TRCC Indonesia Kor Terbaik Dunia
Paduan suara anak asal Indonesia, The Resonanz Children’s Choir, mengukir sejarah dengan menyabet juara pertama European Grand Prix in Choral Singing, mengalahkan empat jawara paduan suara di Eropa.
JAKARTA,KOMPAS — Setelah sukses menyabet juara umum pada ajang 49th Tolosa Choral Contest di kota Tolosa, Spanyol, pada 2017, paduan suara anak The Resonanz Children’s Choir pimpinan Avip Priatna menyempurnakan kemenangan dengan menjuarai final European Grand Prix in Choral Singing di Maribor, Slovenia, Sabtu (21/4/2018).
Kemenangan ini mengukir sejarah baru karena inilah pertama kalinya paduan suara Indonesia menjadi juara European Grand Prix, ajang kompetisi paduan suara tersulit di dunia yang telah berlangsung selama 30 tahun.
European Grand Prix (EGP) in Choral Singing merupakan acara yang mempertandingkan para juara umum dari lima kompetisi paduan suara paling disegani di Eropa. Dalam kompetisi ini, TRCC yang menjadi juara umum 2017 dari kompetisi Tolosa Choral Contest akhirnya dipertemukan dengan empat paduan suara yang menjuarai kompetisi paduan suara lainnya di Eropa.
Empat paduan suara tersebut adalah Allmänna Sången dari Swedia (juara umum International Choral Competition Gallus Maribor di Slovenia), Coro Musicanova dari Roma, Italia (juara umum Florilège Vocal de Tours, di Perancis), The Stockholms Musikgymnasium Chamber Choir dari Swedia (juara umum International May Choir Competition di Bulgaria), dan Beijing Philharmonic Choir dari China (juara umum Concorso Polifónico Guido d’Arezzo di Italia).
”Melalui suara dan talenta yang dikaruniakan Allah kepada anak-anak ajaib TRCC, Piala EGP 2018 dapat diboyong ke tanah air tercinta,” kata Avip Priatna dari Maribor.
Pada babak final EGP di Maribor, TRCC tampil membawakan tujuh karya, yaitu ”Ad Amore” karya Lee R Kesselman, ”Duo Seraphim” karya Thomas Luis de Victoria, ”Der Wassermann” karya Robert Schumann, ”Salve Regina” karya komposer Indonesia, Ivan Yohan, ”Steal Away” Arr Gwyneth Walker, ”137 Hip Street” karya komposer Indonesia, Fero Aldiansya Stefanus (b.1988), dan lagu tradisional Bali berjudul ”Janger” yang diaransemen Agustinus Bambang Jusana.
Seperti penampilan-penampilan mereka sebelumnya, TRCC yang terdiri atas 44 penyanyi anak-anak itu tampil dengan koreografi apik, lengkap dengan kostum mereka yang selalu bernuansa pakaian Nusantara.
Persis setelah mereka menjuarai 49th Tolosa Choral Contest November 2017, TRCC langsung menggelar latihan intensif selama lima bulan. ”Kami berlatih dua kali seminggu dengan waktu latihan sekitar 2,5 jam,” kata Luciana Oendoen, salah satu anggota tim pelatih TRCC.
Kekuatan vokal dan koreografi
Saat menyanyikan lagu daerah Bali ”Janger” yang diaransemen Agustinus Bambang Jusana, anak-anak TRCC tampil bersemangat dengan vokal prima sembari menyuguhkan koreografi-koreografi harmonis khas tarian Bali arahan koreografer Nyoman Trianawati. Mereka mengenakan kostum baju Bali bernuansa putih keemasan.
Salah satu keunggulan yang menonjol dari TRCC terletak pada kekuatan vokal serta koreografi. Produksi suara mereka yang kuat dan solid tetap terjaga meski mereka harus menari dan melakukan gerakan-gerakan serempak.
”Para juri sangat terkesan melihat koreografi anak-anak. Meski memperagakan koreografi yang sulit, mereka tetap mampu memproduksi suara yang berkualitas,” papar Project Manager TRCC Dani Dumadi.
Direktur Musik The Resonanz Music Studio sekaligus konduktor TRCC Avip Priatna sangat bersyukur, untuk kesekian kalinya TRCC kembali mengharumkan nama Indonesia di kompetisi paduan suara dunia.
”Prestasi ini menunjukkan kepada dunia bahwa paduan suara Indonesia tidak hanya mampu menampilkan karya asal Indonesia saja, tetapi juga mampu menginterpretasikan karya-karya komposer dunia. Ini merupakan buah dari kerja keras anggota TRCC yang mau menyediakan waktu untuk latihan, tak hanya di antara kegiatan sekolah mereka dan bahkan di akhir pekan,” tuturnya.
Beberapa paduan suara Indonesia dalam belasan tahun terakhir ini pernah bertanding dalam kelima lomba paduan suara yang tergabung dalam EGP, tetapi baru dua kor Indonesia yang berhasil lolos ke final EGP. Kedua kor itu adalah Batavia Madrigal Singers (BMS) dan TRCC, keduanya dipimpin oleh Avip Priatna.
BMS sudah beberapa kali mencoba menembus EGP melalui beberapa jalan—Tolosa, Florilege, Arezzo, dan Maribor—dan baru berhasil pada lomba di Tolosa 2016. Namun, di final EGP 2017, BMS belum berhasil mewujudkan impian lamanya. Phillipine Madrigal Singers merupakan paduan suara di Asia yang pernah dua kali memboyong Piala EGP.
Rutin menyabet juara
TRCC merupakan paduan suara anak-anak berumur 9-17 tahun di bawah asuhan Avip. Setiap tahun, TRCC rutin menyabet gelar juara di berbagai ajang kompetisi internasional paduan suara.
Tahun 2012, TRCC menyabet medali emas, memenangi kategori paduan suara anak-anak pada ajang Bali International Choir Competition di Bali, kemudian pada 2013 terpilih sebagai paduan suara anak-anak terbaik pada Hong Kong International Youth and Children’s Choir Festival, Hong Kong.
Pada 2014, TRCC kembali menyabet sejumlah penghargaan pada 10th Cantemus International Choral Festival, Nyíregyháza, Hongaria, demikian pula pada 2015 di ajang Golden Gate International Choral Festival di San Francisco, Amerika Serikat.
Dua tahun lalu, TRCC tampil sebagai juara umum atau Winner of Grand Prix di ajang Claudio Monteverdi Choral Competition 2016 di Venesia, Italia. Selang setahun, TRCC kembali lolos sebagai juara umum pada kompetisi paduan suara internasional Musica Eterna Roma International Festival & Competition 2017 di Roma, Italia, Juli 2017. Empat bulan kemudian, lagi-lagi TRCC menyabet juara umum pada ajang 49th Tolosa Choral Contest yang digelar November 2017 di kota Tolosa, Spanyol.