkan dengan pengalaman haji terakhir yang diikuti jemaah internasional pada tahun 2019, kondisi perkemahan tahun 2022 ini lebih baik. Perkemahan di Mina lebih permanen dengan lantai keramik. Semua itu dharapkan dapat membuat jemaah lebih nyaman untuk beribadah dan beristirahat.
"Klinik kesehatan baik, layak untuk menangani jemaah yang membutuhkan pertolongan. Tapi, sebagus apapun, tentu kita berharap (klinik) itu tidak dipakai (karena diharapkan jemaah sehat), biarlah itu menjadi ruang untuk melakukan antispasi jika ada yang membutuhkan pertolongan serius," katanya.
Budi Sylvana menjelaskan, sejumlah jemaah telah disiapkan untuk melakukan safari wukuf, yaitu melakukan wukuf dari ambulan atau bus kesehatan. Mereka adalah jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan untuk mengikuti wukuf di tenda-tenda di Arafah. Hingga dua hari jelang wukuf, total ada 182 jemaah yang masuk dalam skema ibadah ini.
"Jumlah pasien di klinik kesehatan yang disiapkan lebih banyak. Ternyata jelang wukuf, banyak juga pasien sembuh. Dengan begitu, mereka tidak jadi disafariwukufkan dan akan melaksanakan wukuf biasa," katanya.
Sebanyak 10 bus disiapkan untuk mengangkut 182 jeemaah safari wukuf. Sebanyak 162 jemaah di antaranya merupakan calon peserta wukuf dengan duduk dan 20 jemaah merupakan calon peserta wukuf dengan berbaring. Rombongan ini akan bergerak ke Arafah pada Jumat pagi dan berdiam di kawasan itu sekitar satu jam. Jemaah berada dalam bus, baik berbaring maupun duduk, dengan diawasi dokter dan tim perawat. Ada juga pembimbing ibadah yang mendampinginya.
Mereka masuk skema fasari wukuf karena mengalami gangguan kesehatan, seperti post stroke, gagal jantung, hipertensi berat, kanker, atau gagal ginjal. "Pasien-pasien itu kondisinya lemah sehingga tidak bisa wukuf secara mandiri," katanya.
Jemaah dijadwalkan diberangkatkan secara berangsur-angsur dengan bus dari hotel ke Arafah sejak Kamis pagi sampai malam. Setelah semua jemaah dipastikan telah berangkat ke Arafah dan tidak ada yang tertinggal di hotel, para petugas kemudian menyusul menuju Arafah.
Rabu siang hingga sore, para jemaah beristirahat di hotel. Mereka menyiapkan kain ihram (kain tanpa jahitan berwarna putih untuk pria dan kain tertutup untuk perempuan) yang digunakan untuk melaksanakan wukuf. Sebagian mencucui kain ihram dan menjemurnya di bagian atas hotel.
Nur, jemaah haji Indonesia asal Jawa Barat, misalnya, mencuci kain ihram milik suaminya di atap gedung hotel Manazel Al Hour, Mekkah. Dalam cuaca yang panas, jemuran itu akan cepat kering sehingga siap digunakan untuk berangkat wukuf, Kamis ini.