Batavia Madrigal Singers asal Indonesia Menjuarai Kompetisi Paduan Suara Tertua di Dunia
Paduan suara asal Indonesia, Batavia Madrigal Singers (BMS), menjuarai European Grand Prix (EGP) for Choral Singing 2022 di Tours, Perancis. Ajang ini merupakan kompetisi paduan suara tertua di dunia.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Paduan suara asal Indonesia, Batavia Madrigal Singers (BMS), menjuarai European Grand Prix (EGP) for Choral Singing 2022 di Tours, Perancis. Pada kompetisi paduan suara tertua di dunia itu, BMS mengungguli peserta asal Indonesia lainnya, yaitu Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjajaran, dan dua kontestan asal Latvia.
Pengumuman pemenang EGP ke-31 tersebut dilakukan pada Sabtu (18/6/2022) pukul 23.00 waktu Perancis atau Minggu pukul 04.00 WIB. Kemenangan ini diraih BMS setelah menunggu dua tahun. Sebab, kompetisi yang seharusnya digelar pada 2020 itu tertunda karena pandemi Covid-19.
”Saya mewakili BMS mengucapkan syukur kepada Tuhan dan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mempersiapkan kami sehingga menjadi juara. Kami sangat bangga dan bahagia walaupun ajang ini sempat ditunda dua tahun karena pandemi,” ujar pendiri dan Direktur BMS Avip Priatna melalui keterangan tertulis, Minggu sore.
Pada EGP tahun ini, masing-masing finalis membawakan karya dari tiga zaman dengan durasi 22–26 menit. Ketiga zaman yang dimaksud adalah renaisans, zaman romantik abad ke-19, serta zaman modern pada abad ke-20 dan ke-2.
BMS tampil dengan diperkuat 44 penyanyi dan seorang pianis yang dikonduktori Avip. Mereka membawakan enam lagu, yaitu Paroles Contre L’oubli karya Thierry Machuel, Deus in Auditorium Meum Intende (Juan Gutiérrez de Padilla), Love’s Tempest (Edward Elgar), Stabat Mater (József Karai), Der Frühlingswind (Toyotaka Tsuchida), dan Hentakan Jiwa (Ken Steven).
Penampilan para finalis dinilai tujuh juri dari sejumlah negara. Mereka adalah Brady Allred, konduktor dari Salt Lake City, Amerika Serikat; Martina Batič (Slovenia); Roland Hayrabedian (Perancis); Simon Kim Phipps (Inggris); Mikael Wedar (Swedia); dan Adrian Pop (Romania).
Keterbatasan pertemuan fisik akibat pandemi menjadi tantangan BMS dalam berlatih. Avip dan anggota tim mengatasi hal itu dengan menggelar konser secara daring sehingga tetap dapat memantau perkembangan setiap penyanyi.
BMS merupakan bagian dari The Resonanz Music. Pada 2018, kelompok paduan suara anak The Resonanz Children Choir (TRCC) berhasil menjuarai EGP yang berlangsung di Kota Maribor, Slovenia.
”Setelah pertandingan ini, BMS akan selalu memberikan performa-performa terbaiknya, bukan saja di setiap pertunjukan, melainkan juga membawa nama harum Indonesia di setiap kompetisi ternama internasional yang kami ikuti,” katanya.
EGP digelar sejak 1989. Kompetisi tahun ini mempertandingkan juara umum dari enam kompetisi paling bergengsi di Eropa, yaitu Concorso Polifónico Guido d'Arezzo (International Guido d'Arezzo Polyphonic Contest) di Arezzo, Italy; Béla Bartók International Choir Competition di Debrecen, Hongaria; International Choral Competition Gallus Maribor di Maribor, Slovenia; Certamen Coral de Tolosa (Tolosa Choral Competition) di Tolosa, Spanyol; Florilège Vocal de Tours (Tours Vocal Competition) di Tours, Perancis; dan International May Choir Competition ”Prof G Dimitrov” di kota Varna, Bulgaria.
BMS menjadi juara umum pada Certamen Coral de Tolosa 2019 sehingga berhak tampil dalam EGP. Di Tolosa, paduan suara ini juga meraih dua gelar juara 1 kategori Polyphony dan Basque and Popular Music, serta memperoleh penghargaan favorit penonton.
Keterbatasan pertemuan fisik akibat pandemi menjadi tantangan BMS dalam berlatih. Avip dan anggota tim mengatasi hal itu dengan menggelar konser secara daring sehingga tetap dapat memantau perkembangan setiap penyanyi.
”Hal ini justru menjadi keuntungan tersendiri karena bisa mengenal suara anak-anak (anggota paduan suara) itu lebih jauh. Alhasil, terlihat siapa yang potensial untuk diajak,” ujarnya pada 7 Juni lalu sebelum bertolak ke Perancis.
Anggota BMS berasal dari beragam latar belakang, mulai dari mahasiswa, guru, dokter, karyawan swasta, dan pegawai negeri sipil. Agnatasha T Putri Siahaan, penyanyi suara sopran di BMS, mengatakan, setiap anggota tim berlatih keras dan berjuang untuk memberikan penampilan terbaik dalam EGP. Meskipun sempat terkendala pandemi pada 2020, latihan tetap intens dilakukan secara daring.
”Dengan latihan secara online, kami jadi bisa mempelajari suara satu sama lain secara lebih detail karena diulang-ulang. Ketika bertemu dan latihan bersama langsung nyambung karena proses latihannya memang sudah cukup lama,” ujarnya.