Meninjau Inovasi Minyak Makan Merah, Pencegah Tengkes
Sebelum hadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 di Medan, Sumut, Presiden Jokowi meninjau penelitian minyak makan merah. Minyak ini disebut bisa mencegah tengkes karena mengandung pro-vitamin A dan E tinggi.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·5 menit baca
Hari kedua kunjungan kerja ke Sumatera Utara, Kamis (7/7/2022), tak hanya diisi oleh Presiden Joko Widodo dengan blusukan ke pasar tradisional. Pada hari itu, Presiden juga menyempatkan diri meninjau proses penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Kota Medan. Minyak ini disebut memiliki khasiat mencegah tengkes atau kekerdilan pada anak.
Cukup padat agenda Kamis pagi yang dijalani Presiden sebelum menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, Kota Medan.
Mengawali aktivitas, sekitar pukul 08.00, Kepala Negara mengunjungi Pasar Petisah di Kota Medan. Tak urung suasana pasar tersebut menjadi lebih ramai dibandingkan dengan biasanya karena kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana. Para pedagang dan masyarakat yang tengah berada di pasar Petisah menyambut hangat kedatangan mereka.
Sama seperti pada berbagai kunjungan kerja ke daerah selama ini, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana sempat pula membeli dagangan dari pedagang asongan, penjual sate, serta penjual buah dan sayur di Pasar Petisah. Dan, tak lupa Presiden Jokowi membagikan sejumlah bantuan sosial berupa, antara lain bantuan modal kerja (BMK) dan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng kepada masyarakat penerima manfaat dan pedagang.
Mundur beberapa bulan ke belakang, tepatnya pada 1 April 2022, Presiden Jokowi dalam keterangannya di Istana Merdeka, Jakarta, mengumumkan langkah pemerintah mengenai pemberian BLT minyak goreng bagi masyarakat. Bantuan tersebut ditujukan untuk meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan harga minyak goreng yang cukup tinggi sebagai imbas lonjakan minyak sawit di pasar internasional.
”Kita tahu, harga minyak goreng naik cukup tinggi sebagai dampak dari lonjakan harga minyak sawit di pasar internasional. Untuk meringankan beban masyarakat, pemerintah akan memberikan BLT (bantuan langsung tunai) minyak goreng,” kata Presiden Joko Widodo dalam keterangannya saat itu.
Waktu itu disebutkan bahwa BLT minyak goreng tersebut akan diberikan kepada 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar bantuan pangan non-tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) serta 2,5 juta pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan makanan gorengan.
Selepas kunjungan ke Pasar Petisah, Presiden Jokowi melanjutkan kegiatan meninjau proses penelitian minyak makan merah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Kampung Baru, Kota Medan. Minyak makan merah disebutkan merupakan inovasi minyak sawit yang berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional dalam membantu pencegahan stunting atau tengkes, kekerdilan pada anak.
”Minyak makan merah ini tidak hanya bisa berfungsi untuk menggoreng, tapi bisa juga untuk suplemen, untuk membantu masyarakat kita (terhindar) dari stunting karena nilai gizi dari minyak makan merah ini sangat besar dibandingkan dengan minyak goreng yang beredar di pasaran,” kata Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Edwin Lubis dalam keterangannya.
Minyak makan merah ini tidak hanya bisa berfungsi untuk menggoreng, tapi bisa juga untuk suplemen, untuk membantu masyarakat kita (terhindar) dari stuntingkarena nilai gizi dari minyak makan merah ini sangat besar dibandingkan dengan minyak goreng yang beredar di pasaran.
Menurut Edwin, keunggulan dari minyak makan merah tersebut terletak pada nilai gizi dan kandungan pro-vitamin A dan E yang lebih tinggi dari minyak goreng pada umumnya. Minyak makan merah menggunakan teknologi sederhana dalam pengolahannya dengan mempertahankan nutrisi di dalamnya. ”Keunggulan dari minyak makan merah ini adalah gizi atau kandungan vitamin A dan vitamin E lebih tinggi karena kita mengutamakan nutrisi dalam pengolahannya,” ujarnya.
Menurut Edwin, produksi minyak makan merah ini dapat dikembangkan oleh koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena nilai investasi yang lebih kecil dibandingkan dengan pabrik minyak goreng komersial. Selain itu, biaya logistik dari produksi minyak makan merah ini juga kecil. ”Ini diharapkan dibangun di sentra atau di daerah-daerah perdesaan sehingga pasti akan lebih murah karena biaya logistiknya bisa dikatakan tidak ada,” ujar Edwin.
Di akhir keterangannya, Edwin menuturkan bahwa edukasi dan sosialisasi tentang manfaat minyak makan merah perlu dilakukan kepada masyarakat karena adanya perbedaan warna dengan minyak goreng pada umumnya. Ia pun meminta dukungan semua pemangku kepentingan untuk membantu menyosialisasikan produk inovasi yang dapat menjadi salah satu solusi dalam pemenuhan gizi bagi masyarakat Indonesia.
Hadir mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Sebelumnya, melalui rilis Hubungan Masyarakat Kementerian Koperasi dan UKM pada 1 Juli 2022, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan bahwa saat ini pihaknya sedang menginisiasi pilot project (proyek percontohan) program Hilirisasi Produk Sawit Rakyat melalui inovasi minyak makan merah sebagai produk fungsional pangan dan nonpangan melalui koperasi.
Teknologi produksi sederhana digunakan dalam program tersebut untuk mengolah CPO (minyak sawit mentah), hingga dapat menghasilkan produk akhir berupa minyak makan merah yang lebih sehat dari minyak goreng komersial karena mempertahankan fitonutrien-nya, yakni vitamin A, vitamin E, dan squalene. ”Bahkan dapat mengatasi gizi buruk atau stunting pada anak serta produk sampingannya dapat dikembangkan menjadi bahan baku kosmetik dan sabun,” kata Teten.
Terkait hal tersebut, Teten menuturkan, strategi yang dilakukan ialah pendampingan kelembagaan koperasi. Selain itu, juga perluasan akses pembiayaan untuk koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (LPDB-KUMKM) sebagai modal kerja, berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk modal investasi, dan BRI dengan skema KUR Klaster bagi kelompok petani.
Adanya inovasi minyak makan merah ini akan mewujudkan kemandirian sawit rakyat melalui hilirisasi produksi sawit dari tandan buah sawit (TBS) ke CPO, dan dari CPO ke minyak makan merah oleh koperasi untuk meningkatkan nilai tambah petani sawit.
Selanjutnya, bersama Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Kota Medan, telah dilaksanakan pilot plant teknologi minyak makan merah. Demikian pula pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) produk baru minyak makan merah oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), serta piloting pengembangan minyak makan merah oleh koperasi di enam provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.
Menurut Teten, adanya inovasi minyak makan merah ini akan mewujudkan kemandirian sawit rakyat melalui hilirisasi produksi sawit dari tandan buah sawit (TBS) ke CPO, dan dari CPO ke minyak makan merah oleh koperasi untuk meningkatkan nilai tambah petani sawit. Ada harapan inisiasi ini dapat berjalan dengan baik karena tahapannya diawali dengan inovasi, kemudian terbangun kolaborasi, dan selanjutnya ada akselerasi dari berbagai pihak.