Konsumsi Alpukat Tiap Hari Terbukti Menurunkan Kolesterol Jahat
Konsumsi alpukat tiap hari terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol tidak sehat. Konsumsi alpukat juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular.
Oleh
AHMAD ARIF
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mengonsumsi satu alpukat sehari selama enam bulan ditemukan tidak berpengaruh pada lemak perut, lemak hati, atau lingkar pinggang pada orang dengan kondisi kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, hal itu bisa berdampak menurunkan kadar kolesterol tidak sehat.
Temuan ini dilaporkan di Journal of the American Hearth Association, Selasa (5/7/2022). Penelitian dilakukan tim dari Universitas Loma Linda, Universitas Tufts, dan UCLA dengan dukungan koordinasi dari Universitas Wake Forest.
Dalam penelitian ini, tim peneliti melakukan percobaan enam bulan dengan melibatkan lebih dari 1.000 peserta yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Setengah dari mereka diinstruksikan untuk makan alpukat setiap hari sementara setengah lainnya melanjutkan diet biasa mereka dan disuruh membatasi konsumsi alpukat mereka. Lemak di perut dan sekitar organ lain diukur secara tepat menggunakan MRI sebelum dan di akhir penelitian.
”Sementara satu alpukat sehari tidak menyebabkan perbaikan yang signifikan secara klinis pada lemak perut dan faktor risiko kardiometabolik lainnya, mengonsumsi satu alpukat sehari tidak mengakibatkan penambahan berat badan,” kata Joan Sabaté, profesor di Loma Linda University School of Public Health. ”Ini positif karena makan kalori ekstra dari alpukat tidak berdampak pada berat badan atau lemak perut, dan sedikit menurunkan total dan kolesterol LDL,” tambahnya.
Mereka juga menemukan bahwa alpukat setiap hari menghasilkan penurunan kolesterol total 2,9 miligram per desiliter (mg/dL) dan kolesterol LDL menurun 2,5 mg/dL.
Para peneliti mengatakan bahwa di masa depan, mereka akan terus menganalisis data dari penelitian. Misalnya, peserta tidak diinstruksikan tentang cara makan alpukat mereka setiap hari, dan penelitian di masa depan dapat menyelidiki bagaimana peserta memasukkan alpukat ke dalam makanan mereka serta apakah ada perbedaan dalam hasil yang diamati berdasarkan cara peserta makan alpukat.
Dalam uji coba secara acak, tim peneliti juga menemukan bahwa peserta yang makan alpukat memiliki kualitas makanan yang lebih baik selama masa studi. ”Meskipun alpukat tidak memengaruhi lemak perut atau penambahan berat badan, penelitian ini masih memberikan bukti bahwa alpukat dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk diet seimbang,” kata Penny Kris-Etherton, profesor ilmu gizi dari Pennsylvania State University, yang terlibat dalam kajian ini.
Temuan ini menunjukkan, memasukkan alpukat dalam pola makan per hari tidak menyebabkan penambahan berat badan dan juga menyebabkan sedikit penurunan kolesterol LDL, yang semuanya merupakan temuan penting untuk kesehatan yang lebih baik.
Makan kalori ekstra dari alpukat tidak berdampak pada berat badan atau lemak perut, dan sedikit menurunkan total dan kolesterol LDL.
Kristina Petersen, asisten profesor ilmu gizi di Texas Tech University yang terlibat dalam kajian, mengatakan, penelitian ini juga menemukan bahwa makan alpukat setiap hari meningkatkan kualitas keseluruhan diet peserta dengan delapan poin pada skala 100 poin.
”Kepatuhan terhadap Pedoman Diet untuk Orang Amerika umumnya buruk di AS, dan temuan kami menunjukkan bahwa makan alpukat per hari secara substansial dapat meningkatkan kualitas diet secara keseluruhan,” kata Petersen. Ini penting karena kualitas diet yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah dari beberapa penyakit termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.
Temuan terbaru ini menguatkan kajian-kajian sebelumnya tentang manfaat alpukat bagi kesehatan. Publikasi di American Heart Association pada 30 Maret 2022 menunjukkan, makan dua atau lebih porsi alpukat setiap minggu dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular.
Alpukat diketahui mengandung serat makanan, lemak tak jenuh terutama lemak tak jenuh tunggal (lemak sehat) dan komponen menguntungkan lainnya yang telah dikaitkan dengan kesehatan kardiovaskular yang baik. Uji klinis sebelumnya menemukan alpukat memiliki dampak positif pada faktor risiko kardiovaskular termasuk kolesterol tinggi.
”Studi kami memberikan bukti lebih lanjut bahwa asupan lemak tak jenuh yang bersumber dari tumbuhan dapat meningkatkan kualitas diet dan merupakan komponen penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular,” kata Lorena S Pacheco, penulis utama studi tersebut dan seorang peneliti pascadoktoral di departemen nutrisi Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan di Boston.
”Ini adalah temuan yang sangat penting karena konsumsi alpukat telah meningkat tajam di AS dalam 20 tahun terakhir, menurut data dari Departemen Pertanian AS,” ujarnya.
Dalam penelitian ini, tim peneliti mengikuti lebih dari 68.780 wanita (usia 30-55 tahun) dari Nurses’ Health Study dan lebih dari 41.700 pria (usia 40-75 tahun) dari Health Professionals Follow-up Study selama 30 tahun. Semua peserta penelitian bebas dari kanker, penyakit jantung koroner, dan stroke pada awal penelitian dan tinggal di Amerika Serikat.
Para peneliti mendokumentasikan 9.185 kejadian penyakit jantung koroner dan 5.290 stroke selama lebih dari 30 tahun masa tindak lanjut. Peneliti menilai diet peserta menggunakan kuesioner frekuensi makanan yang diberikan pada awal penelitian dan kemudian setiap empat tahun. Mereka menghitung asupan alpukat dari item kuesioner yang menanyakan jumlah dan frekuensi yang dikonsumsi. Satu porsi setara dengan setengah alpukat atau setengah cangkir alpukat.
Hasilnya ditemukan, setelah mempertimbangkan berbagai faktor risiko kardiovaskular dan diet secara keseluruhan, peserta studi yang makan setidaknya dua porsi alpukat setiap minggu memiliki risiko 16 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan 21 persen lebih rendah risiko penyakit jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah atau jarang makan alpukat.
Berdasarkan pemodelan statistik, mengganti setengah porsi harian margarin, mentega, telur, yogurt, keju, atau daging olahan seperti bacon dengan jumlah alpukat yang sama dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular 16 persen hingga 22 persen lebih rendah. Peneliti juga menemukan, tidak ada hubungan signifikan yang dicatat dalam kaitannya dengan risiko stroke dan berapa banyak alpukat yang dimakan.