Cuaca di Mekkah dan Madinah, Arab Saudi, saat ini panas, sekitar 40 derajat celsius. Jemaah haji Indonesia diimbau untuk menyiapkan fisik agar tahan menghadapi perubahan cuaca ekstrem.
Oleh
ILHAM KHOIRI
·4 menit baca
MEKKAH, KOMPAS — Cuaca di Madinah dan Mekkah, Arab Saudi, saat panas sekitar 40 derajat celsius. Jemaah haji, baik yang sudah tiba di Madinah maupun yang akan berangkat dari Tanah Air, diharapkan menyiapkan kondisi fisik sebaik mungkin untuk menghadapi perubahan cuaca ekstrem. Jemaah juga diminta membawa peralatan untuk menahan panas, seperti pelembab kulit, semprotan air, dan handuk kecil basah untuk mengusap wajah.
Dilaporkan oleh wartawan Kompas, Ilham Khoiri, yang tiba di Mekkah pada Jumat (10/6/2022) subuh, suhu udara di kota itu sekitar 30 derajat celsius pada pagi hari, hampir sama dengan Jakarta. Namun, pada siang hari, suhu memanas menjadi sekitar 40 derajat celsius. Pada puncak terik di ruangan terbuka, temperatur mencapai 45 derajat celsius.
Cuaca ekstrem itu terjadi karena haji tahun ini berlangsung pada musim panas. Menurut penjelasan Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi (sebagaimana disampaikan oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta saat persiapan haji), pada saat wukuf di Arafah, awal Juli 2022, diperkirakan suhu udara bisa mencapai 50 derajat celsius.
Pemantauan di sekitar Kabah di Masjidil Haram, meski panas pada siang hari, jemaah yang menjalani umrah terus melakukan tawaf atau mengelilingi Kabah sambil berdoa. Selesai tawaf, mereka bergeser ke jalur Safa dan Marwah untuk menjalani sai di area dengan atap tertutup. Setelah itu, jemaah menjalankan amalan lain, seperti shalat atau berdoa di area selasar Masjidil Haram yang terhubung dengan Kabah.
Dengan cuaca panas di Mekkah dan Madinah seperti itu, jemaah haji yang tiba di Madinah atau sedang bersiap berangkat ke Arab Saudi diimbau menjaga kesehatan agar dapat menghadapi perubahan cuaca ekstrem. Mereka hendaknya membawa peralatan peredam panas, seperti semprotan air, pelembab kulit, dan lap yang dibasahi air.
Fauzan, calon anggota jemaah haji asal Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, mengatakan diimbau untuk bersiap menghadapi cuaca ekstrem di Mekkah dan Madinah. Saat ini, dia menjaga kondisi badan dengan berolahraga dan minum vitamin rutin. Dia menyiapkan vitamin A, vitamin B, vitamin C, madu, masker, topi, dan kacamata untuk dibawa saat terbang ke Tanah Suci.
Fauzan dijadwalkan diterbangkan dalam kelompok terbang (kloter) 12 dari Embarkasi Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (11/6/2022).
Dari Jakarta, Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Pusat Akhmad Fauzin mengungkapkan, setiap anggota jemaah haji asal Indonesia dibekali gelang identitas yang ada sejak penyelenggaraan haji tahun 1995. Gelang itu menjadi ciri khas jemaah haji Indonesia sekaligus untuk sarana pelayanan saat jemaah memerlukan bantuan ketika menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.
”Seluruh jemaah agar memakai gelang identitas itu sejak diterima sampai kembali ke rumah masing-masing di Tanah Air. Jangan hanya disimpan karena takut hilang,” kata Fauzin saat memberikan keterangan pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat.
Gelang identitas memuat informasi penting terkait jemaah: data asal embarkasi, tahun keberangkatan, nomor kloter, nama anggota jemaah, dan nomor paspor. Ada juga tulisan berbahasa Arab ”al hajjul Indonesiyyi” dan bendera Merah Putih sebagai penanda jemaah berasal dari Indonesia. Dengan data itu, gelang harus dijaga dan tak boleh ditukarkan dengan milik orang lain.
”Gelang memudahkan berbagai pihak untuk mengidentifikasi jemaah ketika terpisah atau lupa arah jalan ke pemondokan,” kata Fauzin, yang juga menjabat Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Agama.
Hingga kini, 14.757 anggota jemaah sudah tiba di Madinah. Untuk pemberangkatan pada hari keenam, ada delapan kloter dari lima embarkasi dengan total 3.226 anggota jemaah. Mereka terbang dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede (1 kloter, 393 orang), Jakarta Bekasi (2 kloter, 820 orang), Padang (1 kloter, 393 orang), Solo (2 kloter, 720 orang), dan Surabaya (2 kloter, 900 orang).
Pandemi
Penyelenggaraan haji tahun 1443 Hijriah atau 2022 Masehi adalah yang pertama pascapandemi Covid-19 yang membuka partisipasi jemaah internasional. Dua tahun sebelumnya, tahun 2020 dan 2022, penyelenggaraan haji dibatasi untuk jemaah dari dalam negeri Arab Saudi. Kali ini, pembukaan haji untuk jemaah internasional disertai persyaratan setiap anggota jemaah negatif tes PCR 72 jam sebelum keberangkatan, mendapat vaksin lengkap, dan berusia di bawah 65 tahun.
Semua persyaratan itu dicek oleh petugas imigrasi sebagaimana dipantau Kompas di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kamis sekitar pukul 23.50. Setiap petugas haji yang keluar dari pesawat diminta menunjukkan sertifikat vaksin dan dicek data pribadinya.